Sesaat adalah Abadi

87 8 0
                                    


sebuah hadiah berbalut kertas warna biru laut, dimahkotai pita seputih salju telah ada di atas meja belajarku.

isinya tak penting, segenap hati yang menyertainyalah yang ingin tersampaikan.

padamu kaze senpai...

setidaknya yang hadiah ini inginkan bukan berakhir di ruang gelap yang kerap kali disebut tempat sampah.

setidaknya jikalaupun begitu, hadiah ini sudah merasakan hangatnya sentuhan telapak tangan senpai.

setidaknya aku harus coba menyampaikannya.

***

kamis, 5 oktober hari bertambahnya usia senpai.

hari ini.

kemarin kak hana sudah menyiapkan syal rajutannya tuk diberikan pada senpai.
indah dan penuh kasih sayang nampaknya syal itu.

aku... tak mau kalah.

***


mata dan gerak-gerik senpai nampak terkejut saat ia melihatku berdiri di depannya.

melihat masa lalu.

"kaede?..."

suara lembut tapi bijaksana itu yang memanggil namaku sekali lagi hampir menciptakan hujan di pipi ini.

akupun mengumpulkan keberanian untuk berucap di depannya sekali lagi, setelah sekian lamanya.

"kaze senpai... lama tak jumpa...".

aku...

benar-benar....

sungguh... sangat...

merindukanmu...

"aku... tak tau bahwa kau masuk ke sekolah ini...".

"apa kabar?". lanjut senpai menjalankan formalitas sebuah pertemuan kembali.

"aku... baik senpai..."

bohong.

kata yang terucap dari bibirku sangat mendustai hati ini.

demi kau...

"jadi... ada perlu apa kaede?". ujarnya seperti tak ada yang pernah terjadi.

aku segera melupakan kesedihan yang lalu dan memampangkan senyum terindah di wajahku seraya berkata.

"selamat ulang tahun kaze senpai".

tanganku yang agak gemetar itu menyerahkan segenap rasa lewat perantara hadiah ulang tahun yang kurasa bisa dianggap wajar saat ini.

senpai hanya menatapnya, ia menghela nafas dan berkata.

"kaede... aku tak bisa menerima perasaanmu. tidak dulu, sekarang maupun nanti". ujarnya sambil hampir berlalu meninggalkanku.

"SETIDAKNYA!!!..." diriku yang agak berteriak berhasil membuatnya menoleh melihatku lagi.
aku masih tertunduk dengan tangan yang masih menjulurkan hadiah tersebut kearah senpai.

"setidaknya... tolong terimalah hadiah dariku ini... kumohon".
aku berusaha mengangkat kepalaku untuk melihat wajah senpai.

membasahi tenggorokanku yang bahkan tidak kering itu. menghela nafas seraya berkata.

"ini... hadiah terakhirku... aku tak akan mengganggumu lagi, aku akan benar-benar menyerah setelah ini...".

pada akhirnya kaze senpai menerima hadiahku itu.
aku yang masih tertunduk, menahan tangis sebisa mungkin, mengucapkan kata terakhirku pada senpai.

"terimakasih banyak sudah menghiasi hari-hariku yang lalu... selamat tinggal senpai."

air mataku tak dapat terbendung lagi saat senpai mengusap kepalaku yang masih tertunduk itu, dan... ia pun pergi.

***

sudah 1 bulan semenjak kejadian itu,
aku sudah lama juga tidak menemui kak hana.

aku takut.

aku merasa bersalah.

tiba-tiba kak hana memberiku sebuah pesan untuk menemuinya.

aku kan pergi, tapi mungkin ini yang terakhir.


kak hana bercerita padaku bahwa sebentar lagi ulang tahunnya, dan ia merasa ada yang aneh pada kaze senpai.

diriku rasanya ingin pergi berlari ketika kak hana mulai membahas tentang senpai lagi.

tapi hatiku ingin tetap tinggal.

"kaze-kun belakangan ini aneh de kae...".

de kae adalah panggilan kak hana untukku.

dan lagi, akupun penasaran dan bertanya lebih lanjut.

"ada apa dengan kak kaze memangnya?"

"dia belakangan ini keluar dari semua ekstra kulikuler yang ia ikuti, iapun bahkan menyerahkan jabatannya sebagai ketua pelaksana suatu acara di sekolah. mungkin sebentar lagi memang hari ultah kaka, tapi masa dia sampe segitunya de?".

akupun sebagai teman curhat kak hana berusaha menyemangatinya.

"mungkin kak kaze telah menyiapkan kejutan besar untuk kaka, positif thinking aja kak!"

akhirnya kak hana pun terlepas dari rasa gelisahnya dan nampaknya ia sudah lega telah menceritakan isi hatinya pada seseorang.

akupun senang karena bisa bermanfaat untuk yang terakhir kalinya bagi kak hana.

kamipun berpisah dan kata perpisahan sederhana yang ku ucapkan ke kak hana,

menjadi sangat bermakna.








jika nama orang ditambah -kun dibelakangnya, itu artinya ia sudah akrab dengan laki-laki tersebut dan itu sebutan untuk seorang pria. jika ditambahkan pada seorang wanita, itu artinya perempuan tersebut dihormati.


















Hatiku Selembar DaunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang