chapter 1

134 5 0
                                    


"Grieving For People Who Do not Love We That Are Stupid Things"
.
.
.
.
.
Plastic memories
By
Evita Redinda

Warning : Typo/gaje/gak nyambung /aneh ,dll

Dont like don't read

Pertemuan pertama ~

Rintiknya yang merdu,bak dentingan gelas-gelas kaca yang sengaja di simfonikan ..
membawa jauh lamunanku malam ini..
bersama angin yang semilir lembut,menyentuh relung ..
dan tetes-tetes bening menyejukkan..
indah lamunanku bersamamu ..
bila saja kau hadir disini ..
akan kuceritakan hujan,akan kuceritakan bintang,dan akan kuceritakan cinta ..
dalam peluk dan sentuhku ..
hujan,sampaikan padanya ..
"kau yang terindah, kau yang kurindu" .. -Dinda

Entahlah kenapa aku selalu menyukai hujan, menurutku hujan itu bisa membawa kesejukan bagi alam dan bagiku,, hujan,, bisa membuatku melupakan segala masalahku hanya dengan melihat tetesan air,,,
Satu hal yang aku suka dari hujan, dia akan kembali lagi dan lagi meski dia tau betapa sakitnya terjatuh.

"Ehem" suara seseorang

Sontak aku langsung membuka mataku dan melihat siapa yang mengganggu ritual indahku ini (?)

"Apa yang kau lakukan? " tanyanya

"Menikmati hujan" jawabku singkat

"Menikmati hujan? Apa yang bisa dinikmati dari hujan" katanya datar

"Hhhh,lebih baik kau duduk terlebih dahulu sebelum bertanya tuan -,-" kataku

Krekk

Pemuda itu menarik kursi di depanku

"Pekenalkan aku Dava, namamu? "

"Emh, aku Dinda" kata ku

"Kau belum menjawab pertanyaanku tadi"

"Ah iya, karena aku menyukai hujan, jadi aku menikmati setiap tetes air hujan itu, memangnya kenapa? " tanyaku

"Tak apa"

"Kau sendiri untuk apa kesini?" tanyaku

"Bukan urusanmu"

"-,-"

'Manusia macam apa dia ini, semua pertanyaanya ku jawab, sedangkan aku yang bertanya dia justru berkata "bukan urusanmu" berbicara dengannya sama dengan berbicara pada tembok, ekspresi wajahnya sangat datar -,-' kesalku dalam hati

" baiklah aku pamit dulu, hari sudah mau sore, sampai jumpa " pamitku

"Sampai jumpa"

Setelah aku membayar makanan yang aku pesan,aku langsung meninggalkan cafe favoritku itu .
Karena hari sudah hampir petang, aku harus cepat balik ke rumah, jika tidak maka kakak tersayangku akan memakanku hidup-hidup -,-.

Cklek

Langsung ku langkahkan kakiku menuju dapur dan segera memasak makan malam untukku dan kakakku.

"Kiya,Maaf kakak pulang telat, kau tau kan di luar sedang hujan deras"

"Iya kak tak apa, lebih baik sekarang kakak ganti baju sebelum kakak masuk angin" kataku

"Tumben sekali kau perhatian kepada kakakmu ini" kata kakakku

"Tuh kan, kak aryo giliran Dinda perhatian malah di bilang tumben, ku bunuh kau kak -,-" kataku kesal

Plastic Memories Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang