Chapter 1: "Penyergapan"

1.6K 91 32
                                    

*Violet bisa menjadi readers atau OC, tergantung kalian yang memilih*

CERITA MENGANDUNG KEKERASAN, MOHON TIDAK DITIRU.

---------------------------

Cermin besar di depan sana memantulkan rupa tubuhku. Dalam pantulan itu tampak mata sembabku karena tangisan yang membludak sekitar satu jam yang lalu. Apa penyebabku menangis? Ya, karenanya. Itu semua karena dirinya yang pergi meninggalkanku begitu saja. Hingga kini aku hanya bisa bertanya-tanya dalam hati teganya dia meninggalkanku tanpa pamit. Sepertinya aku salah, akulah yang tega karena tidak merelakannya pergi. Dia telah pergi sekitar tiga hari yang lalu pukul 7 malam. Sejak hari itu setiap pukul 7 malam air selalu menggenangi mataku kemudian tumpah dengan sendirinya. Kejadian itu masih membekas jelas di hati yang rapuh ini.

"Kenapa begini?" tanyaku pada diri-sendiri di depan cermin.

Kenangan lama yang indah terputar di ingatan. Tiga hari yang lalu sebelum ia meninggal, Kris menghubungiku.

"Sayang, apa kau sibuk hari ini?" tanya Kris.
"Tidak, memangnya kenapa?" aku bertanya balik.

"Ayo pergi ke luar!"
"Tunggu, ke mana maksudmu?" aku bingung.
"Ke mana saja yang penting kita bersama..."

Tepat di atas kepala sang surya melayang. Kris datang menjemput dengan mobilnya cukup mahal -ia memiliki toko, dan sekarang sudah lumayan sukses, jadi bisa dibilang uangnya cukup banyak-. Entah ke mana destinasi kami kali ini, yang penting bepergian bersama. Beberapa tempat kami kunjungi, jumlahnya bisa terhitung jari. Pertemuan hari ini terasa lebih menyenangkan dari biasanya, Kris pun sangat perhatian padaku. Sore harinya menjelang malam, jalan-jalan dicukupkan sekian. Pria ini harus mengurusi tokonya dulu. Tidak hanya itu, aku juga dapat kasus baru tanpa diduga-duga. Berat hati kami harus berpisah.

Kembali ke masa sekarang...

Ponsel tiba-tiba berdering menandakan seseorang menghubungiku. Siapa yang menghubungiku malam-malam begini? Setelah kuangkat ternyata itu dari rekan kerjaku, Jin. Baru teringat kalau malam ini ada urusan yang harus diselesaikan. Aku segera bersiap-siap membawa barang-barang yang diperlukan. Jika ini sudah masuk waktu kerja, aku harus profesional dengan meninggalkan masalah-masalah pribadi yang bersarang di kepalaku. Hanya ada satu hal yang harus kupikirkan, yaitu kasus yang sedang aku tangani sekarang.

Namaku Violet, seorang detektif di kepolisian. Walau menjadi seorang detektif itu sangat berat, tapi aku menikmati pekerjaan yang satu ini. Terdapat banyak tantangan di setiap kasus yang kutangani. Bahkan aku pernah hampir mati di tangan si pelaku, untunglah ada lelaki bernama Kris yang menjadi penyelamat. Kris, salah satu orang yang paling berharga dalam hidupku hingga sekarang. Baru dua minggu yang lalu kami melangsungkan pertunangan, tapi harus berpisah beberapa hari setelahnya. Tiga hari yang lalu aku mendapat kabar Kris meninggal.

Kendaraan roda empat membawaku ke tempat yang dituju. Tempat tersebut adalah kantor sebuah perusahaan besar. Sayangnya ada kasus yang menyangkut orang kantor itu. Malam ini rencananya kami akan melakukan penangkapan. Masalah ini hampir selesai, tapi sepertinya ada kendala lain.

"Si CEO itu belum juga keluar! Ini 'kan sudah lewat dari jam pulang kantor biasanya!" keluh Jin yang langsung menghampiriku ketika aku sampai.

"Kenapa bisa begitu?" tanyaku heran.

"Aku dapat kabar dari polisi yang pergi ke atas kalau di atas sana ada yang menyandera beberapa karyawan..." jawabnya.

"Bisa aku bicara dengan polisi itu?"
Jin menggelengkan kepala. Kujawab dia dengan tatapan bingung.

"Dia hilang entah ke mana setelah menyampaikan informasi itu" ujarnya yang juga kebingungan.

Aneh, apa ini ada hubungannya dengan si pelaku? Apa kini dia menyandera anak-anak buahnya?

1 HourTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang