Back to The Waltz

658 66 16
                                    

Disclaimer : Masashi Kishimoto

Back to The Waltz

By Yuki'NF Miharu

Pairing : SasuFemNaru

Untuk Event : Edupad Goes to Broadway

Sub-theme : White in Waltz

Warning! : AU, OOC, typo, miss typo dan masih banyak kekurangan lainnya. Don't Like? Don't Read. Please Leave This Page.

Cerita ini hanyalah untuk kesenangan belaka, tidak dibuat untuk kebutuhkan materil

Enjoy and Hope You Like It!

Tokyo, 2010

Naruto menatap papan pengumuman hasil ujian dengan pandangan tak percaya. Meskipun ia dinyatakan lulus, ternyata peringkatnya sama sekali tidak masuk ke dalam 10 besar, malah jauh sekali dari daftar 10 orang terpintar di angkatannya. Dan nama orang yang ingin ia kalahkan nilainya malah berada di peringkat satu. Menyebalkan sekali, pikirnya.

"Hmm... peringkat 50 dari 200 siswa. Kau pintar, Naruto."

Tak perlu menoleh pun Naruto sudah tahu siapa pemilik suara itu. Suranya datar, tapi Naruto tahu, dibalik suara itu ada nada ejekan untuknya. Sasuke Uchiha akan meledeknya kali ini. "Kau meledekku?" Naruto menyeringai tipis sambil menolehkan kepalanya.

"Aku memujimu."

Naruto mendengus pelan. Ia mengambil langkah untuk pergi dari sana ketika beberapa murid di belakangnya mulai berdesak-desakan untuk melihat papan pengumuman dan meninggalkan Sasuke di sana. Namun, Naruto tahu, Sasuke pasti akan mengekor di belakangnya untuk mengatakan sebuah permintaan. Seharusnya ia tidak menyetujui taruhan yang Sasuke katakan waktu itu, karena Sasuke pasti akan meminta sesuatu yang menyebalkan.

"Kau harus menuruti permintaanku." Sasuke tiba-tiba berjalan di samping Naruto sambil memasukkan kedua tangannya ke dalam saku di jas hitam sekolahnya. "Kau tidak boleh lari, Naruto."

Pepatah memang ada benarnya, kau akan menuai apa yang telah kau tabur. Dan Naruto menyesal karena telah menerima taruhan itu. Padahal dia tahu kalau otaknya tidak berbakat di pelajaran sekolah, otaknya hanya mengerti soal seni, tapi bodohnya ia menerima taruhan itu. Naruto, kau memang bodoh, makinya sambil mendengus sebal.

"Baiklah!" Naruto menghentikan langkahnya dan menatap wajah Sasuke. "Apa permintaanmu? Sesuai perjanjian, kau hanya boleh minta satu!"

Sasuke tersenyum tipis, lalu mengalihkan pandangannya ke arah lain. "Kau tahu kan besok itu acara perpisahan?"

"Tentu saja aku tahu." Naruto mengerutkan keningnya, bingung. Sebenarnya apa yang diinginkan sahabat baiknya itu?

"Jadilah pasanganku untuk dansa waltz." Tanpa mengucapkan apa-apa lagi, Sasuke kembali melanjutkan langkahnya dan meninggalkan Naruto yang masih bergeming di tempatnya, seolah perkataannya adalah sebuah perintah yang tak perlu penolakan.

Apa kata Sasuke tadi? Menjadi pasangannya? Acara perpisahan SMA-nya ini mewajibkan tiap kelas untuk memberikan sebuah penampilan apapun dan kebetulan Sasuke yang diminta untuk menampilkan tarian waltz. Sasuke pandai dalam berbagai aspek. Baik akademis maupun non-akademis, lelaki itu bisa segalanya, bahkan tarian waltz yang indah sekalipun. Apakah ia mampu mendampingi Sasuke? Tidak, ia tidak cocok. Tapi, kenapa Sasuke memintanya?

"Seharusnya dia tidak menari dulu. Ligamen lutut yang sudah dioperasi jadi kembali robek. Kali ini, meskipun dioperasi lagi, lututnya tidak dapat sembuh total."

Back to The Waltz [FanFiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang