Prolog

130K 8.3K 483
                                    

Teriakan yang keluar dari bibir tipis Leliana Rahadian Arnault terdengar begitu memilukan, keringat dingin telah membasahi wajah cantiknya.

"Berjuanglah sayang," Bernard  Arnault dengan setia berada di samping istrinya yang kini tengah berjuang untuk melahirkan buah hati mereka yang sudah sangat mereka nanti kehadirannya, "Kau bisa... Aku percaya kau pasti bisa."

Tangisan bayi memenuhi ruang persalinan ketika Leliana telah berhasil melahirkan buah hatinya.

"Selamat Mrs. Arnault bayi anda perempuan."

Leliana tersenyum bahagia, akhirnya setelah menunggu lebih dari sepuluh tahun kini Tuhan menganugerahinya seorang putri. Senyuman yang menghiasi wajah cantik Leliana tak bertahan lama, ia kembali merasakan sakit di perutnya.

"Dok kenapa istri saya?" Bernard panik melihat ekspresi Leliana yang kesakitan.

"Istri anda akan kembali melahirkan bayi keduanya."

"Apa?" Bernard terlihat begitu terkejut.

"Apa Mrs. Arnault tidak memberitahu anda kalau ia mengandung bayi kembar?"

Bernard menggeleng lemah, "Kejutan yang indah sayang," Bernard mencium lembut kening istrinya, "Berjuanglah kembali untuk melahirkan bayi kedua kita. Aku sungguh mencintaimu."

"Aku pun mencintaimu."

Setelah menunggu lebih dari sepuluh menit akhirnya terlahirlah seorang bayi perempuan yang terlihat begitu mungil berbeda dengan bayi pertama yang terlihat lebih besar. Tangisan sang bayi terdengar sangat nyaring seakan-akan ia enggan untuk melihat indahnya dunia ini.

Rasa bahagia yang baru saja dirasakan oleh pasangan suami istri keluarga Arnault lenyap ketika dokter menyatakan kalau salah satu dari bayi kembar yang dilahirkan oleh Leliana terlahir tidak sempurna.

Leliana memeluk erat tubuh Bernard, "Tidak mungkin...bagaimana mungkin putriku terlahir tidak sempurna?" Leliana menangis pilu mendengar kenyataan kalau salah satu bayi yang dilahirkannya cacat.

"Maaf Mrs. Arnault, putri kedua anda mengalami kelainan struktural," dokter menjelaskan dengan hati-hati.

Leliana menatap sendu ke arah dua box bayi yang kini tengah ditiduri oleh kedua buah hatinya.

"Tidak ada cara lain kita harus membuang bayi cacat itu," Bernard menatap benci pada bayi mungil yang terlahir tak sempurna. Bayi kecil itu hanya memiliki satu tangan.

Leliana seakan tersambar petir di siang bolong. Dia menatap tidak percaya pada sosok Bernard yang kini berdiri di samping tempat tidurnya.

"Apa maksudmu?"

"Kurasa satu cukup untuk kita. Kita tidak membutuhkan bayi cacat itu, kehadirannya hanya akan mempermalukan keluarga Arnault."

"Tidak! Kita tidak boleh membuangnya, dia putri kita Bernard. Bukannya kita sudah menunggu lebih dari sepuluh tahun untuk memiliki mereka," Leliana kembali menangis.

"Dengarkan aku sayang—," dengan lembut Bernard membelai pipi tirus Leliana tapi dengan tegas Leliana menepis tangan Bernard yang membelai pipinya.

"Tidak!" dengan cepat Leliana memotong perkataan suaminya, "Bila kau bersikeras untuk membuangnya dari keluarga Bernard... Maka ceraikan aku sekarang juga! Aku akan kembali ke negaraku dan merawat kedua putriku di sana," Leliana berucap tegas, penuh dengan keyakinan.

Bernard menatap tak percaya ke arah istrinya, "Tidak! Sampai kapanpun aku tidak akan pernah menceraikanmu dan tidak akan pernah membiarkanmu pergi kembali ke negaramu," dengan lembut Bernard memeluk tubuh istrinya, "Aku mohon jangan pernah tinggalkan Aku, Leliana. Aku sungguh mencintaimu."

Leliana membalas pelukan Bernard, cukup lama mereka berdua terdiam hingga suara tangisan bayi memecahkan keheningan di antara mereka berdua.

"Kau dengar...dia menangis." Leliana menatap sendu box bayi yang berisi putri keduannya, "Ia membutuhkan kita sayang. Aku mohon jangan buang dia," pinta Leliana.

"Baiklah bila memang itu yang kau inginkan, aku tidak akan membuangnnya. Dia akan tetap tinggal bersama kita," ucap Bernard, "Namun, ia tetap akan terbuang dalam keluarga Arnault, aku sama sekali tidak akan menganggap kehadirannya, bahkan akupun tidak akan memasukkan namanya dalam kartu keluarga Arnault. Itu adalah balasan yang harus ia terima karena ia telah terlahir cacat," janji Bernard dalam hati. Kebencian memenuhi hatinya.

***
15 September 2018
With Love,

Shineeminka

Damian & Evelyn | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang