Hari ini hari kamis, dan tepat tanggal merah karena memperingati kenaikan Isa al masih. Walaupun sekarang tanggal merah, Tapi tempat kerja Nicholas tidak pernah tutup, dalam setahun, restoran Boun apetit hanya tutup saat lebaran dan natal saja, bahkan saat tahun baru, terkadang mereka membuka restoran selama 24 jam, hanya pada hari itu saja. Kadang Ia mengeluh dalam hati, ingin rasanya ia mengambil cuti libur. Dan melakukan hal-hal menyenangkan yang bisa membuat pikirannya segar dan senang. Tapi dalam sebulan pegawai Boun apetit hanya diperbolehkan mengambil cuti empat hari dalam satu bulan. Itupun harus bergiliran dengan beberapa karyawan yang lain. Dan minggu ini ia sudah mengambil cuti sekali.
Pagi ini ia terbangun lebih awal dari hari-hari sebelumnya. Sambil melihat jam weker yang diletakannya di meja berbentuk kotak tepat di samping ranjangnya. Sinar mentari berhasil menembus jendela kamarnya, membuat sebagian ruangan terkena sinar matahari yang hangat. Nicholas malas beranjak dari ranjangnya ia lebih memilih membaca buku, di sampingnya ada beberapa buku yang tadi malam ia baca, walau selama tiga hari ini ia belum selesai membaca satu buku pun. Tapi ia rutin melakukan kegiatan itu, karena ia merasa ada yang aneh bila tidak membaca buku sebelum tidur. Rencananya sebelum berangkat kerja, ia akan menghubungi Hery, memberitahukan padanya bahwa motornya ada di tempatnya.
Hery terbangun dari tidurnya dan mencoba membuka matanya, cukup sulit awalnya tapi akhirnya berhasil. Kepalanya berat dengan rasa pusing yang membuatnya mengernyitkan dahi. Saat hendak beranjak dari tidurnya, perutnya mual dan rasanya seperti ingin muntah. Bergegas ia berlari menuju toilet, jongkok di depan pispot dan akhirnya memuntahkan makanan yang belum sepenuhnya tercerna dengan baik di lambungnya, mulutnya pahit dan mengeluarkan bau tak sedap. Tak lama ia ingat bahwa tadi malam ia beberapa kali meneguk minuman beralkohol yang sebelumnya belum pernah ia coba. Lalu siapa yang mengantarnya pulang ? pikirnya dalam hati sembari berjalan dengan wajah yang kusut ke kamar mandi. Handuk putih terpasang di pundaknya.
Selesai mandi, ia pergi ke kamar adiknya, dan menanyakannya – siapa tahu adiknya itu tahu soal tadi malam pikir Hery. Sebelum ia membuka pintu kamar adiknya, suara Ikhwan terdengar di belakangnya, langsung saja Hery menoleh.
“Kakak mabuk kan tadi malam – !” seru Ikhwan mengoreksi. “Kalau ketahuan ibu gimana ya?” tambahnya.
Tak perlu adiknya mengingatkan, hal itu sendiri terlintas di benaknya. Benar juga – selama ini ia berusaha menjauhkan hal-hal yang bisa membuat kedua orang tuanya kepikiran, terlebih ibunya. Seumur hidupnya, ia tidak pernah sekalipun menyentuh minuman beralkohol, kecuali tadi malam. Hanya ada beberapa kenalakan remaja yang biasa remaja lain yang pernah ia lakukan, seperti mencoba merokok (walau pernah mencobanya ia tidak merasakan efek seperti beberapa temannya yang sampai sekarang masih tak bisa lepas dari rokok), dan terkadang menonton video porno – wajarkan bila ada pelajar SMU yang melakukan kegiatan-kegiatan itu walau tak semuanya begitu.
Hery malas berargumentasi dengan adiknya.
“Ya jangan sampai tau dong – kemarin hanya kecelakaan.” jelas Hery cuek. Adiknya mencibir memajukan mulutnya mengejek Hery.
“Kakak mabuk sampai tak sadar, pasti minumnya banyak?” cetus Ikhwan. Hery diam tak membalas.
“Tadi malam – siapa yang mengantarku?” tanya Hery langsung mengalihkan topik pembicaraan.
“Ada tiga orang, satu perempuan, dua cowok.” balas Ikhwan sambil memasuki kamarnya. Di belakangnya Hery berdiri tak puas. Ia heran, satu-satunya orang yang bisa mengantarkannya hanya Nicholas, lalu siapa dua orang lainnya ? pikir Hery. “Mungkin wanita itu – kalau tak salah Nia namanya. Tapi yang satunya lagi – siapa?” Hery tak tahu pasti, ingin menerkapun ia tak begitu jelas mengingat, karena yang ia ingat terakhir kali adalah suara Nicholas yang marah di dekatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNTOLD (The Love Story)
RomanceHery baru saja menjalin hubungan dengan Dian. Hubungan yang lancar, sangat lancar, hingga ia bertemu dengan pribadi yang lain ... pribadi yang mengusik hidupnya, dan orang itu adalah seorang PRIA.