Chapter 2

554 69 77
                                    

Aku memakai baju hitam, seragam osisku, dan memakai deker karena baju ini pendek. Aku juga memakai id-card. Buat apa ya? Aku juga gak tau. Mungkin biar keren aja gitu.

"KAK PRILLY KAK PRILLY!!" teriak salah satu peserta LOS memanggilku.

"Eh iya, kenapa?"

"Itu kak Anisa nangis!"

"Hah? Kenapa? Kok bisa?"

"Itu dianu sama anak!"

"Siapa?"

"Duh! Mending kakak kesana aja deh, dari pada nanyak mulu." Aku menyengir dan sedikit berlari ke gugus E.

"Loh Anisa kenapa?" tanyaku saat melihat Anisa yang menangis kejer di depan kelas.

"Itu kak dianu sama Arnold!" ucap mereka kompor. Aku langsung masuk kelas.

BRAKK!!

"Kamu apakan Anisa?"

"Aku? KAK ANISANYA AJA NOH YANG CENGENG!"

"Kok kamu malah marah-marah sih?"

"Habisnya diajak guyon gitu aja nangis!" (guyon=bercanda) Aku menggeleng-gelengkan kepalaku. Jadi yang salah disini siapa?

"Yasudah, kamu minta maaf ya sama kak Anisa."

"Gak mau!"

"Ayo dong minta maaf. Kamu kan cowok, masak gak mau minta maaf sama cewek?" Kulihat dia berfikir, lalu ia mengangguk.

"Anisa, nih adeknya mau minta maaf. Anisa maafin ya." Kulihat Anisa menggeleng.

"Anisa kan kakak, masa gak mau maafin adeknya."

"Abisnya dia nyeselin, kak Prilly! Masa disuruh nulis gak mau, disuruh maju gak mau, disuruh keluar gak mau. Malah nantangin Icha."

"Iya Anisa, sudah ya. Nanti biar kakak yang selesai-in. Yuk sekarang maaf-maafkan, terus masuk semuanya."

Setelah masalah selesai, semua peserta LOS, Anisa, Hakma, dan, Novan masuk ke kelas.

"Adek-adek dengerin kakak ya. Kan kalian semua gak mau nulis, terus kalian maunya apa? Kalian mau gak dapet materi?" Mereka semua menjawab, tidak mau menulis.

"Yasudah, kita buat perjanjian. Kakak-kakak gugus disini gak bakalan ngajar kalian, ngajak kalian main, atau apalah. Kalian bebas mau ngapain, mau makan, nyanyi, teriak-teriak terserah. Tapi kalian juga gak boleh tanya apapun ke kakak-kakak OSIS. Kakak akan blacklist kelas kalian. Setuju?"

"Enggak kak."

"Terus kalian maunya apa?"

"Kak jangan marah-marah kek. Nanti cantiknya ilang loh." Ya ampun, ini anak malah ngereceh?

"Abisnya kalian nyebelin! Terus sekarang kalian maunya gimana?"

Mereka semua hanya terdiam. Aku menatap satu persatu wajah mereka. Perhatianku jatuh pada satu cowok.

Dia.

Dia yang sempat aku lihat sewaktu pra-LOS kemarin. Cowok yang menurutku ganteng. Mungkin tidak hanya menurutku. Menurut teman-temanku juga sepertinya.

"Kalian mau nurut sama kakaknya gak?" tanyaku.

"Iya kak."

"Yang bener?"

"Iya."

"Janji?"

"IYA KAK PRILLY!"

"Hehe oke deh. Yaudah kakak keluar dulu ya. Mau ke kelas lainnya lagi." Aku keluar meninggalkan gugus E yang sudah bisa dikontrol itu.

Meet YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang