Epilog

441 14 0
                                    

"Apa tidak bisa dipertimbangkan lagi Bu?"

"Maaf Pak, keputusan kami sudah bulat. Iqbaal harus kami keluarkan. Kami sudah kehabisan cara untuk mengurus anak Bapak di sekolah ini"

"Saya mohon, berikan anak saya satu kesempatan lagi Bu, saya janji saya akan pantau setiap perkembangan anak saya untuk kedepannya"

"Sekali lagi saya minta maaf Pak, tetapi keputusan kami sudah tidak bisa dirubah"

Pak Harris menghela nafas, mau tidak mau ia harus menyekolahkan Iqbaal di sekolah lain.

Ia berdiri dari tempat duduknya

"Baiklah kalau begitu. Terima kasih. Saya permisi"

Pak Harris pergi meninggalkan ruang kepala sekolah SMA Pelita Taruna. Ia berjalan menuju parkiran tempat dimana mobilnya diparkirkan. Pak Harris mengemudikan mobilnya keluar dari sekolah itu.

--------------------------------------------------------------------------------------------

"Key liat deh, ganteng ya?"

"Biasa aja"

"Masa sih? coba kalo yang ini? ganteng banget kan?"

"Enggak"

"Seriously? Keara, kayaknya lo bener - bener udah dibutakan sama cintanya Devan deh"

"Denise, please, gue gak sama sekali dibutakan sama cintanya Devan, gue cuma bosen tiap kali lo ngasih liat foto stock cowok - cowok yang menurut lo ganteng ke gue. Stop it lah! I cannot, Nise".

"Keara Sashia, dengerin gue ya, gue melakukan semua ini biar lo bisa membuka hati lagi buat cowok. Lo gak liat sebanyak apa cowok - cowok keren diluar sana yang ngantri jadi pacar lo? Udah 2 tahun lo jomblo semenjak diselingkuhin Devan. Bukannya ini artinya lo belum bisa move on dari Devan?"

"Wait, Whats? Nise, sorry, gue bukan belum bisa move on dari Devan, tapi, gue memang belum menemukan orang yang tepat buat gue jadiin pacar, dan sejauh ini emang gue belum mau pacaran, so you don't have to find a guy for me, cause i don't even want to"

The Light Of My Darkness SkyWhere stories live. Discover now