Five

4 1 0
                                    

Alex p.o.v

Mata coklat yang sangat familiar. Ya! Dia adalah cewe yang kutemukan 4 tahun lalu. Aku tersenyum mengingat kembali kejadian tadi. Haha...tak kusangka bisa ketemu lagi. Tapi, aku merasa kalo dia itu tak mengingatku..      
        Wait a sec...lah?? Kok aku mikirin Nina sih?! Yaiyalah..lu kan suka sama dia! ... Idihh sejak kapan aku suka sama Nina itu?

Sejak dia nyamperin lu lah! Cinta pandang pertama ey!! Lagi-lagi masih inget namanya juga nih!!!

Ngaco banget sih!! Nih otak kagak bisa diam apa?!! Sudahlah diam saja kau! Heh gimana mau diam, gua kan lu, lu tu gua! Dasar ga tau diri! Aku tak mempedulikan omongannya dan terus jalan pulang.

Oh ya! Besok Nina kan mau kenalin cowonya. Cowo? Ketika aku mengingat kalo Nina itu udah punya pacar, tanpa kusadari aku mengenggam tanganku dengan erat.

                               ¤♡¤

Nina p.o.v

Aduh.. gawat nih! Jangan sampe dia tau kalo aku ga punya pacar! Tapi gima-- Aku memikirkan hal dengan keras sampai aku tertabrak sesuatu sehingga itu membuatku hilang fokus dan juga terjatuh ke lantai.
Sambil mengusap-usap pantatku aku berkata "Really? Again? What's wrong with me? Is this where Nina-got-bump day?..Damn"  Aku tidak menyadari sesuatu yang di depanku itu ternyata cowo.

"Hey! Are you okay there? Man sorry eh.." seorang cowo mengulurkan tangannya. Aku mengambil tangannya dan dia menarikku ke atas. Aku membersihkan celanaku

"Terima k-" tak sempat ku menyelesaikan perkataan, tiba-tiba cowo itu memelukku dengan erat. Aku kaku. Tak bisa bergerak. Nih cowo napa. Kok tiba-tiba meluk?   "Uhh..maaf, ada apa?" Aku bertanya dengan wajahku memasang muka bingung.
Cowo itu melepaskan pelukan dia dan memegang bahuku sambil melihat di mataku. Woaah.. Ternyata dia ganteng juga.. Aku menggeleng kepalaku. "Na! Masa lo lupa??? Mentang-mentang udah lama ngga ketemu udah lupa sama wajah gue ini ya?!" Dia menggoncang sedikit bahuku. Huh? Emang pernah ketemu?  "Ano, kurasa kamu salah orang deh. "

"Idiiiih, jahat amet. Ini gue Na! Samuel! Temen lo sejak diaper!!" Sam, namanya, melihat wajahku dengan ekspresi mulutnya moncong ke depan dan mata yang membesar like a puppy eyes.

Samuel? Samuel yang mana nih? "Uh, maaf, mungkin kakak salah orang nih."

Samuel dengan muka yang berubah cemberut memasukkan tangannya ke kantong untuk mencari sesuatu. " Nih! Liat! Masih kagak inget gue?"

Di atas telapak tangannya, ada sebuah gelang yang mempunyai huruf S ♥ N.

What the? Itu kan gelang dari temen kecil aku.  "I-ini kan g-gelang aku! Kok bisa ada di kakak?" Aku mencoba merebut gelangnya. Samuel dengan kecepatan seperti cheetah mengangkat gelang itu tinggi-tinggi.

"Eits.. siapa bilang ni gelang lo? Ini tuh gelang gue. Enak aja." Samuel mengenggam gelangnya. Aku diam.
Hah! Aku ingat sekarang. Dia adalah Samuel. My Muel.

Seorang bocah laki-laki tidak tua dari 7 tahun menghampiri seorang bocah cewe umur 5 tahun yang sedang menangis di ayunan taman.

"Nina, kamu kenapa?" Tanyanya dengan khawatir.

Bocah cewe itu tiba-tiba berhenti nangis. Segera dia mengusapkan mukanya agar air matanya tak terlihat. Sesudah itu, cewe itu membalikkan badannya dan memasang senyuman paksa yang manis. "Huh? Ternyata Kak Muel. Ga ada apa-apa kok. Tumben ke sini kan biasanya kak Muel sibuk." Nina bertanya balik sambil memainkan ujung bajunya.

Muel mengeluh. Nih anak keras kepala amet sih, batinnya. Muel, atau Samuel berjalan sampai di depan Nina lalu memegang dagu Nina dan mengangkatnya. Nina yang dari tadi sedang ngelamun sontak kaget.

"You'll never able to lie me. So please when you have a problem, please pretty please tell me right away. Hmm?" Samuel mengusap-usap pipinya dan memberikan senyuman khasnya.

Kali ini Nina senyum dengan tulus. " aye, makasih kak."

Aku tersenyum. Gak nyangka ternyata dia masih ingat. Ku lihat dia. Dia sudah banyak berubah. Mulai dari gaya rambut, mukanya mulai berubah, bentuk badan yang tegap tak seperti dulu, dan juga dia tambah tinggi. Semuanya sudah berubah. Kecuali mata dan senyumnya. Yup, masih sama.

Dengan perlahan aku mendekatinya dan whoosh, aku memeluknya dengan erat. Pertama, badan Samuel kaku. Lama-kelamaan mulai relax dan memelukku seperti yang kulakukan.

"I remember you, My Muel."

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~




You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 09, 2017 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

You and IWhere stories live. Discover now