2

231 13 7
                                    

Terimakasih atas saran dan dukungan semuanya

.

.

"Sabar gege ini baru awal," Kata Gege.

Gege dengan cepat menengok ke atas dan mendapati sesosok lelaki tampan berada tepat di depannya dari sini sudah terlihat jelas hidung mancungnya, rahangnya tegas, kulitnya putih dan badannya tegap.

"Lo kenapa? Sini gue bantu," Katanya cepat.

Gege hanya bisa melihatnya dengan cepat merapikan buku yang berserakan tadi, tak sampai 1 menit buku-buku itu telah sepenuhnya berada di tangannya.

"Kenapa sih lo bawa buku sebanyak ini," Tanyanya.

Pria itu terus melirik Gege penuh arti sesekali juga ia melirik tumpukan buku yang berada di tangannya.

"Oh, itu karena gue gak tau pelajarannya, biar lebih efektif gue bawa aja semua" Jawab Gege terus terang dan disisipkannya sebuah senyuman tipis.

"Oh iya btw makasih ya, kalau boleh tau ruang kepala sekolah dimana ya?" Lanjut Gege

Gege kembali menatap mata indah pria itu dan sembari mengadahkan tangan mungilnya kearah pria tampan itu.

"Ya udah ikut gue entar gue tunjukin, bukunya biar gue aja yang bawa." Katanya.

                                                                                  ~~~

Sudah lebih dari 10 menit gadis bernama Gege ini tak kunjung datang juga entah apa yang ia lakukan di dalam, pria baik hati itu terus menunggu dengan sabar, buku buku yang ia bawa tadi pun masih tersusun rapi di lantai, walaupun tangannya terlihat berotot, tangan itu pasti tak mampu menahan buku sebanyak itu selama lebih dari 10 menit.

"Sorry ya lama, ibu itu reseh banget gue masuk XI IPA 1," Kata Gege dengan senyum tipis

"Wah kayanya kamu lagi beruntung deh soalnya itu kelas gue, jadi kita searah," Kata pria baik hati itu dan dengan cepat tangannya kembali membawa buku yang sedari tadi memang seperti miliknya

"Oh iya, thanks bantuannya nama gue Gege, lo?" Katanya Gege pelan sambil menjulurkan tangannya

"Nama gue Muhammad Evan Hussein, panggil aja Evan" Katanya sambil terkekeh pelan

                                                                               ~~~

Bel pelajaran pertama sudah berbunyi kurang lebih 5 menit yang lalu Evan dan Gege pun terus mempercepat langkahnya, belum lagi Gege mendengar cerita Evan kalau guru matematika wajib ini sangat galak, entah mengapa Gege merasa kalau guru matematika itu selalu galak.

"Baik kita mulai pelajarannya, buka bukunya halaman 125 lihat yang latihan 1.5 kemarin saya sudah menjelaskan nomor 1 dan sekarang kalian coba kerjakan nomor 2 di papan tulis siapa yang bisa," Kata bu Wiji agak keras, bahkan sampai terdengar ke telinga Gege yang masih berada jauh dari kelas

"Permisi bu," Kata Evan

Evan tetap masih membawa buku buku tadi.

"Dari mana kamu," Kata bu Wiji tajam.

"Saya dari mengantarkan anak baru ke ruang kepala sekolah bu," Kata Evan.

Gege masih saja berada dibelakang Evan.

"Anak baru? Coba perkenalkan dirimu," Kata bu Wiji menatap Gege.

"Perkenalkan nama saya Gege Halder Damanik saya pindahan dari Bandung," kata Gege.

Sambil sedikit gugup Gege melihat seluruh mata orang-orang disana kecuali 1, seseorang yang menaruh wajahnya ke meja dan tangannya sebagai bantalnya.

Setelah berdiri cukup lama Gege dan Evan dipersilahkan duduk mereka duduk berbelakangan, Gege duduk dengan wanita cantik bernama Rana, didepannya duduk seseorang yang tadi ia perhatikan, ia terus sibuk dengan mimpinya.

DARETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang