Part 1

326 19 1
                                    


Musim gugur telah tiba. Musim dimana semua dedaunan berjatuhan. Musim dimana semua bunga sakura berubah menjadi orange. Bunga sakura yang indah itu kini sudah tiada dan sebentar lagi musim salju pun tiba...

Flashback

"Cepat lah sedikit baka!" Teriakan itu begitu berisik di telinga mana pun yang mendengarnya.

"kau tak perlu berteriak seperti itu dong" sahut si pemuda itu

"Sebentar lagi lombanya akan dimulai, dan kau malah santai seperti ini dasar baka!" Ucapnya sambil menjitak kepala sih pemuda.

"Aduh sakit kaori chan!" Keluh sih pemuda.

Gadis yang diketauhi bernama kaori itu pun tak menghiraukan sih pemuda yang mengeluh karna baru saja dia pukul. Dia terus menarik tangan sih pemuda untuk mengikutinya.

"Haaahh.. Untung saja masih tepat waktu" Ucapnya sambil terengah-engah. "Nee Kousei..."

"Huh? Kenapa?"

"Ganbatte!" Ucapnya sambil tersenyum dengan semanis mungkin.

DEG!

Kousei pun ikut tersenyum melihat sahabat kecilnya ini menyemangatinya. Serasa semua beban yang ia rasakan hilang begitu saja bagaikan tertiup angin di musim semi yang indah ini. Bunga sakura yang berjatuhan pun seakan menjadi saksi dari perasaan kedua insan ini.

"Baiklah" Tangannya pun terulur untuk mengelus kepala kaori sahabat kesayangannya.

"Lomba kompetisi piano untuk tingkat SMP akan segera dimulai. Bagi para peserta silahkan menuju ruang tunggu"

"Aku pergi dulu"

Kaori hanya membalas dengan anggukan kecil, tak lama kemudian punggung kousei pun mulai menghilang.

"Kau harus menang" Ucap gadis itu dalam hati

***

"Peserta nomer 6 silahkan bersiap-siap"

"Ya!" Jawab kousei mantap.

Alunan melodi yang indah itu pun mulai berhenti. Tanda bahwa si pianis telah mengakhiri permainannya. Semua penonton itu bertepuk tangan sebagai tanda penghormatan untuk sang pianis yang telah tampil tersebut.

"Selanjutnya perserta nomer 6"

Kousei melangkah dengan mantap menuju panggung. Tak ada sedikit pun keraguan yang terlihat di wajah kousei. Di depannya sudah ada piano besar yang menunggu untuk di mainkan olehnya. Kousei pun memberi salam untuk para juri dan mulai memposisikan dirinya di depan piano besar itu. Hening, hanya itu yang terdengar awalnya. Semua penonton menunggu kousei menekan tuts tuts piano itu.

*Seven Oops - Orange (Piano Version)*

Seketika ruangan hening itu menjadi penuh warna, melodi nan indah itu mulai bernari-nari membuat siapa pun yang mendengarnya bisa terhipnotis oleh permainan kousei. Begitu juga kaori yang saat ini sedang melihat penampilan sahabatnya. Tanpa sadar air mata pun mulai berjatuhan. Air mata kaori seolah saksi keindahan melodi yang kousei mainkan.

"Baka" Ucap kaori sambil menangis

Permainan berakhir. Kousei pun berdiri untuk memberi salam. Dan lagi, hening. Tak ada satu pun yang memberinya tepuk tangan. Semua masih terhipnotis dengan permainan kousei.

OrangeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang