"Thank you, kadonya!!! Hari ini gue wangi kan?? Berguna banget kado lo kali ini." Seru Kanina yang out of nowhere muncul di kelas gue.
"Iya, gantiin ya." Jawab gue datar.
"Enggak mau lah, enak aja. Sukurin lo, gabisa dinner sama Rara!" Kanina beranjak dari bangku, dan keluar dari kelas gue. Dasar, freak.
Hmm.. ngomong-ngomong soal dinner sama Rara, selama 5 bulan pacaran, gue dan Rara emang nggak pernah yang namanya dinner, atau makan cantik. Kita kalau jalan juga sejarang itu ke mall. Entahlah, Rara nggak suka aja. Gue biasanya jalan ke mall sama Rara kalau ada perlu aja, itupun nggak lama. Jadi.. selama 5 bulan pacaran, kita pergi ke tempat-tempat wisata kayak kebun binatang, pantai, dan lain lain. Rara lebih suka begitu, dan sejujurnya gue juga nggak keberatan. Nggak nyusahin, nggak ngeluarin uang banyak. Ngabisin bensin sih, tapi, kayak waktu itu kita pulang pergi ke Kawah Putih di Bandung. Ada lah 350.000 buat bensin doang. Ngeluarin uang banyak juga ya itu ternyata? Lah gue baru sadar.
"Lo kapan mau ngenalin gue sama Rara?" Tanya Kanina yang hendak masuk ke mobil. "Nggak tau deh. Si Rara anaknya ansos banget nih, sorry sorry aja." Jawab gue santai. Nah satu lagi, Rara juga paling susah diajak ketemu sama ini itu. Nyokap waktu itu pernah pengen ketemu Rara, tapi si Rara tetep aja nolak ketemu. Heran.
"Ersa gimana?" Gue mengganti topik barusan.
"Apanya yang gimana?"
"Masih suka lo, sama tuh anak?"
"Ya elah, mau gue masih suka atau enggak, emang dia perduli?"
Sebenernya gue menyesal nanya. Kanina udah naksir berat sama Ersa dari awal MOS. Kanina sering banget cerita soal Ersa ke gue, dan setiap dia ceritain gimana sedihnya dia karena Ersa nggak peka-peka, gue ikut sedih.
"Dia masih sama pacarnya itu?"
"Nggak tau, males nyari tau juga"
"Tapi barusan gue denger, mereka putus"
Kanina nengok ke gue dengan wajah nggak percaya.
"Apa?"
"Seriusan!!" dia mulai mukul-mukul lengan gue. Sakit!
"Lah, kan gue bilang, gue cuman denger. Nggak tau kalau lo yang denger gimana."
"Demi apa sih? Ersa? Hehehehe"
Yah.. salah banget gue ngasih tau. Anaknya jadi kegeeran kan.
***
kanina d: Woy woy!!!1!1
Ada line dari kanina.
Ghana: Kenapa?
kanina d: Ersa...
kanina d: Ersa.........
Ghana: kenapa dia?
kanina d: ERSA PUTUUUS!!!
kanina d: woy jahat gak sih, kalau
kanina d: gue senebg
kanina d: *senebg
kanina d: **senenf
kanina d: SENENG WOY AH ELAH
Ghana: gemeteran ya nin?
kanina d: iya woy HAHAHA
Ghana: Selamat deh. Semoga kejadian ya
kanina d: aamiin huhuhuhu love you
kanina d: free call dooong pengen teriak teriak nih
Ghana: Nggak ah! Ini jamnya Rara skype sama gue
Ghana: hehehehe
You sent a sticker.
kanina d: dih.
kanina d: yaudah bye
Maaf ya Kanina, abisnya timingnya nggak pas. Takutnya si Rara ngambek. Langsung aja, buru-buru gue telfon Rara.
"Halo, Ra? jadi skype?"
"Nggak dulu deh kayaknya, Ghan. Aku capek."
YAH. Bagus banget, si Kanina ngambek karena gue nggak mau dengerin dia teriak-teriak, dan Rara lagi nggak bisa diajak skype. Yaudah lah. Tidur aja gue.

KAMU SEDANG MEMBACA
Warna
Подростковая литератураKanina Danin Putri, 17 Sumpah, bosen banget kalau ada yang nanya, "Kanina, emang yakin, nggak ada perasaan ke Ghana?" Ya Tuhan, Setampan apa sih Ghana, sampai hampir semua orang nanya begitu? Okelah, kalau dia Adipati Dolken, siapa yang nggak naksir...