*Info : tadi sempet ke publish padahal belum selesai hehehe ,maaf yoo..
*Promosi : setelah ini langsung mampir cek work saya ya, ada cerita baru yang cukup absurd parah hahahaa buat seru-seruan, tapi ya ada seriusnya juga kok ga semuanya absurd hehehe... judulnya Regu Intai 1 Yankee Bravo..
***
Gracia yang sedang di parkiran pun terlihat mondar-mandir dan bingung seolah sedang menunggu seseorang, sedangkan Yono yang sedari tadi bersender di depan mobilnya pun juga ikut bingung melihat tingkah kekasihnya yang dari tadi hanya mondar-mandir tanpa menceritakan apapun padanya. Gracia yang biasanya sedikit manja pada Yono pun sekarang menjadi seolah lupa akan keberadaan Yono di belakang dirinya.
"Sayang.. Kamu dari tadi mondar-mandir mondar-mandir mondar-mandir, lama-lama modar ntar." ejek Yono.
"Ih, kamu bercanda ga tau kondisi banget sih." ketus Gracia pada Yono.
Mendengar nada bicara Gracia yang seperti itu, Yono pun memilih untuk kembali diam.
"Kamu kenapa sayang?" tanya Yono lagai yang kini merendahkan sedikit suaranya.
"Kamu jadi dari tadi lupa apa yang Vino bilang? Astagaaaaa......."
"Oh hehehe.. Maaf, abis kamu tau sendirikan aku kalau udah sama kamu kaya gimana? Mana sempet kepikiran titipan Vino." jawab Yono dengan senyum yang memamerkan gigi putihnya.
"Ini udah lewat 1 jam tapi Shani belum nongol juga sih? Pulangnya manjat tembok apa dia?" ucap Gracia sedikit kesal.
"Samperin aja lah." ucap Yono dengan entengnya.
"Hihhh, Kamu lupa ya tadi Vino bilang tungguin aja jangan di susulin! arrggghh lama-lama aku lompat dari atas gedung nih."
"Ya ampun galak banget." jawab Yono dengan nada sok manja.
Tak ada jawaban lagi dari Gracia, hanya ada keheningan setelah itu. Yono pun juga ikut memilih diam dari pada harus kena amuk lagi dari Gre nya itu. Tak lama munculah seseorang yang mereka tunggu. Shani baru saja melangkah keluar dari gerbang sekolah dengan langkah yang sedikit gontai dan tertunduk lemas. Entah apa yang membuatnya begitu Gracia mau pun Yono tak ada yang tau. Tapi melihat kondisi Shani sekarang, dengan cepat Gracia begitu juga Yono berlari menuju kearah Shani. Tak lama setelahnya tiba-tiba Shani sedikit terhuyung kedepan, untung saja Gracia datang tepat waktu dengan menangkap tubuh Shani sebelum terjatuh ke tanah dengan sedikit di bantu oleh Yono.
Di kursi belakang mobil milik Yono, Shani masih terus menerus menangis tanpa henti di pelukan Gracia. Tak ada seorang pun baik Yono maupun Gracia yang coba bertanya apa yang menyebabkan dirinya seperti itu, dan Yono pun juga hanya menyalakan mesin mobilnya tanpa sama sekali berniat untuk melajukan mobilnya dari parkiran sekolah. Setelah di rasa cukup tenang,Gracia pun melepaskan pelukannya dan langsung mengusap air mata Shani yang sedari tadi mengalir deras.
"Kamu kenapa Shan?" tanya Gracia pelan, dan hanya di jawab gelengan kepala oleh Shani yang sedari tadi masih belum mau buka suara.
"Yaudah kita pulang ya sekarang?" yang lagi-lagi hanya ada gelengan kepala dari Shani.
"Yaudah kerumah aku aja ya?" terlihat ada anggukan pelan dari kepala Shani.
Gracia yang melihat itu pun langsung menatap Yono yang langsung tau apa arti dari tatapan Gracia yang di lihatnya dari pantulan cermin spion mobil. Sekitar setengah jam mereka pun sudah sampai di rumah Gracia, Selama perjalan tadi pun hanya ada keheningan tak ada yang membuka suara seolah sudah mengerti apa yang harus mereka lakukan hanyalah diam untuk saat itu. Setelah memarkirkan mobilnya di garasi rumah Gracia, Yono pun langsung dengan sigap membukakan pintu belakang untuk Gracia dan Shani.