2

226 24 3
                                    

Hayi membereskan barang-barangnya dengan cepat,namun pikirannya masih diselimuti oleh percakapan Hanbin dan Lisa.Tapi ia merasa kesal juga,Lisa benar-benar meremehkannya,huh?!Setelah selesai memasukan semua peralatannya ke dalam tas,Hayi bersiap-siap akan pergi ketika pintu ruangan itu terbuka dan menampakkan sosok Hanbin.
"Kenapa lama sekali?Jika sudah selesai ayo kita pergi dari sini",ucap Hanbin.
"Aku masih ada urusan,kau pulang duluan saja".Hayi beralasan dan ia tidak menoleh ke arah pria itu sedikitpun.Hanbin menaikkan satu alisnya dan menghembuskan nafasnya dengan cepat.Ia berjalan ke arah Hayi dan meraih tangannya.
"Kau berbohong,ada apa?",tanya Hanbin  dengan wajah yang serius.Hayi tidak bergeming dan ia menarik tangannya dari pria itu.
"Aku tidak berbo-"
"Kau mendengar percakapanku dengan Lisa?",tebak Hanbin.Hayi membelalakkan matanya dan ia sebisa mungkin menyembunyikan perasaan terkejutnya.Ternyata Hanbin bisa membaca pikirannya,ya?
"A-aku,tidak!Bahkan aku tidak tahu kau berbicara dengan gadis itu",sela Hayi.
"Kau memang tidak pandai berbohong,sudahlah mengaku saja",ucap Hanbin sambil mencubit kedua pipi Hayi dengan gemas.Hayi agak meringis akibat perlakuan Hanbin pada pipi chubby yang sudah mulai menirus itu.
"Yak!",Hayi memukul pundak Hanbin dan hal itu malah membuat pria itu tertawa.Hanbin menangkap pergelangan tangan Hayi yang masih memukulinya.Keduanya saling beradu tatap.
"Berhubung kau sudah mendengarnya jadi..bagaimana?",tanya Hanbin penuh harap.
"Bagaimana?Apanya yang bagaimana?Aku tidak mengerti apa maksudmu,Kim Hanbin!",ucap Hayi sewot.
"Ya,aku suka padamu,kau mau kan jadi pacarku?",tanya Hanbin tanpa basa-basi.Jujur,Hayi senang Hanbin mengungkapkan perasaannya secara langsung karena sebenarnya Hayi sudah mulai nyaman dengan keberadaan Hanbin.Tapi di satu sisi,ia masih memikirkan perkataan Lisa yang membuatnya menjadi pesimis.
"Kenapa kau menyukaiku?",tanya Hayi dengan lirih.Pasti ini karena ia mendengar kata-kata gadis itu,pikir Hanbin.Ia menarik nafasnya dalam-dalam dan menatap Hayi dengan lebih dalam.Entah kenapa,Hanbin sangat suka mata itu,menampakkan sorot tegas dan menenangkan sekaligus.Ia tersenyun lembut.
"Jangan dengarkan apa yang gadis itu katakan,cukup percaya bahwa aku memilihmu karena hanya kau yang berhasil mengalihkan perhatianku",ucap Hanbin dengan tulus.Terang saja hal itu membuat pipi Hayi memunculkan semburat merah dan menunduk malu.
"Be-benarkah?",tanya Hayi dan mulai memberanikan diri menatap mata tajam Hanbin.Pria itu mengacak-acak rambut Hayi dan kemudian terkekeh.
"Sure of that,be mine?",tanya Hanbin lagi memastikan.Hayi menggigit bibirnya dan mengangguk pelan.
"Yes!",pekik Hanbin dan kemudian ia mengangkat tubuh Hayi dan memutarnya di udara.Kemudian mereka tertawa bersama.

-------

"Oh,jadi kalian sudah berpacaran?",tanya Suhyun yang sibuk men-cat kukunya dengan warna dan hiasan terbarunya.Hayi mendengus kesal karena Suhyun tidak sepenuh hati mendengarkan ceritanya.
"Yak,Lee Suhyun!Sebenarnya kau berniat mendengarkanku atau tidak?".Suhyun terkekeh dan ia mulai meletakkan nail tools nya di atas meja.
"Iya,iya,Hayi eonnie ku sayang",ucap Suhyun.
"Aish!"
"Aku yakin pasti Hanbin oppa akan selalu melindungimu",ucap Suhyun sambil tersenyum.Seketika pipi Hayi memanas dengan hanya memikirkan Hanbin,jadi begini ya rasanya jika sedang dimabuk cinta?
"Bahkan tidak ada Hanbin oppa disini,tapi pipimu sudah merah begitu,aigoo".Suhyun menggeleng-gelengkan kepalanya sambil tertawa.Tiba-tiba ponsel Hayi berdering,menandakan ada panggilan masuk.Dengan cepat ia mengambilnya dan melihat siapa yang menghubunginya.Hanbinie is calling.Senyum Hayi merekah dan dengan cepat ia mengangkatnya.
"Yeoboseyo?"
"Hayi-ah aku sudah selesai dengan pemotretanku,kau dimana sekarang?"
"Aku sedang berada di apartement Suhyun"
"Baiklah,tunggu aku.Aku akan menjemputmu kesana,see you babe!I miss u"
"Hm,i miss u too".Kemudian Hayi memutuskan sambungan telfonnya dengan Hanbin.Suhyun hanya senyum-senyum tidak jelas mendengar percakapan singkat antara eonnie nya itu dengan leader iKON yang ternyata sangat romantis itu.
"WHOAH,daebakk!",seru Suhyun antusias.Hayi menatapnya heran.
"Eh,kau kenapa?",tanya Hayi.Suhyun hanya nyengir memperlihatkan deretan gigi putihnya yang rapi.
"Oh ya,kemarin Bobby oppa sempat berpesan padaku yang menurutku itu sangat,entahlah,tapi ia bilang begini,Suhyun-ah kau harus melindungi Hayi dari Hanbin sebagai sesama wanita",ucap Suhyun sambil meniru gaya berbicara Bobby.
"Memangnya Hanbin oppa melakukan apa padamu,eonnie?",tanya Suhyun dengan polos.Hayi memutar otaknya sejenak.Sejauh ini Hanbin masih bersikap normal kepadanya,jadi apa maksud dari pesan Bobby itu?Hayi mengangkat bahunya pertanda ia tidak menemukan apa maksud dari pria tersebut.
"Entahlah,Bobby oppa memang suka aneh begitu",tanggap Hayi.Suhyun hanya mengangguk-angguk tanda setuju.Tigapuluh menit kemudian Hanbin datang untuk menjemput Hayi.
"Oppa,kau mengganggu acara kami",canda Suhyun ketika mereka bertiga ada di ambang pintu.Hanbin terkekeh sambil merangkul Hayi.
"Maafkan aku ya,Suhyun-ah,kau harus merelakan eonniemu untuk bersamaku dulu",kata Hanbin sambil mengusap-usap kepala Hayi.Suhyun berteriak histeris melihat pasangan itu.
"Cepat pergi dari sini,kalian membuatku iri!".Hanbin dan Hayi tertawa mendengarnya dan setelahnya mereka pamit kepada Suhyun.Selama di perjalanan,Hayi ataupun Hanbin tidak mengucapkan sepatah katapun,keduanya sibuk dengan pikirannya masing-masing.Jengah dengan situasi yang ada,Hanbin mencoba untuk mencairkan suasana dengan memulai pembicaraan.
"Hayi-ah?".Hayi menoleh ke arah Hanbin yang ternyata sedang menatapnya.
"Ah,ya?",sahut Hayi.
"Minggu depan aku akan pergi ke Bucheon,apa kau sedang ada jadwal?",tanya Hanbin yang kembali fokus menyetir.
"Minggu depan ya?Sebentar aku check terlebih dahulu".Hayi membuka ponselnya dan memeriksa daily task nya.Minggu depan jadwalnya full,ia memasang wajah sedih.
"Jadwalku padat,maaf",ucap Hayi.Ia tahu,pasti Hanbin juga merasa agak kecewa tapi pria itu tetap tersenyum dan menggenggam tangan Hayi.
"Sudahlah,tidak apa-apa,lagipula kita masih memiliki banyak waktu untuk kita habiskan bersama",ucap Hanbin sambil memamerkan deretan giginya yang rapi dan tak lupa juga lesung pipinya yang membuat pria itu semakin menawan.Hayi tersenyum lebar.
"Entahlah,tapi aku sangat mencintaimu,Kim Hanbin".Hayi mencium pipi Hanbin dengan cepat dan sejurus kemudian ia menjauh dan menutupi wajahnya karena malu.Hanbin melongo menerima perlakuan dari gadisnya yang menurut Hanbin itu sangat cute.Kalau saja ia tidak sedang menyetir,mungkin Hanbin akan melakukan sesuatu pada Hayi.
"Tadi itu apa?Kau sedang merayuku,ya?",goda Hanbin sambil mencolek dagu Hayi.Gadis itu menggeleng-gelengkan kepalanya dengan tangannya yang masih menutupi wajahnya.
"Aku tidak tahu apa yang aku lakukan,yang tadi itu refleks",ucap Hayi.Hanbin tertawa keras dan ia menarik tangan Hayi agar terlepas dari wajahnya.Tapi Hayi berusaha untuk tetap menutupinya.
"Hayi-ah,buka saja,aku jadi tidak dapat melihat wajahmu",rajuk Hanbin.Dengan perlahan Hayi menurunkan tangannya dan melirik Hanbin yang sedang terfokus pada jalanan.Namun detik berikutnya Hanbin dengan tanpa disangka mencondongkan tubuhnya ke arah Hayi dan mencium bibir gadis itu singkat.Hayi melongo hebat dan pria itu tersenyum puas.Hayi kemudian tersadar dan...
"YAK,KIM HANBIN!",pekik Hayi keras.

LoverbinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang