1

2 0 0
                                    

         "Amanda!!! Bagaimana  kau bisa mengambil kontrak ini tanpa sepengetahuanku?" amarahku telah menguasai diriku. Aku menumpahkan semua amarahku ke manajerku Amanda. Meski ia manajerku,ia juga sahabat terbaikku. Aku selalu berusaha untuk tidak pernah marah padanya selama ini,meski ia agak ceroboh. Tapi kontrak kerja ini adalah hal yang paling aku hindari sejak dulu. Aku tidak ingin terperangkap dalam jaringnya lagi.
         "Bukan aku Zee,sungguh!percayalah padaku" kata amanda.
          "Lalu siapa,orang yang mengambil stampelku,dan menandatangi kontrak itu?"
           "Bi...Bi... Rosa" katanya pelan.
      Bibi Rosa adalah kakak ibuku. Setelah kedua orang tua ku meninggal saat umurku 15 tahun. Aku dirawat oleh bibiku. Ia menjadi waliku sampai aku menikah. Ia tipe orang yang suka foya-foya. Tiap hari kerjanya jalan-jalan ke mall membeli barang-barang tidak berguna dan malam harinya pergi ke club dengan teman-temannya. Ia menggunakan uang warisan yang di tinggalkan orang tuaku. Saat aku kuliah aku memutuskan untuk nge kost sendiri karena aku sudah tak tahan kelakuan bibiku,tiap hari bau alkohol.  Setiap kali ia berkunjung ia selalu meminta uang pada ku. Padahal sekalipun ia tak pernah mengurusi,yang ia lakukan hanyalah mengambil raport sekolahku saja.
        Tiba-tiba yang dibicarakan datang melangkah masuk dengan santainya membawa tas belanja banyak sekali. Sepertinya ia habis shopping. Ingin sekali aku ingin menghajar nya kali saja ia bukan kakak ibuku.
         "Zee,kenapa kamu tak pernah bilang kalau mantanmu adalah konglomerat? Lihat ia membelikan semua ini. Aku tak percaya ini. Kenapa kau putus dengannya? Kurasa ia ma masih sangat mencintaimu." katanya santai tanpa perasaan bersalah.
            "Bibi,kau tidak seharusnya mengambil stempelku lalu menandatangani kontrak itu. Dan kau tidak seharusnya menerima barang-barang ini!!!" kataku sambil menahan amarah.
        "Kenapa? Aku melakukan nya demi kamu, sampai kapan kamu akan jadi pemeran pembantu? Ia menjanjikan akan menjadikanmu pemeran utama jika kau bergabung di manajemennya.bukankah itu suatu yang bagus?"
         "Bibi tidak pernah tahu apapun!!!" teriakku marah.
          "Apa yang salah?" kata nya juga marah padaku.
           "Kalau bibi masih mau ku anggap sebagai bibiku,kembali kan semua barang-barang ini. Dan jangan pernah ikut campur urusanku lagi." tegasku. Lalu aku pergi di ikuti Amanda meninggalkan bibiku yang terduduk menatap barang-barangnya. Ancamanku seperti ini biasanya sering kali berhasil.

wingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang