2

1 0 0
                                    

          Mobilku melaju kencang dengan semua amarah yang tertahan di dada. Perlahan bergerak pelan setelah memasuki parkiran. Aku langsung turun dan menuju meja resepsionis.
           "Aku ingin bertemu pak Axel sekarang juga!" kataku padanya.
           "Ma'af apa anda sudah membuat janji?"
           "Belum, tapi aku ingin ketemu dia sekarang juga!!!" jawab ku marah tak tertahan lagi.
            "Ma'af Anda tak bisa bertemu dengannya,kalau begitu." Jawabnya sopan.
             "Ada dimana dia sekarang???" aku sudah tidak bisa menahan amarahku lagi. Aku sudah mulai menjadi gila,berteriak di meja resepsionis. Si resepsionis itu lalu memanggil keamanan untuk menyuruhku keluar. Segera dua orang dengan tubuh kekar menghampiriku memegang kedua lenganku lalu menyeretku keluar. Tentu saja aku langsung memberontak menahan diriku agar tak terseret.
          "Lepaskan dia"  seorang wanita cantik dan elegan berjalan ke arah ku. Kedua orang itupun langsung melepaskan ku. Dia sepertinya aku kenal. Tentu saja ia adalah tangan kanan Axel,Jessica.
           "Ma'af kan atas kekasaran stafku. Tuan Axel sudah menunggu. Mari saya antar." katanya dengan sopan. Lalu aku segera mengikuti nya masuk ke lift. Ia menekan lift , lantai tertinggi, lantai 60 gedung ini. Tak butuh waktu lama untuk sampai ke lantai 60. Beberapa saat kemudian pintu lift terbuka.
Ternyata ini sebuah ruangan besar seperti hotel bintang lima. Seorang yang duduk di kursi menghadap keluar lalu berbalik ke arahku sambil tersenyum.
          "Sudah lama tak bertemu Zee, kau semakin cantik." katanya lembut membuatku merinding. Ia lalu beranjak dari kursi nya lalu mendekati ku.
         "Stop,kita bicara dari jarak ini saja" aku menghentikannya sebelum ia mendekatiku.
           "Baiklah,silahkan bicara" ia lalu duduk di kursi nya lagi.
            "Aku mau membatalkan kontrak itu, lagi pula bukan kau yang menandatangani nya."
             "Tapi itu ditanda tangani walimu dan di stempel dengan stempel resmi milik mu."
              "Tetap saja aku ingin membatalkan kontrak nya." kataku ngotot.
                "Kau tidak bisa membatalkan kontraknya,apa kau tidak membaca konsekuensinya?" jawabnya tegas.
               "Kalau kau membatalkan Kontraknya,kau harus mengganti kerugian 10 kali lipat." jelas Jessica.
              "Apa??? Kontrak macam apa ini?" kataku tak percaya. Bagaimana bibi menandatangani kontrak tanpa tahu isinya. Aku tak bisa membantah lagi. Pikiranku jadi kacau. Mana mungkin aku bisa membayar nya, ini jelas sebuah jebakan supaya aku masuk ke dalam jaringnya.

wingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang