"VOTE SEBELUM BACA !""Justin, aku serius," ucapku jenuh saat Justin terus menerus bermain-main saat aku sedang mengajarkannya menjadi penyanyi yang baik. Mama Jan tidak bisa mengajar Justin lagi karena ia sudah terlalu tua dan tidak bisa pergi keliling dunia sekarang. Kulihat Justin tertawa-tawa.
"Tapi sungguh aku tidak bermaksud untuk bermain-main, aku hanya membayangkannya dan itu sangat lucu. Okay, okay. Mari kita mulai lagi, ah," ucap Justin menghapus air matanya karena ia terlalu senang tertawa dan terlalu lama tertawa. Ia kembali duduk ke kursi dan berhadapan denganku. Kemudian wajahnya berubah menjadi serius. Well, aku adalah guru vokal Justin selama Believe Tour-nya nanti.
"Coba kau ambil kunci E supaya lebih tinggi lagi. Kau sanggup?" tanyaku padanya. Ia menganggukkan kepalanya lalu menarik nafasnya. Kemudian, dia mengeluarkan suaranya dengan nada E tinggi. Aku mendengarkannya secara saksama. Uh, tidak cocok untuk lagu Out Of Town Girl-nya. Itu terlalu tinggi baginya. Meski bagi wanita sebenarnya itu tidak begitu tinggi.
"Tidak, aku tidak bisa. Itu terlalu tinggi," ucap Justin saat ia selesai berteriak, "Aku hanya bisa kunci D, itu juga sudah tinggi. Tapi apa kau serius akan mengaransemen Out Of Town Girl menjadi lagu akustik? Itu sangat tidak cocok," ucap Justin protes. Ia mengambil air minum yang berada di depannya. Aku mengangguk. Memang benar katanya, lagu Out Of Town Girl itu adalah lagu jenis dance. Ia menggelengkan kepalanya.
"Bagaimana jika aku menyanyikan lagu Taylor Swift nanti malam?" tanya Justin yang membuatku bingung. Aku ingin sekali menamparnya. Bagaimana bisa ia menyanyikan lagu Taylor Swift sedang ia harus berkolaborasi dengan artis lain dengan lagu yang bukan miliknya. Mungkin ia ingin pita suara dia putus. Aku hanya dapat memutarkan kedua bola mataku.
Weronika James Mamot. Well, itu nama lengkapku. Biasanya Justin memanggilku dengan 'Bubu' dan itu adalah panggilan terkonyol yang pernah kudengar. Karena ..itu sama sekali tidak mendekati nama lengkapku. Dan aku seumuran dengan Justin. Tapi astaga, Justin itu benar-benar seperti anak kecil. Lebih baik aku mengajar anak kecil yang belum tahu menyanyi daripada harus mengajar Justin. Tapi, tidak apa-apa. Gaji-ku melebihi dari cukup. Dan aku kurang begitu suka dengan sifat Justin yang bisa kubilang 'munafik'. Jika aku dan dia hanya berdua dalam 1 ruangan, kami bisa dibilang dekat. Tapi jika sudah ada oranglain di dekat kami, aku dan Justin tidak berbicara lagi. Baru 1 minggu ini aku melatih vokal Justin dan kami sudah sangat dekat, dia sahabatku. Suaranya memang terdengar begitu seksi. Tapi tetap saja cempreng! Makanya, aku ingin suaranya lebih bagus daripada biasanya.
Seperti hari ini. Aku dan Justin terlihat dekat dalam satu ruangan yang hening sekali. Hanya ada aku dan Justin. Kadang, ada senangnya juga mengajar Justin. Kadang juga tidak. Karena Justin itu sangat-sangat labil. Sebentar sedih dan beberapa menit kemudian dia senang. Padahal umurnya sudah menginjak 18 tahun.
****
Aku terus menatapi para fans dari Justin Bieber yang terus menerus berteriak kegirangan. Sedangkan Justin melambaikan tangannya melalui kaca lalu ia mencium kaca bus kami. Yeah, bus. Kami akan pergi ke Las Vegas untuk konser lagi. Teriakan para fans Justin berteriak saat Justin sengaja membuka kaus pakaiannya dan terlihatlah tubuh Justin yang tidak begitu kekar dengan tatto Mahkota di dadanya.
"Just, kau ingin mereka mati ditempat hanya karena melihatmu setengah telanjang?" tegurku dengan suara yang tenang. Aku duduk paling belakang dan Justin berada barisan kedua dari kursi. Ia melihatiku dengan tatapan dingin. Aku tidak peduli. Aku sudah bilang pada kalian, ini tempat terbuka. Justin mana mau mendengarkan ucapanku.
"Justin?" panggil ibunya dengan suara lembut dan menatap Justin dengan tatapan Pakai Bajumu Lagi. Sedetik kemudian Justin memakai bajunya kembali dan aku hanya tersenyum menang sekarang. Justin menatapku dengan tatapan jenuh. Asal kalian ketahui, aku sering sekali melihat Justin yang selalu memuji dirinya sendiri saat ia sedang berkaca didepan cermin. Dan itu benar-benar menjijikkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr Bieber Sucks | Herren Jerk
FanfictionBy: Herren Jerk Gak nyesel deh .. Mending baca aja ..