Part 2

2.8K 158 0
                                    


VOTE SEBELUM BACA

****

Bus ini masih terus berjalan menuju Kansas City dan itu masih jauh. Aku terduduk di kursi belakang bus ini sambil menekukkan kakiku dan menatapi kendaraan yang berlalu lalang. Sedangkan Justin sedang tertawa-tawa bersama para kru. Dan mereka bernyanyi-nyanyi lagu dari seorang Belieber yang saat natal tahun, Belieber itu berikan pada Justin. Lirik-nya memang lucu sekali. Tapi itu sama sekali tidak bisa membuat tertawa. Sesekali Justin melirikku sambil tertawa-tawa. Aku masih tidak ingin berbicara dengan Justin. Aku ingin meminta maaf tapi aku malu. Jadi lebih baik aku diam.

"Hei, tunggu-tunggu. Kau masih ingat saat aku memukul bokong Bubu?" tanya Justin dengan suara yang besar. Aku tidak melihatnya, aku masih melihat jalanan ini. Aku sedang tidak bersemangat. Kenny, Alfredo dan yang lainnya mengiyakan pertanyaaan Justin.

"Sebenarnya, rasanya itu kenyal sekali seperti milik Nicki Minaj! Hahahaha!!!" tawa Justin menggelegar. Itu sangat lucu Bieber. Sangat lucu. Yeah, bagimu. Para kru ikut tertawa mendengarnya. Aku masih terdiam tapi aku bisa merasakan kalau Justin dan kru melihatku.

"Ssst, Wero sedang marah. Jadi, diam," ucap Kenny membuat bus ini tiba-tiba hening, "Ia sedang datang bulan, hahaahahaha!" tawa Kenny kembali. Hahaha, lucu sekali Kenny. Aku tertawa dalam hati, tawa paksa. Para kru ikut tertawa senang karena ejekkan-ejekkan dari Bieber dan Kenny. Mungkin sebentar lagi Alfredo atau Ryan.

"Wero! Kau kenapa?" tanya Kenny yang membuatku melihatnya. Aku menggelengkan kepalaku dan tidak sama sekali tersenyum padanya. "Apa kau belum mengganti pembalutmu karena habis?! Hahahaha!" tawa Kenny lagi. Semua kru kembali tertawa terkecuali Justin yang melihatku dengan mata penuh rasa bersalah. Aku rasa itu hanya perasaanku. Aku memalingkan wajahku dan kembali menatap jalan raya ini.

****

"Kau mau?" tanya Justin menawarkan permen kesukaannya padaku saat para kru sedang tertidur. Justin sudah terduduk di sebelahku. Aku menggeleng-gelengkan kepalaku dan menarik selimut yang aku pakai sejak 1 jam yang lalu.

"Aku minta maaf soal tadi," ucap Justin padaku. Aku mengangguk tanpa menatapnya. Tapi tiba-tiba Justin menarik daguku agar aku bisa melihatnya.

"Iya Justin, aku terima permintaan maafmu," jawabku dengan terpaksa. Aku menyingkirkan tangan Justin dan melihat mata Justin yang begitu terang karena lampu bus ini. Matanya berubah menjadi warna emas. Justin tersenyum lalu menggelengkan kepalanya. Kemudian ia kembali memasukan permen kesukaannya itu pada mulutnya.

"Bubu, apa aku terdengar gila jika aku memacari Nicki Minaj? Maksudku, dia kan tidak memiliki pacar," ucap Justin yang membuatku ingin mati sekarang juga. Justin dan Nicki Minaj berbeda umur sekitar 11 tahun. Dan itu memang terdengar gila. Bunuh aku sekarang. Aku menggelengkan kepalaku. Tentu saja.

"Haha, aku hanya bercanda. Aku hanya fanatik, aku sungguh menyukainya," ucap Justin kembali bercerita. Aku menganggukkan kepalaku. Yeah, aku tahu itu Justin. Tapi jangan berlebihan sampai kau ingin berpacaran dengan Justin.

"Bubu, apa kau pernah membayangkan bagaimana rasanya dicium oleh seorang Justin Bieber?" tanya Justin kembali dengan pertanyaan konyolnya. Aku menggelengkan kepalaku. Tidaklah! Aku tidak pernah membayangkan kepalaku. Justin menganggukkan kepalanya. Lalu ia menarik tanganku untuk berdiri saat ia juga berdiri.

"Temani aku tidur di kamarku," ucap Justin menyuruhku. Aku hanya menganggukkan kepalaku. Memang, bus ini hampir sama seperti rumah. Tapi di bus ini hanya membuat kamar untuk Justin. *ceklek* Justin membuka pintunya sambil masih memegang tanganku. Aku ikut masuk ke dalam kamar Justin. Untuk yang ke sekian kalinya aku masuk ke dalam kamar ini. Kemudian Justin menutup pintunya dan menguncinya. Memang, kami pernah tidur 1 ranjang di bus ini dan harus dikunci pintunya. Karena katanya, Justin merasa tidak nyaman jika pintu kamarnya tidak dikunci. Dan itu hanya omong kosong. Biasanya juga ia tidak mengunci pintu kamarnya karena yang menutup pintu kamarnya biasanya adalah ibu Justin.

Mr Bieber Sucks | Herren JerkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang