Tentang Masa lalu

560 11 1
                                    


Seperti biasanya pada hari Sabtu sekolah pulang lebih awal. Hari Senin sampai Jumat membuat anak yang bersekolah di SMK Cakrawala lelah karena fullday , lain halnya dengan hari Sabtu karena mereka pulang jam 10 siang.
Seperti biasanya setiap hari sabtu Rara akan pergi ke toko buku.

Jam 07.30 upacara pramuka selesai. Rara sudah merencanakan untuk pergi ke toko buku saat pulang sekolah.
Jam 10.05 Rara sudah duduk didepan halte untuk menunggu taxi lewat. Ada sebuah taxi yang lewat.

"Pak, ini lewat ke toko buku sentosa dulu ya pak" Ucap Rara kepada supir taxi, yang sedang mengemudi mobil taxi tersebut.
"Muhun neng" Jawab bapak supir dengan sopannya.

Suasana di mobil kembali hening, tiba-tiba taxi yang Rara tumpangi menabrak sebuah kendaraan bermotor.
"Yeee.. pak, lain kali hati-hati, untung saya kagak napa-napa" Ucap pengendara motor, dengan nada yang sengit.
"Maaf atuh kang" jawab supir dengan singkatnya.
" Kenapa pak? Kok bisa nabrak?" Tanya Rara kepada supir.
" Itu loh neng, si akang. Masa sen nya ke kanan, tapi belok nya ke kiri. Aya aya wae budak jaman ayeuna mah duh gusti" Jawab supir taxi dengan wajah mengeluh.
"Hahaha... iya pak, saya juga sering nemu yang kaya gitu. " Sambung Rara dengan sedikit tawa.
" Depan nya penyok deui duh.." Ujar supir yang berbicara sembari menuju kedalam mobil kembali.
"Yaudah pak, nanti saya tambahin, sekalian buat ganti kerusakan mobil nya" kata-kata Rara membuat supir taxi tersenyum samar.
"Nuhun nya neng... " Sahut supir dengan gembira.
"Sama-sama pak " jawab Rara sembari membuka hp yang sedari tadi sudah bergetar.

Hay Ra... Gw Rizal, ini nomer telphone gw yang baru. Di save ya...

Ternyata ada SMS dari sahabat Rara yang bernama Rizal, Rara dan Rizal sudah berteman sejak mereka menduduki bangku kelas 4 SD hingga sekarang mereka sudah menduduki bangku kelas 11.

"Nahh neng, ini sudah sampai di toko bukunya" Ujar bapak supir yang memudarkan tatapan Rara yang sedari tadi menatap layar handphonenya.
"Ohh iya pak, berapa jadinya pak?" Tanya Rara sembari mengambil lembaran uang di tasnnya.
"30 ribu aja neng.. " jawab bapak supir dengan menepiskan sedikit keringatnya.
"Ini pak, 300 ribu, sama sekalian ganti uang yang tadi, semoga aja cukup ya pak" ucap Rara tersenyum samar.
" nuhun pisan neng.. cing kagentosan anu berlipat ganda" Ucap bapak supir, yang sangat senang.
"Sama-sama pak" Jawab Rara, yang mulai melangkah untuk memasuki toko buku.

Sesampai di toko buku, Rara langsung mencari buku Novel dan buku fisika.

"Nahh ini dia buku fisika nya" bisik Rara sambil memegang buku Fisika yang dia cari. Rara kembali berjalan untuk mencari novel bestseller, Rara membaca hampir 3 sinopsis buku novel, namun Rara tidak terlihat tertarik. Rara masih mencari buku novel yang sesuai dengan keinginannya.
"Mana yahh? Kok gak ada sih? " Bisik nya dengan nada kesal.

"Mbak, mau tanya.. buku bestseller terbaru yang mana aja ya mbak?" Tanya Rara dengan pegawai di toko buku tersebut.
"Yang bestseller paling cuma yang di sebelah sini kak, Novel lainnya juga ada, sini mari saya antar ke tempat novel-novel terbaik, tapi gak bestseller banget sih kak" ujar petugas menawarkan.
" ayo mbak, antar saya " jawab Rara yang menerima ajakan dari pegawai.

Rarapun berjalan mengikuti petugas toko buku itu berjalan, hingga petugas itu berhenti tepat di depan keranjang buku yang berisi novel remaja.

" nah disini kak" ucap petugas sembari menunjuk ke arah buku.
"Makasih ya mbak" sahut Rara dengan senyum.

Akhirnya Rarapun mendapatkan buku yang di cari. Ternyata buku yang Rara cari itu, bukan buku bestseller, tapi buku novel terbaik di tokobuku itu.

"Alhamdulillah, akhirnya dapet juga buku ini" Syukur Rara sambil menghela nafas dan memegang buku yang dia cari.

Rarapun berjalan menuju kasir, untuk membayar buku yang dia beli.
" Ada tambahan lagi?" Ucap penjaga kasir.
" udah mbak, itu aja " jawab Rara sambil membuka dompet.
"Totalnya 290 ribu rupiah" Ujar penjaga kasir sembari memasukan buku ke dalam pelastik.
" ini ya mbak, uang nya " sahut Rara yang memberikan uang kepada penjaga kasir, dan langsung mengambil pelastik yang berisi buku-buku yang tadi sudah dia beli.

Saat Rara berjalan menuju pintu keluar, tiba-tiba seseorang memegang bahu Rara. Seseorang itu adalah Rizal, Rizal juga ternyata membeli buku di tokobuku itu. Tapi, Rizal tidak sendiri. Rizal ditemani oleh seorang pria.
"Hay Ra..." Ucap Rizal membuat Rara terkejut.
" Ya Allah zall.... kaget gw.. kirain siapa" Jawab Rara yang memasang wajah kesal.
" kenalin gw kali zal..." ujar teman Rizal sembari menepuk bahu Rizal.
" haha.. gw lupa.. oke Ra, kenalin ini Dion. Dion, kenalin dia Rara, sahabat dari jaman gw SD." sahut Rizal dengan senyum yang sedikit tawa.
"Salam kenal yaa" Sambut Rara sembari menjulurkan tangannya.
" juga" jawab Dion dengan senyuman.
" Eh Ra... mau langsung pulang?" Tanya Rizal.
"Gak tau zal.. nyokap gw lagi di Surabaya, mybe gw mau langsung otw cafe depan komplek kali" Jawab Rara.
" kita boleh join kali Ra...." Sahut Dion yang tertawa sinis.
" iya.. iyaa ayo" ajak Rara.
" Gw bawa mobil, lu pada ikut mobil gw aja" sahut Rizal.
" boleh tuhh" Jawab Rara.
Sesampai di mobil Rara duduk di belakang, sememtara Rizal menyetir dan Dion duduk di sebelah Rizal. Suasana di mobil hening, hingga ada telphone dari seseorang untuk Rizal
"Halo..." ucap rizal dengan suara yang berat.
"................" jawab seseorang dari sebrang sana.
" Iya gw lagi ama Ra" Tiba-tiba, Rizal memarkirkan mobilnya dan keluar dari mobil.
Keadaan mobil hening. " Ra, lu deket banget ya ama Rizal?" Tanya Dion sembari memutar pandangannya.
"Ya gitudehh.. Dulu gw, Rizal , and Rama sahabatan banget, terus gw jadian ama Rama dua tahun yang lalu, dan tiba-tiba Rama ninggalin gw tanpa alasan. So gw kga tau, gw ama Rama dah putus apa belon" Jawab Rara sembari membuka handphone.
"Ohh gitu Ra, Emangnya Rama kemana?" Tanya Rizal.
" Gw gak tau kemana si " Ucap Rara yang terhenti karena Rizal memasuki mobil lagi.
" Dari siapa zal?" Tanya Rara dengan wajah cuek.
" Udah siap? Kita cusss" Sahut Rizal , tidak memerdulikan pertanyaan Rara.

                                                                 *****

Sesampai di cafe, Rara, Dion dan Rizal langsung duduk di salah satu kursi di halaman depan cafe.
" pesenin gw Milk tea aja Zal.. " Ucap Rara.

" Yaudah lu, duduk aja. Biar gw yang kesana ama Dion." Jawab Rizal sembari mengacak rambut Rara.
" oke.. gw tunggu disini ya.." Sambung Rara.

Rizal dan Dion pun berjalan ke arah tempat pemesanan. Rara masih duduk di tempatnya semula, sesaat setelah Dion dan Rizal meninggalkan Rara, Rara kembali melamunkan Rama.
     "Dorr.. ngelamum aja lu.." Kata-kata Dion membuat Rara kaget.
    "Apa siii... ganggu aje lu mahh" Sahut Rara dengan sinis.

   "Yee... jan ngambek dong" bujuk Dion.
     " lagian ngagetin" Ujar Rara kesal."
    "Eh.. eh.. kenapa nihh sahabat gw manyun kek tutut?" Ujar Rizal yang berusaha menghibur Rara.
   " yekali, gw di kagetin ama Dion" Jawab Rara.
  " lagian lu ngelamun muluu.." sahut Dion tanpa rasa salah.
"Lu ngelamun kenapa si?" Tanya Rizal.
   "Gakpapa" jawab Rara dengan singkat.
    "Mikirin Rama? Udah lah Ra.. Rama udeh ninggalin lu 2 tahun, belum tentu Rama mikirin lu juga. Comeon ada gw ama Dion disini buat ngehibur lu." Jawab Rizal mencoba menenangkan Rara.
"Yudah nih minum, tadi gw beliin burger buat lu. Dimakan nihh" Perintah Rizal untuk Rara.
     Rara,Rizal dan Dion melahap santapan dihapannya. Rarapun melihat wajah Rizal yang seperti sedang menutupi sesuatu.
"

Gw mau pulang, lagian ini udah habis kan?" Ujar Rara mengajak pulang.

"Yaudah kita balik" jawab Dion.
"Yaudah kuy" Sahut Rizal dengan wajah datar.
 

   Sesampai dirumah, Rara langsung memasuki kamarnya yang terdapat di lantai dua.

      Rara mengambil foto yang terpajang di atas laci kamarnya. Ekspresi wajah Rara berubah saat dia melihat foto kekasihnya yang sedang memeluknya. Air mata Rara perlahan menetes senada dengan rintikan hujan.
Rara memeluk foto itu dengan erat, hingga akhirnya Rara taksengaja tertidur sembari memeluk foto itu.


Dua Hati Yang Terluka Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang