Tentang masa lalu (3)

157 9 1
                                    

Pada saat sore hari, setelah Rara beristirahat. Rara terbangun, dan mendengar mamahnya telah kembali dari Surabaya.
"Mahhh..." panggil Rara.
"Iya nakk?" Tanya mamah dengan lembut.
" Aku mau pergi ke rumah Rizal dulu boleh?" Tanya Rara.
"Lohh kok pergi? Rizal aja suruh kerumah. Mamah juga kangen sama Rizal."jawab mamah.
"Yaudah aju telphone Rizal nya yamahh" Sahut Rara.

Rara langsung mengambil handphone dari sakunya, dan menelphone Rizal.
"Zal... kerumah, nyokap dah balik. Bawa Dion ya" Ucap Rara.
",......." jawaban dari sebrang.
"Oke gw tunggu" Jawab Rara sembari mematikan telphone.

Mamah menghampiri Rara, yang sedang berdiri. Mata Rara sembab, suara Rara masih terisak.

"Kamu kenapa nak?" Tanya mamah.
"Gakpapa Mah" Jawab Rara dengan senyum samar.
"Mikirin kakak tiri kamu itu?" Tanya mamah dengan tatapan sinis.
"Enggak mah... Tadi ada masalah aja sama Rizal" Jawab Rara.
"Masalah? Sama Rizal? " Tanya mamah lagi.
"Iya mahh.." Jawab rara.
"Ohh yaudah" Sahut mamah.

Ketika mereka sedang berbincang, terdengar suara ketukan pintu. 'Tok..tok..tokk' Rarapun langsung berjalan menuju pintu. Ternyata Rizal dan Dion sudah sampai.
"Assalamualaikum tante..." Salam Rizal dengan sopannya.
"Waalaikumsaalam... nak Rizal, eh ini siapa?" Tanya mamah.
"Ini Dion, sahabat baru aku mahh.." jawab Rara.
"Ohhh gituu.. yaudah ayo sini duduk, tante sudah masak" ucap mamah sambil menuntun Rara.
"Terimakasih tente.. " jawab Rizal dan Dion serentak.

Dion, Rizal, Rara dan mamah duduk bersama di meja makan untuk melaksakan makam malam bersama.
"Rizal.. kamu ada masalah apa sama Rara? Kok Rara sampai nangis?" Tanya mamah membuat Rizal tersedak.
"Maaf tante, tadi saya ngejek Rara si pendek. Jadi dia marah, terus saya ejekin dia manja, dia tambah marah.. eh nangis.. dasar cengeng" ujar Rizal membuat Rara tersenyum. Dion hanya bisa menahan tawa, padahal Rara menangis karena Rama.
"Iya tante bener tuhh.. " sahut Dion.
"Iiihhhh apa siiii" Ucap Rara jengkel.
"Udah.. udahhh" Sahut mamah.
Mereka melanjutkan makanan malamnya. Ketika makan malam selesai, saat rizal dan Dion mau pulang, mobil Rizal mogok.
"Aelahhhh napa lagi ni mobil?" Ujar Rizal jengkel.
"Yaudah kalian berdua tidur disini aja, biar Bi Ijum menyiapkan kamar." Ujar mamah sambil menepuk bahu Rizal.
"Bener nih tan? Gak ngerepotin?" Tanya Dion.
"Iya beneran masa iya tante bohong" jawab mamah.
"terimakasih tante" Jawab rizal.

Kamar Rara dan kamar tamu bersebelahan. Sebelum mereka tidur, mereka saling bersenda gurau, bermain gitar milik Rara, bermain kartu uno, bermain ToD dan bercerita tentang hantu. Tepat pada pukul 23.00 Rara masuk kedalam kamar, sementara Dion dan Rizal sedang menonton TV.

"Gadang kuy zal.." Ucap Dion.
"Kuy.. ada flim apa nih?" Tanya Rizal.
"Ada flim horor di thrill" jawab Dion.

Mereka menonton flim hingga pukul 03.10, saat mereka melangkah menuju lantai 2. Tiba-tiba terdengar teriakan dari kamar Rara.
'Aaaaa.... Tidakkkkkkkk.....' sontak seisi rumah terbangun dan memasuki kamar Rara.

"Sayang kamu kenapa nak?" Tanya mamah cemas.
"Ra lu knp?" Tanya Rizal
"Iyee Ra.. lu nape?" Tanya dion
Belum sempat Rara menjawab, tiba-tiba Rara pingsan. Semua orang khawatir dengan Rara. Semua orang sibuk membangunkan Rara dengn minyak kayu putih. Namun Rara tak juga bangun. Hingga akhirnya Mamah meminta Rizal dan Dion kembali ke kamarnya "kalian ke kamar aja.. Rara biar tante yanh urus" tukas mamah dengan wajah sangat cemas. Dion dan Rizal mengangguk dan meninggalkan kamar Rara.
"Kenapa si Rara?" Tanya Dion.
"Semenjak Rama pergi, Rara pasti ngelindurin Rama" Jawab Rizal
" ohhh... kasian bet ya si Rara.. eh btw, lu kenape nyembunyiin masalah penyakit Rama dari Rara?" Tanya Dion heran.
"Lu mau gw kasi tau kga? Kalo mau, lu jaga rahasia" Jawab Rizal.
"Mau..mauu" Jawab Dion penasaran.
" Rama punya penyakit.... Fluu.." Jawab Rizal tertawa.
"Seriusan napa" Sahut Dion dengan wajah tidak suka.
"Rahasia" jawab Rizal tertawa.

Tiba-tiba terdengar suara pecahan kaca dari kamar Rara, Dion dan Rizalpun segera bergegas menuju kamar Rara.
Sesampai dikamar Rara. Dion dan Rizal melihat foto Rama yang di kelilingi beling. Rara terjatuh dari ranjang. Rara duduk di pojok kamarnya. Melihat mamahnya yang sedang marah melihat foto Rama.

"Mamah bilang juga apa?!!" Teriak mamah dengan wajah memerah.
" Aku sayang sama Rama mahhh" jawab Rara dengan isak.
"Sayang, sayang,,, kalian itu adik kaka. Mana mungkin pacaran?!" Jawab mamah dengan nada sinis.
"Ra... udah... " Ucap Rizal menenangkan Rara.
" Tante.. udah tan.. udah malem" Tukas Dion.
. Mamah langsung meninggalkan kamar Rara yang berserakan beling, Rara menangis sejadi-jadinya. Rizal memeluk Rara dengan erat. Dion membersihkan beling-beling yang berserakan.
 

  "Ra.. lu kenapa kaya gini lagi sii?" Tanya Rizal.

"Baru tadi pagi gw ingetin.. masih kek gini. Gw uda capek setiap hari liat kondisi lu yang kek gini.. comeon buka mata lu, buka hati lu. Rama udeh pergi selama 2 tahunn... gak ada yang perlu lu arepin dari Rama" Ucap Rizal sembari memeluk Rara.
"Gw kepikiran Rama mulu Zal... gw kangen ama Rama" jawab Rara.
"Lu kangen? Lu sayang? Buka mata lu.. Rama itu siapa, bokap nye Rama itu siapa. Lu ama Rama adek, kakak. Buka hati lu.. Rama sayang kga ama lu? Lu tau kenapa gw sembunyiin tentang Rama? Rama udeh punya cewek baru. Gw ngasi tau lu kek gini supaya lu tau klo Rama kaga setia ama lu" tukas Rizal membuat air mata Rara menderas.
Rara masih membisu, Rizal menyuruh Rara tidur karena itu sudah sangat larut malam, tepatnya pukul 03.45, Rizal memeluk Rara hingga Rara tertidur pulas. Rizal dan Rara saling menyayangi satu sama lain, Rara sudah sangat pulas, namun masih ada isak yang masih terdengar.
Dion pergi meninggalkan Rara dan Rizal. Dion kembali ke kamarnya, sementara Rizal masih menemani Rara. Air mata Rizal sudah menetes perlahan melihat kondisi Rara yang semakin larut dalam masalalu, Rizal terpaksa berbohong mengenai Rama. Agar Rara berhenti memikirkan Rama yang membuat kondisinya semakin lemah dan semakin larut dalam masalalu. Rara selalu membawa jepit pemberian dari Rama, namun jepit itu sekarang telah hilang. Rara benar-benar kehilangan Rama, yang Rara punya hanyalah foto wajah tampan Rama yang sedang tersenyum. Foto yang baru saja pecah, dan membuat Rara semakin tertekan dan semakin sedih.
"Maafin gw Ra.. " ucap Rizal sambil mengelus rambut sahabatnya.
Air mata Rizal benar-benar menetes. Hingga terjatuh di pipi merah Rara, Rara terbangun dan terkejut melihat Rizal yang selalu membuatmya tersenyum kini meneteskan air mata.
"

Zal.. lu kenapa?" Tanya Rara dengan mata yang sembab.

"Gw ngantuk, jadi mata gw keluar aer " jawab Rizal sembari tersenyum.
"Lu.. Ke kamar gihh., udeh malem, udeh jam 04.13" ujar Rara.
"Gw mau nemenin lu Ra" ucap Rizal sambil mengelus rambut Rara.
" udehh subuh zal" ujar Rara.
" gw tidur di disini aja, nemenin lu. Kek kita dulu selalu tidur bareng." Ujar Rizal.
" yaudah,. Kalo lu mau tidur d kamar gw" jawab Rara.
 

     Rara dan Rizal tidur bersebelahan, di atas ranjang milik Rara.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 18, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dua Hati Yang Terluka Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang