lima

897 98 18
                                    

Tok! Tok! Tok!

tak lama pintu uks terbuka menampakan seungcheol berdiri disana. Seokmin menerobos langsung masuk, menabrak paksa bahu seungcheol kasar.

"YONG LO GAPAPA!!?" 

soonyoung yang sedang tidur reflek membuka matanya perlahan, kaget akan kehadiran seokmin.

"knapa ga sekalian lu siram air ke dia nyet?" seru seungcheol kesal.

 "sorry sorry panik" seokmin nyengir. 

soonyoung bangun perlahan, duduk menyandarkan punggungnya ke bantal. 

"aduh pusing gue liat muka lo" kata soonyoung memegangi dahi memijatnya pelan. seungcheol langsung mengambil segelas air untuk soonyoung.

"minum dulu untuk menghilangkan aura negatif"

"lo kira gua apaan anjeng?" sewot seokmin.

seungcheol ketawa, "mana pesenan gua?"

"nih" seokmin ngasih bungkusan indomaret.

"alah tai, kok cuma ini?  buat jihoon mana dia pengin siomay" protes seungcheol.

"mana ada yg jual malem2 anjeng" kesal seokmin. udah nitip, banyak maunya pula.

"terus ini kenapa ada kuaci ama cola?" kata seungcheol memeriksa bungkusan plastik indomaret.

"si jun titip, udah lo sana hush hush"

"ok makasih ya" seungcheol beranjak pergi, namun cepat cepat soonyoung menahan tangannya.

"lu kok ngusir dia?" 

"jam tunggu gua abis yong, sekarang biar dia yang nungguin lo, lagian dia bawa banyak jajan"ujar seungcheol.

hah. dikata rumah sakit, bilang aja males nungguin, batin soonyoung.

" jihoon udah nungguin gue di kamar" jelasnya lagi.

soonyoung menautkan alisnya sebal mendengar nama roomate seungcheol, ia terpaksa mengalah, "yaudah sana"

seungcheol pergi. tinggalah mereka berdua di dalam ruangan. 

"jihoon aja terus" gerutu soonyoung tiba tiba. dia ga mood, langsung menyibakan selimut menutupi tubuhnya.

"yong?" seokmin menatap soonyoung yang kembali tiduran di kasur.

"lo ngapain kesini?!?" bentak soonyoung menyibakan selimutnya lagi.

"ya.. jengukin lo lah" 

seokmin melepas jaket kulitnya, mengeluarkan bungkusan plastik lagi yang disana ada banyak makanan dan buah.

ia beralih nyentuh jidat soonyoung yang panas. ia meruntuk, gila ni anak beneran demam ternyata, tapi masih nyolot aja. 

tangannya turun di kedua pipi gembul milik soonyoung yang merah mengelus pelan, kulit tangan seokmin itu terasa panas.  ditambah lagi natap mata sipit soonyoung yang mulai pasrah. duh, gerah.

"lo bikin khawatir aja sih"ujar seokmin menatapnya, dia ngusap keringat yang ada di pelipis soonyoung.

soonyoung memerah, kalo yang ini bukan karena sakit, tapi karena ia ditatap seintens itu oleh seokmin. tatapannya berbeda ketika tadi pagi. Seolah ia dapat membaca kekhawatiran disana. ia menampik tangan seokmin, "a-apaan sih!"

seokmin terkekeh, "minum obat udah?"

"belom"

pertanyaan seokmin membuatnya risih. lebih baik ia sehat daripada harus melihat seokmin yang berlaku lembut padanya.

"udah makan belom?" seokmin ngeluarin makanan dalam bungkusan plastik. mulai mengupas apel yang baru di beli.

"belom" jawab soonyoung sambil menatap lurus layar tv.

"kok bisa?" seokmin menghela nafasnya masih mengupas apel di nakas.

"orang yang janji mau nyuapin malah pergi" lanjut soonyoung menyindir seungcheol.

seokmin tersenyum miring, "yaudah... gua suapin"

soonyoung terdiam,mengigit bibirnya, "gamau"

"kenapa?"

"hmm... ogaaah. udah ga selera" jawab soonyoung mulai terdengar manja.

seokmin menghela nafas, berbalik mendekat ke soonyoung memberikan apel yang baru ia potong.

"gaboleh gitu dong, ntar lu kaga sembuh sembuh"

"lo bacot ya kayak nyokap gua?" balas soonyoung masih mengganti chanel tv.

"yauda sono biar makin parah dan masuk rumah sakit"

"KOK LO DOAIN GITU SIH!?!" teriak soonyoung kesal.

"ya lo bandel sih!"seru seokmin gemas tanpa sadar mencubit hidung soonyoung.

soonyoung melempar remote tv ke kasur, merosotkan tubuhnya ke dalam selimut.

"yong, jangan tidur dulu sebelum makan"perintah seokmin.

"tapi aku mual.." rengek soonyoung suaranya mulai melemah. 

"yauda lo maunya apa?" tanya seokmin lagi, entah kenapa soonyoung mulai merasa semakin nyaman dengan suara rendah milik seokmin. 

"kalo lagi sakit biasanya gua makan bubur bikinan ka jisoo. gua cuma bisa makan itu"

seokmin mengerutkan dahi.

setahu dia jisoo itu paling payah dalam hal masak memasak.



***

Tibalah seokmin di kamar jisoo untuk menuruti permintaan soonyoung. 

"HEH JISOO MANA JISOO?" seru seokmin tidak sabaran tanpa mengetuk pintu kamar terlebih dahulu. Jun, si pemilik kamar tersentak hampir menjatuhkan bungkus kuaci di tangannya.

"dikamar mandi" ujarnya kembali mengigit kulit kuaci, dia sudah mulai membiasakan diri dengan kebiasaan seokmin yang selalu datang tiba tiba.

"jis! cepetan lo keluar!" teriak seokmin, dia langsung duduk di sebelah jun yang sedang menonton tv. 

Jun menoyor kepala seokmin. 

"sopan lo! dia itu kakak kelas kita, panggil kak!" 

sebenarnya jisoo sendiri tidak masalah jika ada adik kelas manggil nama saja, maklum dia pindahan dari amerika, ia merasa canggung jika ada yang memanggilnya kakak.

"hah apaan si lo noyor noyor, beda 1 tahun doang juga" seokmin hendak menonyor balik, dengan cepat jun menghindar.

"1 tahun adalah jarak yang sangat jauh, kecuali kalo lo pacaran sama dia, gak berlaku"ujarnya curhat.

"bodo amat njir!"

jun berdecak, lanjut membuka kuacinya. 

selang berapa menit, jisoo pun keluar dari kamar mandi masih menggunakan bathrobes, wangi parfum mahal menguar di seluruh ruangan. 

Jun terbatuk batuk.

"what is going on min? sorry aku ga denger" ujar jisoo menggunakan bahasa indonesia yang kaku. 

((ha? :")))

"jis... eh, ka jisoo gua butuh lo bikinin bubur untuk uyong. sekarang!" kata seokmin to the point, langsung menyeret jisoo keluar dari kamar.

.

.

.

.

ha gatau lg aku :(
udh stuck 

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 24, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Me You ||  SoonSeokTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang