PROLOG

263 25 10
                                    


Aku merebahkan tubuhku ke atas kasur Queen Size-ku. Hari ini benar-benar melelahkan. Pekerjaan yang menumpuk dan harus meladeni amukan kekasih bos tampan yang terkenal dengan keseksian dan ketampanannya. Para kekasih yang mengamuk di kantor bukanlah hal yang baru buatku. Bahkan sudah menjadi tugas sampinganku untuk menangani para kekasih si playboy itu.

Aku rasa selain sebagai sekretasinya, tugasku adalah menjadi body guardnya. Karena untuk urusan seperti ini, si playboy itu akan memintaku menangani mereka sebelum mencapai pintu ruangannya sedangkan dia akan duduk dengan santai di dalam untuk mendengar keributan. Untung dia adalah sahabatku juga, jadi aku menolerir sikapnya itu. Kalau tidak, aku akan memintanya untuk membayar gajiku dua kali lipat karena tugas rangkapku ini.

Aku mengambil ponselku dari atas nakas di samping tempat tidurku.

Slmat malam, Cantik.

Apa kau sudah pulang?

Aku merindukanmu.

Gery

Aku melempar ponselku ke samping. Malas meladeni pria berambut ikal tersebut.

Gery adalah sepupu dari Sany, sahabatku sejak kuliah. Sejak bertemu dengannya minggu lalu di salah satu club malam, dia terus menghujaniku dengan telepon dan pesan singkat yang terkadang membuatku merinding.

Ponselku kembali berbunyi.

Aku mengambilnya dan membaca chat yang masuk.

Apa kau sudah tidur, Love?

Aku hanya bisa menghela napas. Dan sebelum aku kembali melempar ponselku ke samping, benda itu kembali berbunyi panjang.

GERY IS CALLING...

Dan aku tahu, sebelum aku menanggapinya, dia tidak akan berhenti menggangguku. Terkutuklah Sany yang sudah memberikan nomorku pada si ikal ini.

"Apa kau sudah tidur?" suaranya terdengar lembut. Aku mendengar suara keras dari dalam. Mungkin dia berada di club lagi.

"Aku baru saja ingin tidur."

"Apa kau lelah?"

"Sangat. Ada apa Gery?"

"Kau tidak membalas pesanku, Love," ucapnya lagi. Aku hanya memutar mata mendengarnya. Aku rasa aku tidak berkewajiban untuk membalas pesannya.

"Aku hanya terlalu lelah untuk membuka pesan yang masuk."

"Apa kau butuh jasa pemijitan?"

"Apa?" tanyaku sambil tertawa kecil.

"Aku tidak akan meminta bayaran."

"Tentu, karena aku yakin aku akan membalas dengan sesuatu yang lebih mahal, right?"

Dia tertawa.

"Apa kau tidak kesepian? Aku bisa memelukmu malam ini."

"Yang aku yakini tidak hanya sekedar memeluk, Gery."

Dia kembali tertawa. Kemudian aku mendengar suara wanita dari dalam ponsel.

"Kau pergi terlalu lama, Honey." suara yang terdengar sangat manja, membuatku tertawa kecil.

"Tunggu di sana sebentar. Aku sedang menelpon temanku." Aku mendengar Gery menjawab dan diikuti suara yang mengganggu di telingaku. Suara yang membuatku bergidik.

"Maaf, Love. Seorang teman baru saja menggangguku."

"Pergilah, kekasihmu menunggu," kataku sambil tertawa. Aku baru saja mendengarnya berciuman dan dia mengatakan temannya yang mengganggu. Di mana-mana pria itu sama.

"Aku masih berharap kau mengundangku malam ini jadi aku tidak perlu pulang bersamanya," katanya dengan nada merajuk yang membuatku semakin tertawa.

"Aku ingin tidur, Gery, dan kurasa kau sudah akan berada di dalam celana wanita tadi sebelum kau sampai kemari," kataku lagi yang di jawab dengan tawanya.

"Aku akan menahannya untukmu. Apa aku kurang menarik untukmu sehingga selalu diabaikan olehmu?"

"Aku hanya ingin tidur dan bermimpi. Pergilah."

"Baiklah." Jawabnya sambil menghela napas.

"Bye, Gery," ucapku lalu mematikan ponselku dan meletakkannya di atas nakas.

Si pengganggu sudah pergi dan aku bisa kembali tidur. Aku memejamkan mataku dan perlahan aku merasa pikiranku mengabur dan membawaku pada masa-masa itu. Masa lalu yang membuatku membencinya. Terlalu membencinya. Dia adalah...

***


Just_Vhi

(210217)

STILL LOVING YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang