Malam ini adalah malam yang paling kunanti. Semilir angin dingin menembus kulit hingga ke tulang belulang. Empat bulan sudah aku menghabiskan hidupku disini. Merantau jauh dari kampung halaman, berharap dapat hidup dengan nyaman, di negeri yang indah ini.
Ini adalah akhir bulan November. Akhirnya setelah berbulan-bulan, tidak, lebih tepat nya dua puluh satu tahun, aku dapat menyentuh dan menikmati salju untuk pertama kali nya. Sudah menjadi impian ku sejak kelas lima sekolah dasar, pertama kali nya aku melihat anime dan serial kartun dari Negeri Sakura. Pertama kali nya aku tertarik dan berharap untuk bisa berpetualang dan bermain ski. Kini semua bukan sekedar impian.
Aku berdiri di balkon kost ku. Lengkap dengan syal dan baju berlapis-lapis disertai jaket tebal. Ini sangat perlu, jika tidak mungkin aku akan terbaring di rumah sakit karena membeku.
Sesaat, segumpal benda perwarna putih mulai turun, disusul oleh gumpalan-gumpalan lain. Aku terpana. Mataku tak mampu berkedip kurang lebih selama tiga puluh detik. Sungguh takjub. Mashaa Allah. Sungguh indah ciptaanmu. Kujulurkan tangan ku ke depan. Menunggu segumpal salju jatuh tepat di tanganku.
“Aw”
Aku terperanjat. Ternyata sangat dingin. Kemudian ku ulang lagi, tanpa takut dingin. Sekarang aku siap. Mungkin tadi aku kaget karena itu adalah pertama kalinya. Dan ya, salju mengenai tanganku, segumpal, kemudian segumpal lagi. Ku genggam sambil terpejam. Menimati sentuhan dingin dari ciptaan Yang Maha Kuasa.Tak lama kemudian,
Tuut.. tuut..
Handphone ku berdering, nomor tanpa nama meneleponku.
“Moshi-moshi. Anata wa doko desuka ?” (Halo. Kamu dimana?)
Terderngar suara laki-laki yang sangat asing di telingaku.“Ha? Anata wa dare desu ka?” (Ha? Siapa kamu?)
“Kenji.. (Aku Kenji...)
Dia terdiam sejenak,
“Ayumu-san desu ka?” (Apakah kamu Ayumu?)“Nan de? Iie, ayumu-san dewa arimasen” (Apa? Nggak, aku bukan ayumu)
“Sumimasen” (Maaf)
Lelaki itu lansung menutup telepon tanpa basa basi. Ternyata salah sambung. Aku termenung beberapa saat, mengingat kembali suara laki laki tadi. Suara nya berat tetapi enak di dengar. Membuatku tersenyum sesaat.
Dan kisah ku telah dimulai. Ketika takdir pertama kali mulai mempersatukan ku dengan dia. Di hari salju pertama turun, adalah hari ketika ia dituntun oleh takdir untuk meneleponku.-To Be Continued-
박지영
YOU ARE READING
The Fallen Cherry Blossom
Teen FictionKetika takdir selalu mempertemukan aku dengan dia. Dirinya yang selalu tersenyum dan lembut bagaikan bunga Sakura. Suara khas yang menyejukan hati. Kehangatan tersembunyi dari nya yang mampu mencairkan salju. Kenangan yang tak akan pernah terlupakan...