NO

31 1 0
                                    


Harganya selangit. Mahal dan... Cantik.
Irish menggeleng-gelengkan kepalanya untuk mengusir bayangan sepatu kaca idamannya. Ia mengurungkan niatnya untuk mendapatkan sepatu itu. Hanya saya obsesinya jauh lebih besar dari yang dibayangkan.

Dulu Irish bisa mendapatkan semua yang diinginkannya. Tapi sekarang keadaannya berbeda. Ia harus memutar otak untuk bertahan hidup dan tidak terlihat miskin.

Sebenarnya alasan Irish sok kaya selama ini karena ia harus mencari pria kaya. Itu akan sangat membantu dalam kelangsungan hidupnya.

Sekarang Irish dilema. Noval menawarkan hal yang dibutuhkannya. Namun hatinya masih ragu. Ia sama sekali tidak mengenal Noval. Ia hanya tahu Noval anak orang kaya yang selalu datang ke kampus dengan mobil mewah.

"Tunangan?" Tanyanya pada diri sendiri. Matanya menatap ke langit-langit kamar.

Irish memikirkan solusi lain. Seperti menjual tas atau sepatu koleksinya. Masalahnya, tas dan sepatu koleksinya tersisa sedikit karena sebelumnya ia sudah menjualnya beberapa.

Menjual mobil? Berangkat ke kampus naik apa? Taksi? Itu sama saja menghabisi hidupnya!

👠👠👠

Hari ini tidak ada jadwal. Tapi Irish tetap berangkat ke kampus. Kepalanya akan semakin pusing jika tetap tinggal di apartemennya.

"Emang sepatunya cantik banget ya?" Tanya Sesil membuat Irish memutar kedua bola matanya.

"Oke, oke. Jadi gini, kalo menurut gue tunangan is not bad. Noval juga jauh dari kata not bad, dia itu two thumbs up deh."

"Elo fans-nya ya? Sejak kapan." Irish meledek sahabatnya itu.

"Rish, banyak benefitnya buat elo kalo lo jadi tunangan Noval apalagi sampe kawin."

Irish melotot,"Kawin? Kejauuuhaaan Non."

"Terserah lo deh. Gue cuma ngasih pendapat."

Irish hampir menyemburkan jus tomatnya ketika melihat Noval memasuki kantin. Sepertinya Noval tidak melihatnya karena cowok itu sedang mengobrol dengan Reno.

"Sialan! Salah milih tempat nih! Tu orang ternyata ada jadwal kuliah. Ck!"

"Yaelah, santai aja kali, Rish."

Irish menatap kesal Sesil yang sedang menyantap cemilan sehatnya dengan khidmat. Ya, mungkin ia harus tenang dan menjaga sikapnya.

Tapi matanya tidak bisa diam. Ia mengikuti gerak-gerik Noval seperti harimau yang siap menerkam.

Tiba-tiba ponselnya di atas meja berdering. Sebuah line masuk dari Noval.

Ada yg mau lo omongin sm gw?

Irish membacanya lalu mengirimkan dua hurup singkat sebagai balasannya. Sepertinya Noval sudah menyadari dirinya diperhatikan.

NO.

Balasan selanjutnya dari Noval membuatnya angkat kaki dari tempat itu saat itu juga.

Twaran gw berlaku sampe lo mau.

👠👠👠

Sepatu KacaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang