#13

1.6K 264 43
                                    

"Menyebalkan, tapi apa yang bisa aku lakukan?" – Park Jimin

Sejak pagi hari Yoongi bermalas-malasan diruang keluarga sambil memainkan ponselnya, begitu pula dengan Jimin. Cuaca yang panas membuat mereka tidak ingin melakukan aktivitas yang menguras tenaga di tambah dengan fakta bahwa hari ini adalah hari libur.

"Yoongi, tolong ke supermarket beliin Ibu minyak goreng," teriak Ibu dari arah dapur. "Uangnya ada diatas meja makan."

"Males ah, Bu." Jawab Yoongi. "Suruh Jimin aja. Dia lagi gak ngapa-ngapain tuh."

Jimin menatap Yoongi dengan tatapan menuduh. Seenaknya saja berkata bahwa dirinya tidak melakukan apa-apa, sedangkan dia juga.

"Dih kok malah nyuruh balik," protes Jimin. "Kau juga gak lagi ngapa-ngapain tuh. Kan kau duluan yang disuruh."

"Yaudah sekarang aku nyuruh kamu,"

"Gak mau."

"Aku lebih tua dari pada kau, Jimin. Jadi cepetan beli sana."

"Halah, kayak gini aja baru ngaku lebih tua. Kalo rebutan sesuatu aja gak mau ngalah sama adiknya," Jimin mencibir. "Kakak macam apa itu."

Yoongi berusama menahan tawanya, "Makanya jangan jadi anak terakhir."

"Makanya kau gak usah lahir. Biar aku jadi anak tunggal," balas Jimin.

"Ayo dong buruan beli minyak gorengnya. Memangnya kalian gak mau makan siang?" ucap Ibu. "Kalo disuruh Ibu aja saling iri. Harusnya kalian yang rebutan untuk bantuin Ibu."

Yoongi tetap tak beranjak dari sofa, tetapi dia menatap Jimin dengan tatapan udah-buruan-sana-kau-yang-pergi

Jimin mendengus kasar, tetapi dia tetap bangkit dan pergi untuk membeli minyak goreng.

Lalu Yoongi? Dia tertawa karena menang, walaupun ada perasaan sedikit bersalah karena sering menyuruh-nyuruh Jimin dengan mengunakan alasan 'kakak'

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 25, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

2nd Feeling | pjmTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang