Suki berlari dengan kencang sekuat yang ia bisa, berlari disepanjang koridor sekolah. Ketika jarum pendek telah menunjukkan angka setengah tujuh pagi Suki makin panik dan terus berlari ke suatu tempat.Apa ?
Kenapa dia datang kesekolah pada jam sepagi itu ?
Itu karena dia hanya ingin melakukan sesuatu yang memang menjadi kebiasaannya. Suki berhenti berlari dengan nafas terengah-engah dia masih mau masuk ke kelas yang tidak dikunci itu. Suki menghela napas pelan lalu masuk ke kelas tersebut dan menargetkan pada satu meja yang istimewa. Meja yang katanya meja orang yang selalu ia puja.
Suki mengeluarkan sebuah kotak makanan berwarna hitam, memandang benda tersebut dengan pandangan yang berbinar. Dalam hati selalu menabatkan doa semoga makanan yang ia bawa ini akan diterima walaupun sekali oleh sang pemilik meja.
Berarti sebelum-sebelumnya belum diterima gitu ?
Huh, iya. Suki tahu kalau semua tempat kotak makanan yang ia bawa setiap hari selalu akhir mengenaskan didalam tong sampah. Suki sedih ? Tentu saja. Tapi Suki bukan tipe perempuan yang mudah menyerah, mungkin dia masih memiliki kesempatan untuk dapat perhatian sekecil apapun untuk lelaki pujaannya.
Siapa ?
Namanya Kim Jong In. Seniornya yang berada ditingkat 2 sekolah menengah. Senior yang selalu tampan setiap hari, Kim Jong In yang mempesona, Jong In sang ketua basket, Jong In yang mampu meluluhkan hatinya hanya dengan tatapan tajam milik lelaki itu dan maaih banyak lagi, tapi tidak akan Suki umbarkan disini. Mungkin semua orang juga tahu bagaimana gambaran orang yang memiliki kesempurnaan setara dengan dewa.
Tapi sayang....
Jong In tidak mengenalnya, tidaj mengenal diri Suki yang selalu mengawasi Jong In setiap saat.
Suki terlalu takut untuk berhadapan langsung dengan Jong In.
Suki meletakkan kotak makan tadi diatas meja. Tersenyum kecil pada benda yang sudah ia siapkan dengan memo kecil diatasnya.
"Apa yang sedang kau lakukan ?"
DEG!!
Suara itu...
Suata yang sangat ia kenal tanpa harus memandang orangnya.Dia...... Kim Jong In....
Suki memutar tubuhnya dengan gemetar agar bisa berhadapan dengan Jong In. Dan ya ampun.... Apakah tidak bisa jantungnya ini tidak terlalu berdebar dengan keras ?
"H-hai...hehe"
Suki memasang cengiran seusia bocah pada Jong In. Setidaknya dia harus merasa biasa biasa saja jika dengan Jong In agar menutupi kegugupannya. Jong In bisa tidak kalau kau ini jangan terlalu tampan ?! Batin Suki berteriak.
Jong In dengan kepribadian tenang dan dingin tak menanggapi sama sekali sapaan Suki yang baginya terlalu basi. Dia benci orang yang terlalu akrab dengannya. Jong In berjalan menuju mejanya, disana masih berdiri Suki dengan canggung.
"Minggir"
Bahkan kalimat dan nada yang Jong In pakai tadi mampu membuat Suki tertusuk sampai ke ulu hati. Tapi tak apa, lagipun Suki menghalangi jalan Jong In.
"Jadi selama ini kau yang selalu mengirimkan sampah ini?" tanya Jong In sakartik.
Mwoya ? Sampah ? Hei!! Itu kotak makanan dan Suji bahkan rela bangun pagi untuk membuat makanan untuk Jong In.
Suji tak menjawab namun dia mengangguk kepalanya takut. Jong In mendengus, dengan tak punya hati dia membuang kotak makanan pada tong sampah di sudut ruangan kelasnya.
Dan itu cukup membuat Suki ingin menangis. Dia tak pernah menyaksikan ini secara langsung kenapa rasanya lebih sakit ya ? Kalau gini caranya lebih baik Suki tutup mata saja tadi agar tak menyaksikan adegan tak berperasaan tersebut.
Sungguh keterlaluan kamu Kim Jong In...
Di sudut mata Suki telah menggenang air mata sialan yang tak ingin ia keluarkan dan itu karena Jong In.
"Pergi dari hadapanku"
Itu perintah dan sebuah perintah dari Jong In mampu membuat Suki berlari kencang meninggalkan Jong In yang tak peduli dengan gadis aneh tang ia tak kenal.....
KAMU SEDANG MEMBACA
FLOWER COOL BOY
RomanceSuki, gadis remaja yang mencintai seorang lelaki dingin pada pandangan pertama. Menjadi penguntit Jong In adalah kegiatan yang ia gemari. Suki terus mengejar Jon In namun Jong In selalu bersikap dingin dengannya. Akankah Suki dapat mencairkan es yan...