(the casts are for fiction needed only, but this story based on a true story, please don’t be a plagiarist)
Good evening My Mighty Diary….
Maaf jika kau merasa bosan dengan segala torehanku yang selalu sama… Tapi kau pun tau hanya itulah yang selalu menggelayuti fikiranku…
Kebanyakan orang ternyata menyatakan dirinya begitu interest ketika diberi pertanyaan maukah mereka bisa melihat apa yang orang lain tidak bisa lihat. Such as the future, vision, or maybe ghost. Mereka hanya belum merasakannya saja betapa menyiksanya hal itu. Kau tau, menjadi seseorang ‘yang mampu melihat segalanya’ terkadang merupakan sebuah kutukan ketika kau tidak mau mengetahui hal-hal yang seharusnya tak kau ketahui, tapi kau selalu ‘dikirimi’ semacam penglihatan. Hal tersebut menyiksa!
Aku meyakini diriku bukan sebagai gadis yang bisa ‘melihat segalanya’. Aku hanya seseorang yang biasa dengan tingkat sugesti tinggi sehingga terkadang beberapa ‘pergerakan’ bisa aku rasakan. Beberapa vision dapat aku terima – meski aku bersikeras itu hanya sebuah kebetulan. Tapi jangan. Jangan sampai aku diperlihatkan dengan hal apapun yang berhubungan dengan hal gaib. No, aku tidak akan pernah mau. And thank God, Tuhan tidak pernah memperlihatkan mereka padaku. Dan kau tau juga kan kalau hal-hal yang berhubungan dengan ‘mata ketiga’ tidak melulu berhubungan dengan… kau tau… hantu…
Sudah 24 tahun semenjak aku dilahirkan di sini, sama sekali tak ada perubahan. Meski di rumah ini hanya ada appa, eomma, dan aku. Tapi rumah ini selalu terasa sesak. Aku memang sendirian di kamar ini. Tapi hawa-hawa tak menentu selalu menghembusku. Padahal aku ingin, meski hanya sekali… Hanya sekali… Merasakan kenormalan udara di sekitarku… Mengapa aku selalu merasakan dingin yang begitu dingin, merembesi pori-poriku. Menusuk tulangku. Membuatku bergidik. Atau, mengapa aku selalu merasakan panas yang begitu panas. Aku tak sedang di depan perapian, aku pun tak berkeringat. Tapi panas itu selalu menghampiri.
Kiity, kucingku juga bahkan merasakan apa yang aku rasakan. Ketika hawa-hawa itu muncul di sekitarku, ia akan mengeong seolah ia melihat ada yang menghampirinya. Goldy, ikanku. Ia akan berenang tak tentu arah seolah ada yang memainkan air dalam akuariumnya. Kau tau, hewan nyatanya memiliki indera yang lebih peka daripada manusia.
My Mighty Diary, hari ini tepat satu bulan eomma ku tiada. Appa telah menguras hampir seluruh air matanya. Besok kami memutuskan untuk pindah dari rumah ini. Ini sangat aku nantikan. Aku bisa pindah ke lingkungan baru yang sangat kuharap berbeda dari rumah ini. Tak ada hawa misterius. Normal. Aku ingin hawa yang normal. Aku tak ingin merasakan ‘dihimpit’. 24 tahun aku tinggal di sini. 24 tahun juga merasakan kejanggalan yang aku tak mengerti. Bahkan 10 hari menjelang kematian eomma ku, aku bisa merasakannya. Atau mungkin bisa dibilang, aku telah mengetahui hal itu lebih awal.
And… My Mighty Diary… Mungkin besok kau akan mendapat cerita berbeda dariku… Cerita gadis normal – I hope. Bukan cerita gadis yang bisa ‘merasakan segala sesuatu’ di rumahnya.
Good night My Mighty Diary…
Sleep Well
~
Gadis itu bernama Shin Chaa Ra. Ia menutup diary nya, mematikan lampu belajarnya, kemudian bersandar pada punggung kursi yang lalu ia putar posisi duduknya. Memandangi kamarnya yang esok akan ia tinggalkan. Beberapa koper, tas travel, dan dus kertas telah mengepak barang-barangnya. Hanya beberapa barang besar yang nantinya akan di angkut memakai truk ke rumah barunya. Dilihatnya Kitty, kucing kesayangannya terdiam di atas ranjangnya. Matanya menatap kosong pemandangan yang tak bisa gadis itu lihat. Kemudian pandangannya beralih kepada akuarium bulat dengan ikan warna keemasan di dalamnya. Goldy. Ikan itu berenang tak tentu arah. Begitu tak tenang. Lalu gadis itu tersenyum. Good bye my invisible friends…
KAMU SEDANG MEMBACA
[Long Story] A 'Man' In Love
Fiksi PenggemarI loved that 'Man' in love... Is that wrong???