Cinta ... apa itu artinya? Apakah benar adanya ataukah hanya sebuah impian semata?
Aku tersenyum sendiri membaca kata cinta yang beberapa detik lalu kutuliskan. Cinta, ya, cinta. Apa itu cinta? Apakah memang benar adanya? Jika memang benar ada, di manakah aku harus mencarinya? Di kolong meja? Ataukah di tempat yang jauh di sana? Entahlah, aku masih berusaha menemukan jawabannya.
"Win, ngapain senyum-senyum?"
Aku langsung menoleh kaget, kulihat seorang gadis menatapku penuh tanya.
"Gak papa. Gak usah kepo, deh," jawabku ketus.
Aku kembali melanjutkan aktivitas mengkhayalku, mengenyampingkan kehadiran gadis yang duduk satu meja denganku. Namun, sialnya, pikiranku tak lagi dapat terfokuskan. Dia telah membuat pikiranku menjadi kacau, hingga tak sanggup lagi menebus ruang imajinasi.
Tiada henti dia berbuat ulah dan kali ini dia menyodorkan secarik kertas kepadaku, tanpa mengucapkan sepatah kata pun. "Apaan, nih?"
"Baca aja."
Aku mengambil kertas tersebut dengan malas lalu membacanya lamat-lamat. Kata demi kata kubaca secara rinci, tanpa terlewatkan.
Sahabat ....
Ke manakah engkau hilang? Di tempat tersembunyi ataukah di dekatku? Entahlah, hanya kebimbangan yang menyelimuti hari-hariku. Aku membutuhkanmu, wahai sahabatku. Hanya engkau yang mampu membimbingku, menemaniku, juga menghapus segala laraku.Aku langsung menggaruk kepalaku yang tidak gatal ketika membaca isi kertas ini, tulisannya memang tidak jelek, tidak juga sulit dibaca. Namun, bahasannya yang terlalu monoton membuatku selalu terkikik geli. Sahabat. Ya, selalu itu saja yang dibahasnya, seakan tidak ada topik lain yang menarik untuk dibahas.
Aku sedikit maklum dengan apa yang dirasakannya, karena aku pernah menjadi sepertinya. Menjadi orang yang terasingkan dan tidak memiliki satu pun teman dekat. Namun, tetap saja dia terlihat berlebihan, sahabat bukan malaikat yang memiliki hati yang suci. Sahabat bukan pula iblis yang selalu memiliki hati pendendam, sahabat hanya manusia biasa yang memiliki kekurangan juga keegoisan.
"Asal lo tahu, ya, gak semua sahabat itu baik. Ada dari mereka yang menyimpan iri hati kepada sahabatnya. Jangan karena gue sahabat lo satu-satunya, lo jadi mendewakan sahabat. Ingat dong, sahabat itu cuma manusia biasa yang punya sifat egois dan keserakahan."
Dia hanya diam, seolah tidak memedulikan ucapanku. Atau bahasa lainnya, masuk telinga kanan keluar telinga kiri. Ya, selalu saja begitu, tidak menghargai orang lain.
Selama beberapa bulan aku mengenalnya, tidak ada sifat darinya yang membuatku senang. Hmm ... kecuali karena rajin dan sering memberiku barang yang tak pernah kuminta sebelumnya.
Namanya Ambar, salah satu temanku yang paling menyebalkan. Apakah kalian tahu bagaimana bentuk fisiknya? Baiklah, akan kujelaskan. Dia pendek, tidak cantik, kulitnya hitam, rambutnya keriting kasar; seperti sapu ijuk, dan kalau berbicara aromanya tidak enak. Mungkin karena dia tidak pernah gosok gigi.
Bukan bermaksud menghina. Namun, itulah kenyataannya. Aku tidak pernah ingin menghujatnya dengan kata bau atau apa pun itu, tetapi melihat sifatnya yang cenderung kekanak-kanakan juga karena wasiat dari teman-temanku, aku jadi berani berkata demikian.
Bisa dibilang akulah satu-satunya sahabat yang dia miliki, karena di kelas 10 IPS 1 tidak ada yang ingin dekat dengannya. Ya, hanya aku saja.
Sekilas Ambar memang terlihat sangat ramah dan bersahabat. Namun, jika kita mengenalnya lebih jauh, kita jadi mengerti bahwa dia memiliki sifat yang keras kepala. Bagaimana tidak, setiap dinasehati, dia selalu bilang 'Lebih baik jadi diri sendiri'. Hmm ... itu memang benar, tetapi jadi diri sendiri juga memiliki banyak makna. Apakah jika kita salah dan dinasehati, kita akan tetap menjadi diri sendiri? Atau dengan kata lain kita membiarkan kesalahan itu tumbuh dan berkembang dalam diri kita. Tentu saja tidak. Setiap orang wajib memperbaiki kesalahannya, baik itu kesalahan besar maupun kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stupid (Oneshoot)
Short StoryTak ada deskripsi yang jelas, hanya bercerita tentang gadis keras kepala yang dibenci oleh laki-laki yang dicintainya karena kebodohannya. Cover by : @cevphucinno