Ruangan itu tampak begitu sunyi hingga setiap detik jarum jam berjalan, terdengar menggema memenuhi lorong ruang itu berada. Meski ruang itu didominasi birunya langit dan putihnya salju, tak membuat kehidupan di dalamnya terasa hidup. Ya, di sisi ranjang yang ada disana terduduk seorang pria tengah menatap potret senyum dirinya. Namun, hanya tatapan penuh kesakitan dan penyesalan yang tergambar dari iris sekelam malam itu. Wajah tampan dalam potret di depannya seolah hanya khayalan semu menilik dari pipi tirus, mata berkantung dan bulu halus di wajahnya kini. Bahkan tubuh bugar dalam potret itu telah berganti menjadi ringkih seolah ia seorang pesakitan.
Detik berganti jadi menit, menit berganti jam, jam berganti hari. Hari ini tepat 30 hari pria itu berdiam diri di kamar yang sama tanpa melakukan apapun. Beruntung ia memiliki orang-orang yang peduli padanya, sehingga masih bertahan hidup meski harus dipaksa makan dan minum dulu. Melihat sahabatnya yang dicap playboy menjadi pendiam nyaris seperti patung, tiga orang pria yang juga di dalam kamar itu hanya bisa mendesah sedih sekaligus kesal.
"Max, capek gue kalau harus ngurusin sahabat lo yang jadi patung ini. Iya kalau patung keren, lah ini makin hari tambah jelek aja." keluh pria bermata sipit dengan iris coklatnya.
Sementara seseorang yang ia beri keluhan hanya menanggapi cuek sembari terus mengotak-atik handphone. Namun, tak berapa lama raut wajahnya juga menunjukkan kekesalan yang menyebabkan dua orang temannya, si sipit beriris coklat dan si pirang beriris hitam.
"Kenapa?? Ada masalah lagi sama cewek-cewek lo?? Kan gue udah bilang kalau lo itu bukan Juno sang cassanova, yang ketahuan selingkuh tetep aja dimaafin."
"Bener tuh kata si Regen. Udah tahu nggak bakat jadi playboy sok-sokan punya pacar banyak." timpal si sipit membenarkan si pirang.
"Playboy dari Hongkong?? Wah, ngaco lo berdua. Sejak kapan gue jadi kayak si Juno, yang ada juga gue yang selalu beresin cewek-ceweknya si Juno. Lo berdua kan udah tahu kalau gue nggak suka cewek-"
"Wah, nggak bener ini. Sejak kapan lo jadi berubah jeruk makan jeruk begini, Max?? Sam, setelah ini kita harus mandi kembang tujuh rupa biar nggak ketularan." Regen berjingkat mundur sambil menggosok kedua lengannya. Hal itu juga dilakukan si sipit, Sammy seolah menghindar sosok bervirus di samping mereka.
Merasa tak terima dengan reaksi kedua sahabatnya, Max segera bangkit dari sofa dan mengejar keduanya yang lebih dulu melarikan diri. Tanpa seorang pun yang tahu sebuah senyum tipis tersirat dari bibir lelaki yang duduk di tepi ranjang itu. Juno, nama lelaki itu. Meski senyum tipis itu muncul tetap tak menghilangkan tatapan penuh kesakitan dan penyesalan miliknya. Seolah senyum itu adalah refleks alam bawah sadarnya.
Juno Aditya Pratama, dulu ia adalah seorang yang periang sekaligus murah senyum dan berubah menjadi seorang yang dingin dan cuek pada segala hal disekitarnya. Terlebih profesi sampingannya sebagai seorang model membuatnya bertambah dingin dalam menghadapi para wanita yang ingin menjadi kekasihnya. Tak tanggung-tanggung dalam sebulan ia bisa menggandeng 15 wanita berbeda di depan pacarnya. Bagi mereka tak masalah menjadi pacar ke sekian asal berstatus 'Pacar Noa', nama panggung Juno dalam dunia modeling.
Namun, dari semua itu ada satu prinsipnya yang tak pernah ia langgar, no sex before marriage. Bagi Juno seburuk apapun sikapnya pada wanita, ia tak akan pernah masuk dalam dunia free sex. Selain tak ingin dimintai pertanggung jawaban kalau ada yang kebobolan, ia juga tak ingin jika sampai terkena HIV/AIDS atau pun penyakit kelamin lainnya. Apalagi ia seorang mahasiswa kedokteran dimana hidup sehat adalah hal yang utama. Tapi sejak kelulusannya 30 hari yang lalu istilah 'hidup sehat' tak lagi berlaku mengingat kondisinya saat ini.
~~~
Di sebuah kota yang lain, tepat di depan westafel seorang wanita tengah berusaha memuntahkan sesuatu yang hingga seperempat jam berlalu tak kunjung keluar. Kini wajah cantik khas orang Jawa itu terlihat semakin pucat. Hingga tak berselang lama tubuh itu kehilangan daya dan terjatuh menuju gelap.
Menit berlalu, tapi tak seorang pun yang menyadari tengah ada seorang wanita yang tak sadarkan diri. Secara perlahan kelopak mata itu terbuka dan pemandangan yang sama tampak dimata. Tertatih, wanita itu mulai bangkit dan berjalan menuju kamarnya. Dibaringkannya tubuh lemas itu seraya meraih handphone jadul di samping bantal. Masih menahan pusing ia mengirim sebuah pesan kepada seorang yang bernama Aira.
To: Aira
Ra, bisa ke tempat gue skarang nggak??
Penting!!Tanpa menunggu balasan seseorang itu, ia langsung memejamkan matanya berharap rasa pusing di kepalanya cepat hilang. Tapi hingga seorang wanita bernama Aira datang pusing itu tak kunjung mereda. Tentu saja Aira yang merupakan sahabatnya terkejut mendapati wanita yang terkenal dengan sikap periang dan tegarnya tengah terbaring tak berdaya. Tanpa menunggu lebih lama ia segera menelpon dokter untuk memeriksa keadaan sang sahabat.
Satu jam setelah dokter yang memeriksa wanita itu pergi, Aria hanya bisa terdiam dengan segala tanda tanya di wajahnya. Sementara sang sahabat masih terisak mengingat apa yang dokter katakan sebelumnya.
"Jadi, siapa bapak dari janin di perut lo??" akhirnya Aira buka suara mengeluarkan salah satu tanda tanya besar di kepalanya.
"Hiks.. gue.. gue nggak tahu-"
"Jadi maksudnya lo nggak tahu siapa bapak anak itu?!?! Ella, gimana bisa lo nggak tahu sementara itu janin udah ada di perut lo?!?!" potong Aira emosi melihat kebodohan sahabatnya, Ella.
"Siapa bilang gue nggak tahu!! Ini anaknya Juno, tapi.. tapi-"
"Jadi si brengsek Juno yang udah ngehamilin lo?? Terus maksudnya tapi apa?? Dia nggak mau tanggung jawab?? Kalau iya, biar gue hajar tuh cowok kalau perlu sampai masuk rumah sakit sekalian."
Mendengar sahabatnya akan menghajar Juno sampai masuk rumah sakit, secara tegas Ella melarangnya. Ia kemudian menjelaskan jika apa yang terjadi hingga ia bisa sampai hamil. Ella juga mengatakan bahwa Juno bersedia menikahinya jika ia memang hamil. Namun, yang menjadi permasalahannya adalah saat ini Juno tengah berada di Jakarta untuk suatu keperluan keluarga.
"Jadi si Juno sampai saat ini belum balik juga ke Yogya?? Ini udah satu bulan dan dia belum balik, itu artinya ia memang sengaja nggak mau tanggung jawab. Apalagi selama ini dia nggak pernah telpon atau sms ke elo." simpul Aria sedikit emosi mendengar penuturan sahabatnya.
"Terus apa yang harus gue lakukan sekarang?? Ditelpon nggak aktif, disms juga nggak dibalas. Apa gue susulin ke Jakarta aja?? Gue sebenarnya punya feeling nggak enak sejak dia berangkat ke Jakarta."
"Itu satu-satunya cara yang bisa lo ambil dan gue akan nemenin lo kesana. Tapi sebaiknya naik kereta aja, takutnya kalau pesawat ada apa-apa sama tuh kandungan."
Mendengar jawaban Aira, secara otomatis Ella langsung memeluknya. Ia merasa lega karena disaat semua orang tak ingin bertemannya dengannya, ada Aira yang selalu di sampingnya.
Rafella Sasmitha atau yang biasa dipanggil Ella, ia adalah seorang gadis periang dan tegar meski dijauhi banyak orang karena berasal dari panti asuhan. Sepanjang hidup ia tak pernah merasa dicintai apalagi cinta lawan jenis. Tapi sejak tiga bulan lalu dimana ia bertemu dengan Juno dalam blind date yang diikuti Aira, ia mulai mengenal cinta. Disana ia berpasangan dengan Juno dan menjadi dekat setelah beberapa kali bertemu. Bahkan sejak dua bulan lalu ia telah resmi menyandang status pacar Juno.
***
こんにちは。。😃😃
Setelah sekian lama nggak muncul akhirnya Fue balik dengan cerita baru. Dan banyak-banyak minta maaf karena nggak bisa lanjutin ff-nya karena Fue kehilangan mood buat bikin ff.
ごめんなさい。。🙇🙇
Oke, untuk cerita yang ini akan Fue usahakan setiap minggu bakal update tapi harinya tergantung kapan selesainya. Jadi jangan bosan untuk menunggu dan kritik saran jangan lupa!! Kalo ada yang perlu diperbaiki comment ya..
楽しんでください。。🙌🙌🎉🎉
KAMU SEDANG MEMBACA
LIAR
RomanceKekecewaan membuatnya menjadi pribadi yang tak mengenal cinta dan kasih sayang. Hingga akhirnya orang yang begitu berharga melebihi apapun harus pergi selamanya. Kesedihan, penyesalan dan rasa bersalah membawanya pada janji yang akhirnya semakin men...