Part 1

4 0 0
                                    

Di sebuah pelaminan sederhana tampak sepasang pengantin tengah menyalami tamu-tamu yang hadir. Sang pengantin perempuan menunjukkan mimik wajah dan senyum bahagia yang membuat siapa saja yang melihatnya menjadi iri. Jelas setiap wanita akan iri jika melihat siapa yang menjadi pengantin prianya. Ya, ini adalah resepsi pernikahan antara Rafella dan Juno.

Meski pernikahan ini diadakan dengan sederhana namun tidak dapat menyembunyikan kesan mewah dari acara tersebut. Bagaimana tidak, jika tamu yang hadir adalah para pengusaha terkenal, artis dan orang-orang kaya di negeri ini dimana apa yang mereka kenakan bernilai ratusan juta.

Sementara semua orang menggunjingkan pernikahan yang dapat dikatakan mendadak karena berlangsung dua minggu setelah diumumkan, terlihat Juno sang pengantin pria hanya berekspresi datar dengan sesekali tersenyum saat diajak berfoto. Terlihat jika senyum yang ia tunjukkan hanyalah senyum basa-basi yang memperlihatkan betapa ia sangat ingin segera pergi dari acara tersebut.

Di sisi lain, di sudut ruangan tampak ketiga sahabat Juno tengah berkumpul sambil terus memperhatikan pelaminan dimana sahabatnya berada.

"Apa ini tidak apa-apa??" tanya Max terus memperhatikan gerak-gerik Juno.

"Hah?! Lo bicara apa sih Max?? Ini udah jadi keputusan Juno untuk nikah sama tuh cewek, jadi nggak usah terlalu khawatir." jawab Sammy menenangkan, meski ia sendiri juga tak yakin dengan keputusan sahabatnya untuk menikahi perempuan yang tiba-tiba muncul di rumah Juno dua minggu lalu.

"Yah, itu benar. Setidaknya Juno berhenti jadi zombie setelah kemunculan tuh cewek." timpal Regen menerawang kejadian dua minggu lalu.

***

Dua minggu lalu...

Di sebuah ruang tamu duduk dua orang perempuan di hadapan tiga orang laki-laki yang tak lain adalah Regen, Max dan Sammy. Sedangkan kedua perempuan itu sama sekali tak mau bicara sebelum bertemu dengan Juno.

"Ayolah, mau sampai kapan kalian terus diam seperti ini. Katakan saja apa keperluan kalian mencari Juno!!" seru Regen mulai kesal dengan sikap diam dua perempuan di hadapannya.

"Hei, kau pikir kau siapa seenaknya memerintah kami bicara?? Urusan kami dengan Juno bukan kalian bertiga. Katakan saja pada Juno kalau Raffa datang mencarinya!!" balas perempuan bergaya tomboy, Aira.

"Kami tidak bisa membiarkan kalian bertemu Juno, terlebih dengan kondisi Juno saat ini. Jadi-"

"Apa terjadi sesuatu yang buruk pada Jun?? Karena sudah satu bulan dia tidak menghubungiku. Apa dia sakit?? Seberapa parah ia sakit??" sela Rafella saat mendengar penuturan Sammy.

"Hei, nona jangan memotong perkataan orang sembarangan. Dari tadi kau terus diam dan menunduk, lalu sekarang banyak bertanya. Dibandingkan itu semua lebih baik kalian memperkenalkan diri dan katakan apa tujuan kalian mencari Juno. Jadi kami bisa mempertimbangkan akan memberitahukan kedatangan kalian atau tidak." saran Sammy bijak.

Di antara ketiganya, Sammy memang yang paling bijak meski sifatnya tak jauh beda dengan Regen yang jahil dan seenaknya sendiri. Bisa dikatakan Sammy akan menjadi orang bijak jika situasi mengharuskannya bersikap demikian. Sedangkan Max adalah yang paling pendiam di antaranya ketiganya, selain itu juga paling cuek dengan keadaan sekitar. Ia tidak akan memperdulikan sekitarnya jika ia tidak memiliki kepentingan untuk itu.

"Apa kau akan mempertemukanku dengan Jun jika Aku memberitahukan alasanku??" tanya Rafella penuh harap menatap Sammy.

"Tentu saja. Kau pikir kami mau membuang-buang waktu dengan hal tak penting. Jadi cepat katakan siapa dan apa keperluanmu!!" sambar Regen mendengus kesal.

Setelah sedikit berdebat dengan Aira yang merasa bahwa lebih baik hanya mengatakannya pada Juno daripada ketiga laki-laki di depannya, akhirnya Rafella memberitahukan hal sebenarnya pada ketiga laki-laki itu. Dan seperti dugaan Aira bahwa ketiga laki-laki itu tidak percaya bahkan Regen menuduh mereka hanya menginginkan popularitas dan harta Juno.

LIARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang