Just for fun!
________________________________
Pagi itu, suasana terlihat lengang di kediaman keluarga Kim. Sang pemilik rumah, Kim Namjoon tampak sedang berpikir tentang bagaimana caranya agar roti bakar yang ia buat tidak terlihat gosong. Padahal sudah jelas-jelas roti itu berwarna hitam. What did you expect, Mr. Kim? Berharap jika roti itu akan kembali menjadi roti yang indah? No way.
Namjoon menyerah. Ia akhirnya duduk dan kembali menyesap kopinya yang sudah tidak terlalu hangat. Ia menghela nafas. Beginilah kisah hidup seorang duda, tak ada istri yang membuatkanmu kopi hangat dan roti bakar yang harum di pagi hari. Yang ada hanya anak-anak menyebalkan yang selalu meng-
"AYAAAAAAAAH!!!!!!!!!!! YOONGI HYUNG TIDAK MAU BANGUN!!!!!!!!"
-ganggumu.
Oh, no. jangan lagi... Namjoon bergumam dalam hati.
Namjoon memijat pelipisnya ketika dia mendengar teriakan putra bungsu nya di pagi hari yang (tadinya) cerah itu. Anak bungsunya itu memang sangat keras jika berteriak. Untung saja rumah nya itu memiliki tanah yang luas. Sehingga ia tidak perlu repot-repot untuk meminta maaf kepada tetangga sebelah rumah hanya karna teriakan anak bungsu nya yang sangat memekakkan telinga itu.
Ia bangkit dari kursi kesayangannya dan berjalan lemas menuju lantai 2, tempat dimana anak-anaknya berada.
Klek...
Namjoon membuka pintu kamar Yoongi. Terlihat Jungkook yang sedang menarik-narik selimut Yoongi yang masih saja tidak bergeming dalam tidurnya. Padahal ini hari pertama tahun ajaran baru. Yoongi sudah ada di tingkat ke-3 sekarang. Namjoon (sedikit) bangga akan hal itu. Tentu saja bangga, anak nya itu tetap bisa naik kelas walau ia tidak pernah benar-benar memperhatikan gurunya. Dan si bungsu, akhirnya memasuki tahun pertama di sekolah menengah pertama.
Namjoon duduk di tepian tempat tidur si sulung. Menatap anaknya itu dengan tatapan melas. Berharap anaknya itu akan bangun segera. Adegan itu seperti adegan melankolis yang ada di drama yang tayang di tv setiap minggu. Namjoon kadang berpikir apakah anak sulungnya itu mati suri saat tidur. Bagaimana tidak, Yoongi benar-benar sulit untuk dibangunkan. Benar-benar seperti orang mati.
"Ayah, dia tidak akan bangun jika kau hanya menatapnya dengan bodoh seperti yang ada didalam drama-drama" Jungkook angkat bicara. Kesal juga dia dengan ayahnya yang bodoh itu.
Namjoon sweatdrop mendengar komentar anak bungsu nya. Ia semakin yakin kalau Jungkook adalah adik kandung Yoongi. Lihat saja gaya bicara nya yang sudah semakin mirip dengan Yoongi. To the point dan agak pedas. Ralat, memang pedas.
Akhirnya Namjoon pun mulai bertindak, sebagai ayah yang baik untuk anak-anaknya, ia tak boleh terlihat bodoh di hadapan anak-anaknya. Walau sebenarnya ia memang sudah terlihat bodoh sejak dulu.
Namjoon menggendong Yoongi yang memang pada dasarnya ringan dan membawanya menuju kamar mandi. Tak ada pilihan lain, Namjoon harus membangunkan anak sulung nya itu dengan cara memandikannya.
"Jungkook, bantu ayah menyiram kakakmu" Namjoon mendudukkan Yoongi di dalam bath up dan mencoba membuka piyama bermotif kumamon yang melekat di tubuh mungil nan pucat Yoongi.
Awalnya Jungkook ingin menolak, ia tidak mau membantu ayah nya memandikan kakaknya. Alasannya simple, karna ia kesal dengan kakaknya. Tapi karna Jungkook sedang dalam mood yang baik, tentu saja karena ini hari pertamanya duduk di sekolah menengah pertama. Membayangkannya saja si bungsu itu sudah senang.
Akhirnya Jungkook pun melangkahkan kakinya ke kamar mandi. Ia memperhatikan ayahnya yang kesusahan membuka piyama sang kakak.
"Tolong nyalakan shower, Kuki" Jungkook tersenyum senang saat sang ayah memanggilnya dengan panggilan kesayangannya. Sang ayah memang tau caranya untuk membuat Jungkook senang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Strange Family
Fiksi PenggemarJungkook adalah seorang anak dari Kim Namjoon dan mempunyai kakak yang sifatnya sangat bertolak belakang dengannya bernama Yoongi. Bagaimana kisah kehidupan mereka?