1. Bertemu Denganmu di Pesta

547 51 8
                                    

Semilir angin malam sejukkan hati
Hantarkan sang pencetus mimpi
Ditengah pesta yang ramai
Mataku jelas membidikmu pujaan hati

Aku yang tak terlihat namun ada
Aku dengan cinta tersembunyi namun nyata
Kamu dengan aura yang tak biasa
Kamu dengan pesona yang luar biasa

Iya kamu yang selalu berhasil mengunci hatiku.

Bertemu denganmu di pesta.
31 Desember 2015

***

Aku bertemu denganmu lagi. Aku dan kamu berpapasan. Kita bahkan eye contact selama 2 detik. Kamu harus tahu bahagianya aku.

Aku sepertinya harus berterima kasih juga pada Vania yang bersedia mengundangku di pesta ulang tahunnya. Dan mempertemukan ku denganmu.

"Happy birthday Van, wish you all the best." Aku menyerahkan kado yang ku bungkus sendiri untuk Vania.

"Thanks, have fun ya." Vania tersenyum padaku. Cantik sekali dia hari ini.

Aku berlalu dan kamu datang menghampiri Vania. Kita berpapasan lagi. Aku tiba-tiba nge-blank dan lupa cara untuk melangkah. Aku terdiam mematung selama 5 detik. Sampai akhirnya temanku memanggilku.

"Tita!"

Aku berjalan menghampiri temanku itu. Telingaku masih bisa mendengar kamu mengucapkan selamat ulang tahun pada Vania. Sayang aku tidak bisa berbalik untuk melihat senyummu.

Kamu menaikki panggung dan menyanyikan sebuah lagu. Entah kenapa, suaramu terdengar lebih merdu dari Afgan di telingaku.

"Baiklah semua, gue disini bakal menyanyikan sebuah lagu eh dua buah lagu. Sebelumnya gue mau nyanyi happy birthday dulu nih buat yang lagi ultah."

Happy birthday vania
Happy birthday vania
Happy birthday, happy birthday, happy birthday vania~

"Buat Vania mantan terindah gue, cielah. Happy birthday ya. Semoga makin plus plus dah. Kalo negatif bahaya Van."

Kamu dengan guyonanmu mampu membuat para tamu tertawa renyah. Tapi aku sedikit terganggu dengan kata mantan terindah.

"Bacot lo, lo mau di bacok pacarnya Vania, hah?!" Pekik salah satu tamu. Setahuku dia adalah temanmu.

"Selow dong. Gue becanda ya Van. Hehe jangan masukkin hati,"

"Dia masih ngarep balikkan sama lo, Van!"

"Fitnah Van!"

"Haha, udah Rey mending lo nyanyi daripada ngebacot mulu."

Kamu mulai bernyanyi. Aku terpaku seperti terhipnotis. Aku tahu manusia tidak ada yang sempurna. Kamu juga tidak sempurna. Tapi, untuk kesekian kalinya kamu berhasil menggetarkan hatiku dengan sempurna.

***

Didedikasikan untuk AUWGroup

Unseen [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang