Beginning

60 2 0
                                    


"Maafkan aku. Aku tidak bermaksud, sungguh."

Lalu kulihat Vanessa hanya berjalan melewatiku menaruh barang-barangnya dan keluar dari kamar. Akupun merapikan kamarku dan mulai bergumam, "sepertinya aku akan mendekorasi kamarku besok sepulang sekolah. oh ya sial, besok senin hari pertamaku disekolah baruku."

***

Tak terasa seiring berjalannya waktu.. aku yang tertidur dan akhirnya terbangun karna perutku yang mulai memainkan alat musik ini sangat mengganggu, memutuskan untuk mencari sesuatu untuk dimakan. Akupun keluar kamar dan menuruni anak tangga dengan perlahan karena aku masih harus mengumpulkan nyawaku kembali,

"Kenapa rumah ini tiba-tiba menjadi kuburan?" Kataku berbicara sendiri. "Ayah?? Van? apa kalian sedang mengerjaiku? karna itu tidak akan berhasil seperti yang kalian lakukan dulu kalian dengar?!". Tetap saja sunyi. Aku tidak mendengar apapun. Lalu aku pergi ke kamar Ayah dan untunglah ternyata Ayah tertidur sambil duduk dimeja kerjanya.

"Hei chief ? ayo bangun pindahlah kekasur yah"

"Oh tidak, terimakasih Valy sudah membangunkan Ayah. Tapi sepertinya ayah harus melanjutkan sedikit lagi, um.." Kata Ayahku kewalahan.

"Baiklah tapi selesaikan sebelum makan malam oke? Akan aku buatkan kopi, sebaiknya Ayah membasuh muka dulu." Senyumku.

"Oke prajurit no.2 thanks" Dia beranjak dari kursi, mencium kepalaku dan masuk ke kamar mandi. Lalu aku pergi ke dapur dan membuka kulkas, mencari sesuatu yang menarik.. Bingo! Kuambil sekotak jus apel dan menuangnya kedalam gelas mug kesayanganku. Tak lama setelah aku membuatkan kopi Ayah dan memberikannya, aku duduk di sofa ruang tv dan diam..

"Kemana Vanessa?" pikirku.

"Ayah! Apa kakak pergi keluar??!" kebiasaan buruk-ku adalah berteriak haha.

"Yaa aku rasa begitu! Mungkin sebentar lagi dia kembali sayang!" teriak Ayahku.

Aku sangat bosan dan memutuskan untuk keluar mencari udara segar. Sekarang tepat menunjukkan pukul 7 malam dan langit terlihat mulai gelap. Saat aku berdiri didepan ambang-ambang pintu sambil memegang segelas jus apelku, saat itu aku bertatapan lagi dengan anak itu. Anak laki-laki yang tinggal disebelahku yang tadi siang kutemui. Ya dia sepertinya baru saja tiba dari suatu tempat disini. Dia menatapku dan akupun membalas tatapannya dan aku memutuskan untuk berbicara duluan. Maksudku memperkenalkan diri sebagai tetangga baru, ehm.

"Uhm, Hai? Namaku Valerie Dutch, panggil saja val. Seperti yang kau tahu.. aku tetangga barumu salam kenal!" Kataku. Ah tidak ini sangat canggung aku tidak pernah dalam sejarah hidupku mengajak laki-laki berbicara duluan!

"Oh. Ya aku tahu. Tadi pagi aku melihatmu, salam kenal. Aku Max." Singkatnya.

Astaga dia dingin sekali! Aku benci orang seperti ini! "Ah haha.. oke kalau begitu aku.."

"Maaf aku harus segera masuk. Senang berkenalan denganmu Valerie, sampai jumpa lagi." Dia senyum dan pergi masuk.

"Apa-apaan dia itu?! Aku kan mau bilang itu duluan! Kau pasti membaca pikiranku kan, hei Max!?" Tanpa kusadari aku mengeluarkan kata-kata itu karna kesal dan aku tidak peduli mau ada yang mendengarku atau tidak.


***

Aku masuk dan menyalakan lampu dapur. "Ayah cepat kesini dan makan bersamaku!"

"Wah lagi-lagi Valy-ku yang membuat dan menyiapkan makan malam?" Saat Ayah duduk tiba-tiba Vanessa tiba dan duduk didepanku.

"Hai Ayah." katanya sambil mencium pipi ayah dan memukul pelan kepalaku dengan gulungan kertas kartonnya, "Oh kau lagi yang menyiapkan? Ayah kau benar-benar sesibuk itu? Wow thanks val. Aku benci dan dengan berat hati mengatakan ini tapi harus kuakui aku selalu jatuh cinta pada masakanmu hahaha"

A Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang