Chapter 1

19 1 0
                                    

"Kau... Valerie right?" Tanya max.
"Tak perlu minta maaf val, permisi." Senyumnya lalu pergi melewatiku.

Aku hanya terdiam dan bingung akan sikapnya, dan lalu saat Amanda menghamburkan lamunanku, "Yatuhan! Kalian saling kenal?! Kau kenal dengannya? Si pangeran es?" Tanya Amanda kaget.

"Um, apa kau bilang? Pangeran es?Hahaha cocok sekali" jawabku datar.

"Aku serius val bagaimana kau bisa mengenalnya? Kau harus ceritakan padaku cepat!"

"Oke oke, tapi bisakah kita pergi makan dulu? Setidaknya duduk dengan tenang karna aku sangat ingin duduk sekarang" kataku sambil menarik tangan Amanda.

Setibanya dikantin dan kita segera memesan makanan dan duduk dimeja kantin lalu aku mulai menceritakan bagaimana aku bertemu Max dan Amanda pun berkata "Wow.."
"Apa? Kenapa?" Tanyaku bingung.
"Kau sangat beruntung Val! Kalian bertetangga! Pantas saja dia baik dan selalu senyum saat berpapasan denganmu! Aku iri haha" jelas Amanda.
"Kenapa beruntung? Dan kenapa kamu seperti orang yang mengagumi-nya begitu? Hei sekarang giliranmu untuk cerita!" Kataku.
"Um.. cerita apa?" Tanya-nya.
"Apa harus kuulang? Amanda ayolah tentu saja tentang si Pangeran Es!" Ketusku kesal.
"Ah.. oke baiklah.. jadi um semua anak perempuan disekolah ini yang membuat sebutan itu karna sifatnya memang dingin terhadap semua anak perempuan, dan kau beruntung karena hanya dan baru kau perempuan yang berbicara bahkan melihat senyumannya! Tadi itu salah satu keberuntunganku bisa menyaksikannya juga! Dia itu sangat populer sejak SMP tapi sangat tertutup.. bahkan banyak yang sudah menyatakan perasaan kedia tapi ditolak begitu saja! Dan kupikir, ini kesempatan emas Val! Kau harus menjadi temannya dan mengenali dia!"

"Apa!? Kenapa harus aku? Aku benci berhubungan dengan sifat yang dingin sepertinya oke"

"Siapa yang sifatnya dingin seperti itu" terdengar seseorang dari belakangku.

"Ya siapa lagi kalau bukan si Pangeran.." saat aku berbicara sambil menoleh keorang dibelakangku dan OMG!! Dasar bodoh kau Val "..es" senyum terpaksaku dan perasaan maluku membuat mukaku berubah warna menjadi merah seperti tomat! Oh my!

"Max!! Um uh, bukan begitu maksudku haha.. sungguh.." jawabku panik. Lalu aku berbalik kearah Amanda dan memelototi dia dengan arti "Kenapa kau tidak beritahu aku!?" Dan dia hanya menggeleng dan mengerutkan dahi sambil menepuk kedua tangannya kedapaku "aku juga tidak tahu kapan dia berdiri disitu! maaf..." bisiknya.

Lalu kulihat dia pergi lagi begitu saja tanpa mengatakan apa-apa. Kenapasih dia itu??

*****

Saat dikelas aku tidak bisa berhenti memikirkannya. Sosoknya yang selalu muncul dibenakku selalu membuatku bertanya-tanya, kenapa kau begitu misterius bagiku? Kenapa kau membuatku penasaran tentangmu? Kenapa kau membuatku bingung akan sikapmu? Semua itu membuatku ingin bertindak sesuatu dengan mencari tahu sendiri tentang dia. Mungkin benar apa kata Amanda. Apa aku mencoba jadi temannya saja? Mungkin akan kuikuti dia sepulang sekolah nanti.. tunggu itu terdengar seperti stalker dasar bodoh. Apa kuajak pulang bersama dengan alasan rumah kita bersebelahan? Setidaknya aku mencoba.

"TENG! TENG! TENG!"

"Bye Val, kabari aku saat sudah dirumah ya! Semoga berhasil!" Teriak Amanda.

Aku hanya membalas senyum dan melambaikan tanganku lalu aku kembali memperhatikan sekitar dan menunggu didepan gerbang sekolah, dan tak lama kulihat dia sedang melambai kearah temannya dan pergi mengambil sepedanya lalu saat dia melaju kearahku dan menyadari keberadaanku, diapun menghentikan sepedanya.

"Hai.." kataku canggung.
"Hey.. menunggu seseorang?" Tanya-nya.
"Oh tidak.. um sebenarnya ya aku menunggumu"
"Hm? Menungguku? Apa ada yang ingin kau sampaikan?"
Akupun bingung dan terdiam sambil memutar bola mataku kemana-mana, dan tiba-tiba aku mengeluarkan kata-kata yang tidak sesuai dengan rencanaku.

"Boleh aku menumpang?! Um Ayahku tidak bisa menjemput hariini dan kebetulan kakakku sepertinya harus pergi kesuatu tempat bersama teman-temannya.. itupun kalau kau tidak keberatan! Aku tidak memaksa.. lagipula rumah kita bersebelahan.."

"Hey slowdown santai saja Val haha.." potongnya sambil menertawaiku, "baiklah kau boleh menumpang tapi itupun kalau kau tidak keberatan karna aku akan berkunjung juga kesuatu tempat dulu"

"Ya! Tak masalah! Terima kasih Max" kataku malu.

"Hm, oke kalau begitu bertahanlah dibelakang. Katakan saja kalau kau kelelahan berdiri oke?" Jelasnya.

"Oh.. ya oke"
Akupun langsung menaiki sepedanya dengan berdiri ditumpuan diantara ban belakang sambil memegang bahu bajunya dengan ragu,

"Pegangan dengan benar kalau kau tidak mau terguncang kebelakang Val dan, tak usah malu-malu" senyumnya mengejekku.

"Um oke, permisi" Astaga aku malu setengah mati! Ini pertama kalinya bagiku dan aku tau kalau dia sengaja bicara begitu padaku! Benar-benar menyebalkan, awas kau Max!

Sunyi. Tidak ada satupun dari kita yang berbicara. Ini sungguh canggung. Dan setelah beberapa menit kemudian akupun memutuskan untuk berbicara, karna aku perlu berbicara..

"Max? Apa kita masih jauh?" Tanyaku.
"Hm tidak terlalu. Kenapa? Sudah mulai kewalahan berdiri ya?" Katanya pelan.
"Ya sedikit, tak apa aku akan tahan sedikit lagi kan?" Lalu dia menghentikan sepedanya dan menyuruhku turun, "Kenapa kita berhenti?"
"Cepat duduk sini" katanya cuek sambil menarikku dengan tangan kirinya dan wajah tetap melihat kedepan.
"Aku duduk disini? Yang benar saja?" Tegasku.
"Kenapa? Ada yang salah? Kau bilang sudah lelah kan berdiri dibelakang? Sudah tidak usah protes cepat" jawabnya kesal. Akupun tidak bisa membantah karna kaki-ku pegal dan aku terpaksa tapi ini terlalu dekat dan membuat dadaku berdegup kencang sekali!

*****

"Sudah sampai. Kau tidak buru-buru pulang kerumah kan?"

"Tidak. Tempat apa ini?" Tanyaku sambil jalan melihat sekelilingku.

"Ini tempat rahasia-ku Valerie, dan kamu orang pertama yang kuajak kesini jadi tolong ya sshh" katanya sambil meletakkan jari telunjuknya kebibir dan mengedipkan sebelah matanya. Akupun dengan cepat mengangguk mengerti.

Tempat ini benar-benar luarbiasa indahnya, memang cocok diberi nama tempat rahasia. Tempat ini benar-benar tersembunyi bahkan harus melewati hutan bersemak untuk kemari, akupun tidak hafal jalan menuju kemari karna tidak ada jalan setapaknya jadi susah untuk ditemukan. Lalu kulihat ada danau kecil yang indah dan rumah pohon disatu pohon yang sangat besar dan rindang persis didekat tepi danau! Kulihat Max sedang menaiki pohon itu sambil memanggilku untuk bergabung.

"Kau bisa memanjat pohon kan??" Teriaknya keras.
"Tentu saja bisa! Kau meremehkanku ya?!" Balasku kesal sambil mulai memanjati pohon itu.
Saat aku memasuki rumah pohon itu.. wow sulit dipercaya. "Ini sungguh keren" kataku tiba-tiba sambil masih melihat sekeliling.
"Thanks" senyumnya bangga.



***Maaf sekali baru bisa ngelanjutin skrg hehe dan buat yg bingung beberapa ada yg aku ganti sedikit karna alur aku bakal ganti juga jadi lebih realistis dikehidupan kita sehari-hari hehe maaf kalau ada kata2 yg kasar mungkin :) see you next chapter!***

To Be Continued Soon.

A Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang