Capter 1: Prolog

305 33 29
                                    


Inilah kisah ku. Kisah ku bersamanya. Masa masa indah saat kita bersama dan Masa masa yang menyakitkan saat kamu harus pergi meninggalkanku.

Kisah ini berawal pada masa SMA ku. Berawal pada saat aku mengenalnya. Betapa aku diajarkan apa arti cinta olehnya. Dan sekarang, aku mencintainya.

💨💨💨

"Krisnaa woyy tungguin guee"

Lelaki berpostur badan tinggi itu pun berbalik badan dengan malasnya,"Apaan sih lu? Teriak teriak ga jelas." Krisna memutar bola matanya.

"H-h-h lo dipanggil bu devi di kantor huftt" Hafiz temannya masih mengatur nafasnya.

"Hah? Ngapain?" Krisna menatap mata hafiz intens

"Mana gue tau. Udah sono"

"Yaudah makasih." Tanpa ba-bi-bu krisna berlari menuju kantor guru.

"Assalamualaikum" lelaki berkulit putih itu mengucapkan salam saat membuka pintu kaca yang kini di hadapannya.

Krisna melangkahkan kakinya menuju meja guru seni nya.

Terdapat dua perempuan di meja guru seninya. Perempuan berhijab itu gurunya dan satu lagi perempuan berkuncir buntut kuda itu__

Krisna menyipitkan matanya, memastikan kalau itu adalah,"Putri?" gumamnya kecil.

"Krisna, kenapa berhenti disitu? Sini kamu." Suara Bu devi cukup membuat krisna tersentak kaget.

"I-iya bu." Kemudian krisna melangkah mendekati dua perempuan itu. "Aduh, jangan jangan nilai gue jelek. Mana pake ada putri segala lagi disini, kan malu." Krisna berkata dalam hati dan wajahnya nampak pucat berkeringat.

"Krisna Naufal Putra." Bu devi mengucapkannya dengan sedikit penekanan yang pasti membuat krisna tambah gemetar.

"Mati gue. Malu ini mah." Umpat krisna dalam hati.

Tetapi tiba tiba saja bu Devi menjulurkan tangannya, seperti menawarkan untuk berjabat tangan.

Tentu saja membuat krisna dan putri yang melihatnya semakin bingung.

"Ayo!" Bu devi meraih tangan krisna dan mulai berjabat tangan dengannya.

"Selamat. Kamu berhasil meraih nilai paling sempurna di praktek ujian kelas 11 kemarin." Bu devi lantas tersenyum.

"H-ha? Serius bu?" Krisna menatap ragu sekaligus senang.

"Iya, bahkan ibu akan tambahkan nilai kamu. Kalau__" Bu devi menggantungkan perkataannya.

"Kalau apa bu?" Krisna menjawab cepat.

"Kalau kamu mau menjadi tutor Putri, sampai putri mendapatkan nilai sempurna di ujian praktek musiknya, terutama di alat musik gitar. Nilai nya sangat rendah di penilaian itu. Aduh ibu sampai pusing."

Krisna melirik putri yang sedang tertunduk malu,maybe. Tapi air mata nampak menetes dari matanya yang tertunduk.

Dreaming Out LoudTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang