Part 4

1.1K 148 27
                                    

Mentari pagi di minggu yang cerah ini membuat Yuki lebih bersemangat untuk melanjutkan pekerjaanya yang kemarin belum selesai, melanjutkan kisah hidupnya lagi. Mengisi lembar demi lembar kehidupnnya.

"Pagi sayang. Ceria banget sih." Sapa Mami Yuki, Mami Asri.

"Iya mam. Harus semangat dong, kan Yuki harus segera menangani penurunan saham." ujar Yuki melupakan sementara tentang perjodohannya dengan Al, meskipun wajah murungnya masih terlihat nampak.

"Bagus! Semangat sayangnya Mami." semangat Mami asri.

Yuki tersenyum lebar membalas Maminya kemudian ia mulai mengambil roti dengan selai kacang untuk sarapan paginya hari ini.

"Papi dimana mi?" Tanya Yuki disela kegiatannya mengunyah roti.

"Papi tadi pagi banget berangkat ke singapore sayang. Anak perusahaan yg disana ada masalah." Terang mami asri.

"Kok ngga pamit Yuki sih?!" Tanya Yuki kesal, biasanya meskipun sangat mendesak Papinya akan memyempatkan waktu untuk pamit sama Yuki.

"Tadi pagi sebelum berangkat Papi ke kamar kamu Kok. Kamunya tidur, tadinya mau papi bangunin tapi ngga jadi katanya Papi kasian liat kamu, kayanya kecapean banget." jelas mami Asri membuat Yuki mengangguk paham.

"Yaudah mi. Yuki berangkat ya, Udah kesiangan ini." pamit Yuki setelah meneguk habis isi dalam gelasnya.

"Hati-hati sayang." Mami Asri mengecup kening putri semata wayangnya melepas kepergiannya ke kantor.

"Assalammualaikum mi." Yuki mencium punggung tangan Maminya kemudian beranjak keluar rumah setelah mendengar balasan salamnya "waalaikumusalam.!"

~

Jam sudah menujukan pukul 9.00 pagi waktu jakarta, tapi Al masih bergelung di dalam selimutnya. Biasanya kalau jam segini Al belum bangun pasti Bundanya akan menarik paksanya untuk segera bangun. Sayangnya sang bunda sedang menemani suaminya yang pergi ke Portugal tiga hari yang lalu.

Drrt ddrttt

Getran pada handphone di atas meja kecil di samping tempat tidur Itu sedikit mengusik tidur lelap Al, terbukti tangannya yang semula berada di dalam selimut terlihat keluar dan meraba meja. Mencoba menggapai si pembuat suara bising.

Kena!

Masih dengan mata terpejam Al mengangkat panggilan yang belum diketahui dari siapa.

"Hallo!" sapa Al dengan suara serak khas bangun tidurnya.

"..."

"Ada apaan si hah? mau ngapain lagi lo ganggu gue?!!" Balas Al kesal yang sudah tahu siapa si penelpon.

"...."

"Udah deh Cit! Gue kan uda bilang. Kita Udah ngga ada hubungan apapun!  Dan lo bebas milih cowok manapun! Ngga usah ganggu Gue, hidup Gue!" Al berujar dingin, kemarahan jelas terpancar dari raut mukanya. Entah kesalahan apa yang gadis itu perbuat.

Tanpa menunggu balasan omong kosong dari si penelpon Al langsung memutuskan sambungan telephonenya.

Al yang sudah berganti posisi dari tidurannya menjadi duduk bersandar kini bangun dan beranjak ke kamar mandi.

Dengusan dan gerutuan menemaninya langkahnya pagi ini.

~

Yuki masih duduk di kursinya sejak setengah jam lalu. Matanya masih menatap ke arah laptop yang menyajikan gambar grafik. Terlihat jelas dalam sebulan ini penurunan saham turun sangat drastis.

Hhhh!

Yuki sudah beberapa kali ini membuang nafas kasarnya. Konsentrasinya sangat sulit di dapatkan akhir akhir ini. Maksudnya setelah orang tuanya memaksa dia menerima perjodohan ini. Itu lebih tepat.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Oct 30, 2016 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Tentang takdir (Alki) -slow update-Where stories live. Discover now