Pilihan (1)

433 42 6
                                    

"Ara.. Udah ditunggu Gilang.."

"Iya, Ibu.. Sebentar."

Teriakan sang Ibu mengawali hari seorang gadis yang masih sibuk mematut diri di depan cermin. Kebiasaan Ara, tidak langsung keluar kamar meskipun sudah siap. Ia sengaja membuat Gilang menunggu. Saat keluar, Ara disambut senyum lebar dari lelaki berkumis tipis yang kini berdiri di hadapannya. Entah sejak kapan, Gilang lebih memilih menunggu di depan pintu kamar. Bagi Ara, perlakuan lelaki bergaya casual ini lebih dari cukup sebagai semangat paginya.

 Bagi Ara, perlakuan lelaki bergaya casual ini lebih dari cukup sebagai semangat paginya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Usai ritual sarapan bersama, segera Gilang mengajak Ara pergi ke kampus. Dalam perjalanan, Ara menceritakan banyak hal yang terjadi di kelasnya dan sesekali bertanya apa saja yang dilakukan Gilang di bengkel. Hingga tibalah mereka di lokasi tujuan. Gilang langsung tancap gas menjauhi kampus, setelah menurunkan gadis manis itu di depan gerbang utama.

Itulah kegiatan rutin Ara di pagi hari bersama Gilang. Ara selalu dijemput, sebelum si pengantar berangkat bekerja. Ara dan Gilang bukanlah sepasang kekasih. Mereka teman dari kecil, satu sekolah hingga SMP bersama Arsyad yang tak lain adalah sepupu Ara. Saat SMK, mereka terpisah karena berbeda minat namun masih dalam lingkup sekolah yang sama. Gilang dan Arsyad tidak melanjutkan kuliah, lebih memilih bekerja di bengkel resmi motor keluaran Jepang.

Pagi ini, Ara tidak diburu waktu. Kelas masih satu jam lagi. Ia melangkah menuju perpustakaan, menambah pinjaman buku yang siapa tahu informasinya berguna di mata kuliah tertentu. Jam menunjukkan pukul 7.40, sepagi ini perpustakaan tidak begitu ramai. Sebelum masuk, Ara menyapa petugas dan meletakkan tasnya di loker khusus pengunjung lalu menuju sebuah rak bertulisan "Kimia".

"Permisi.."

Ara menoleh, seorang lelaki jangkung berjambul berdiri di sebelahnya. Lelaki itu menanyakan dimana rak buku Managemen. Sepertinya tidak pernah ke perpustakaan, begitu pikir Ara. Ia pun berjalan sambil menunjukkan letak rak yang dimaksud, setelah mengambil beberapa buku untuk dirinya.

💘

"Gue nyerah.. Tugas ini bikin kepala pening!"

Ara memutar bola matanya, "Kerjain, Ran. Kita bantuin kok.."

Gadis tambun yang duduk di hadapan Ara itu bernama Rani. Ia mengeluhkan tugas dari dosen dikarenakan nilai salah satu mata kuliahnya tak kunjung ada peningkatan, sehingga mendapat tugas tambahan. Rani bukanlah gadis pemalas, hanya saja ia lelah mengerjakan tugas dengan materi yang sama.

"Kamu tuh kebiasaan deh, Ran.. Yakin bisa dong! Entar kalo ujian, gimana? Buruan! Laper nih.." gadis berambut sebahu di sebelah Ara sudah mulai melancarkan aksi protesnya. Saat ini mereka bertiga berada di perpustakaan, tidak hanya untuk membantu Rani tapi juga berteduh. Menjelang sore hujan tak kunjung reda.

PILIHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang