4회

27 2 0
                                    

Aku menciumnya.

Tanpa aku sadari aku menikmatinya. 

Bibir plumnya bagaikan candu bagiku. 

Aku mengirim pesan dari hatiku lewat ciuman ini, aku tak tahu ia akan mengerti atau tidak. 

Aku merasakannya, air mata yang mengalir deras di pipinya. 

"Wae urreo?"

"hiks... aniya.."

"Wae ulnyago?"tanyaku menghapus air mata itu. 

"Jangan menangis lagi karena ku Raon-ah..."ujarku memeluknya, memberikan kehangatan yang aku punya. 

"Ak..aku hanya merasa bersalah.."balasnya. 

"Soal apa?"

"Soal perjodohan ini, dan.... Irene... mianhae.. gara-gara diriku, kau tak bisa bersatu dengan Irene... mianhae... ak..aku membuatmu stress h..hingga membuatmu mabuk.. mia.."sudah cukup. Aku semakin mengeratkan pelukanku padanya.
"Raon-ah kau mungkin memang ada sangkut pautnya dengan perjodohan ini. Tapi, bukan dengan Irene"ujarku mengelus punggungnya. 

"Mianhae.."ujarnya

"Sudah.. tak apa... jangan menangis terus... kau jadi jelek..aku tak suka"ucapku bercanda. Ia memukul pelan pundakku. 

"Apaan sih.."

Ku tangkupkan wajahnya ke tanganku. Ku hapus air matanya yang mengalir itu. Ku tatap lembut matanya. Lama. Semakin lama kudekatkan wajahku dengan wajahnya. Dan lagi-lagi kucium bibir plum yang bagaikan candu itu tanpa ada rasa nafsu. Hanya cinta. 

***

Selang beberapa saat mereka memisahkan diri. 

Raon masih terdiam, mencerna semua yang terjadi. 

Taehyung merangkak ke kasur menidurkan dirinya disebelah Raon. Ia mendekatkan Raon pada tubuhnya dan merangkulnya. 

"Lalu... kenapa kau mabuk saat itu Tae?"tanya Raon setelah berhasil kembali pada kenyataan.

"Saat itu....aku kesal karena kau belum pulang.. aku mengumpat.. mian.. lalu aku kepikiran Irene.. Ku pikir ia sedang piket denganmu, tapi saat disekolah aku mendapatinya berciuman dengan namja lain"ujar Taehyung panjang lebar dengan nada kecewa. Apakah ia tak sadar bahwa Raon kini sedang dibakar api cemburu?

"Oh... lalu?"sahut Raon dengan nada dibuat santai.

"Aku kesal saja pada diriku, jelas-jelas ada yang mencintaiku disini aku malah mencintai orang lain... dan pada saat itu aku sadar, kaulah yang kusakiti, bukan aku. Aku bahkan tidak pernah mencoba membalas perasaanmu padaku. Yang kupikirkan hanyalah Irene. Sebenarnya teman-temanku sering berkata kalau Irene selingkuh dibelakangku tapi aku tak percaya. Seperti tersambar petir saat aku melihat adegan itu. Cemburu. Marah. Kesal. semua menjadi satu. Aku tak bisa membayangkan dirimu yang jelas menjadi istriku, mendengarku berbicara mengenai yeoja lain, membiarkanku mencari cinta lain tanpa menghiraukan dirinya menyakiti perasaannya sendiri..."terang Taehyung mengeratkan rangkulannya. Raon kembali menangis. Ya, benar. Jika diingat-ingat pernahkah Raon bilang pada Taehyung kalau ia tak suka jika dirinya mendekati maupun berkencan dengan yeoja lain? Jawabannya adalah tidak. Raon tak pernah protes akan hal itu. Ia hanya menikmati hidupnya. Yang penting , ia bisa melihat Taehyung tertawa bahagia itulah yang harapkan. Tak peduli seberapa sakit, seberapa perih melihat Taehyung lebih bahagia dengan orang lain. 

"Geunde... kali ini aku tak ingin mengulangi kesalahan..."ujar Taehyung. 

"Raon-ah.." ia membawa Raon duduk berlawanan sembari saling menatap dan menggenggam tangan erat Taehyung berucap,

"Saranghae nae anae.."dan langsung ia kecup singkat bibir plum milik Raon itu. 

"Neomu neomu neomu saranghae Raon-ah"ujarnya sekali lagi . 

"Jinjja saranghae"ia memeluk Raon dan mengucapkan hal itu lagi. Saranghae.Saranghae.Saranghae. 

"Gomawo....... Tae... nado saranghae"balas Raon.Ia menenggelamkan wajahnya pada ceruk leher Taehyung. Taehyung merasakan nafas Raon yang tak teratur itu ia tersenyum. Dan ia berbicara pada dirinya sendiri untuk menjaga dan selalu mencintai istrinya. Raon. 



END





Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 28, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

내 사람 my person Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang