E X G I R L F R I E N D [1]

432 79 180
                                    

dedicated to zofiey bcs tomorrow is her sweet 17th birthday<3


Sunday, April 26th 2015


Louis menatap pantulan dirinya di cermin sekali lagi—memastikan tidak ada yang kurang dari penampilannya. Setelah itu, ia meraih kunci mobil miliknya dan melangkah keluar dari rumah pribadi miliknya yang sudah ia tinggali beberapa hari belakangan ini.

Mobil Louis mendarat mulus di halaman depan sebuah warnet. Ya... begitulah kegiatan favorit Louis untuk menghabiskan waktu di hari Minggu. Pergi ke warnet, lalu beradu game Osu! seharian bersama pengunjung warnet lainnya. Bisa saja, sih, Louis beradu Osu! secara online di rumahnya, apalagi di rumahnya tersedia wi-fi pribadi. Tapi, tidak tahu kenapa, ia lebih suka bermain di warnet.

Biar greget, pikir Louis.

Tepat ketika Louis mendaratkan bokongnya di sebuah bangku yang berhadapan dengan komputer, bersamaan dengan itulah ia mendengar isakan tangis seorang perempuan dari sampingnya.

Awalnya, Louis mengabaikan suara tangisan perempuan itu dan mencoba fokus pada game yang ada di hadapannya. Tapi lama-kelamaan, isakan tangis perempuan itu makin menjadi-jadi, makin bergairah, dan semakin di depan.

Merasa imannya mulai goyah, akhirnya Louis menekan tombol pause, kemudian beralih menatap perempuan yang ada di sampingnya. Perempuan itu sama sekali tidak menghidupkan komputernya, melainkan hanya menangis dengan keras sambil menenggelamkan wajahnya di atas keyboard.

"Woy!" Teriak Louis sambil menggoyangkan bahu perempuan tersebut dari samping. "Kalo nangis jangan disini! Gue nggak khusyuk main game-nya."

Perempuan tersebut mengangkat sedikit wajahnya agar bisa menghapus air matanya yang sudah berlinang sampai tumpah-tumpah. Ia mengambil tisu di saku celananya, lalu digunakan tisu tersebut sebagai tempat untuk pembuangan cairan kental berwarna hijau dari hidungnya.

Louis memasang wajah ngeri saat mendengar suara yang amat tak sedap untuk didengar yang berasal dari perempuan di sampingnya.

"Lo jorok banget, sih!" Gerutu Louis, masih menatap perempuan itu dengan tatapan jijik.

Perempuan itu memasukkan tisu bekas ingusnya ke dalam BH-nya. "Maa...—Louis?"

"Nancy?"

Perempuan tersebut—Nancy, namanya—terkejut ketika mendapati seseorang yang menjadi alasan mengapa ia menangis kini berada di sampingnya. Sementara Louis terkejut sekaligus merasa jijik yang tak terkira melihat Nancy—mantan pacarnya.

"Ternyata... ternyata kamu masih berkunjung kesini, di warnet ini, tempat dimana kita pertama kali bertemu? Oh, Ya Tuhan! Ak—"

Louis mengangkat tangan kanannya ke udara, menginstruksikan Nancy untuk menutup mulutnya. Ia memberi sorot datar kepada Nancy, sementara kedua bola mata Nancy yang sembab itu berbinar-binar melihat Louis.

"I can't believe it!" Nancy menjerit kesenangan dengan lantang, lalu menutup mulut menggunakan kedua tangannya. "Aku yakin, pasti kamu dateng kesini karena mau mengenang masa-masa dimana kita saling beradu Osu!, kan? Kamu pasti kangen sama aku, kan? Oh, atau kamu sengaja dateng kesini biar bisa ketemu sama aku, trus kamu mau ngajak aku balikan. Iya, kan?"  

"Hih, sapa juga yang mau balikan sama cewek jorok kayak lo!" Cibir Louis dengan nada sinis. "Gue aja khilaf macarin lo."

Nancy mengulas senyum terharu sambil memegang dadanya. "Ya ampun, Louis... kamu so sweet banget, sih! Berarti, kamu masih inget dong waktu kamu nembak aku?"  

Spontan Louis mengalihkan pandangannya ke Nancy yang kini tersenyum genit padanya. Louis menghela napas kasar, lalu ia beranjak berdiri dari kursinya, hendak melangkah pergi. Ia tidak ingin hari Minggunya ini terusik hanya karena bertemu dengan mantan pacar yang paling jorok nomor satu itu.

"Kamu mau kemana, honey bunny sweety?" Nancy mencegat pergelangan tangan Louis.

"Gue mau pergi. Males ketemu mantan pacar." Jawab Louis dengan ketus. Semakin ia berusaha menyingkirkan cegatan tangan Nancy, semakin menjadi-jadi Nancy mencengkram tangan Louis.

"Aku nggak mau kamu pergi. Aku nggak mau kehilangan kamu. Aku rela melakukan apapun biar bisa balikan sama kamu, Louis. Katakan! Katakan apa yang bisa membuat kamu menerima aku untuk jadi pacar kamu lagi?"

Dan saat itulah Louis berhasil melepaskan tangannya dari cengkraman Nancy. Sebelum membalikkan tubuh untuk pergi, Louis sempat berkata, "lo mau balikan lagi sama gue?"

Nancy mengukir senyum paling lebar dan mengangguk-angguk penuh semangat.

"Pergi ke laut sana!"

Louis memutar tumitnya, lalu melangkahkan kaki keluar dari warnet.


≫≫≫ 

mantan pacar pertama

EXGIRLFRIEND » louis tWhere stories live. Discover now