Prolog

134 6 6
                                    

Hari ini jalanan cukup ramai ya... itu yang kupikirkan. Melihat jalanan kota yang cukup ramai membuatku sedikit berdesakan dengan pejalan kaki lain. Hari ini aku pulang akan cukup larut. Setelah memulangkan DVD yang kupinjam di toko aku baru akan pulang.

Disisi tempatku berjalan adalah toko toko yang biasa buka malam malam. Dari toko pakaian sampai restoran ada disini. Pinggir jalan untuk pejalan kaki disini cukup lebar tetapi tetap saja sempit bagiku yang telah beberapa kali telah menabrak orang lain. Tinggi badanku cukup membuatku dapat melihat ke depan, untuk mengetahui dimana letakku dan melihat ada dimana agar tak tersesat.

Sesekali aku merasakan ada yang melihatku dengan senyuman mereka, sayangnya yang tersenyum itu mba mba yang genit. Itu bukan tipeku. Aku ini mempunyai tipe orang yang kusuka ya seperti orang kaya, untuk itu aku harus terlihat ganteng dan mapan agar dapat mencuri hati para wanita kaya. Itu... demi hidup.

Aku pun hendak untuk menyebrang di zebra cross, sebelum itu aku melihat tanda untuk menyebrang yang masih merah. Tadi sempat berwarna hijau jadi mungkin akan cukup lama menunggunya. Aku sadari mulai banyak yang menunggu sama sepertiku ingin menyebrang. Tanpa sadar ada yang menyentuh lenganku dengan lembut penuh hati hati, rasa dari kulit dingin entah siapa membuatku kaget. Mendadak aku pun melihat ke asal dari tangan yang memenyentuhku.

PLOP!

Suara gelembung membisikku. Kulihat asal tangan itu. Seorang gadis dengan pipi yang terlihat memerah. Matanya melotot melihatku. Siapa? Aku tidak kenal. Tapi... gadis ini cantik, hebaat aku tak tahu ada gadis yang terasa anggun disini.

"A...ada apa ya?"

"Huh? Uumm... hehe".

Gadis itu hanya tersenyum menunjuk giginya dan menatapku dengan lembut. Terlihat... seperti gadis lainnya yang mengejarku. Sepertinya ia menyukaiku. tapi ini berbeda... matanya seperti telah diambil alih sesuatu. Pipinya memerah dan Nampak malu malu karena aku balas melihatnya.

Orang aneh... gadis aneh lainnya. Bagiku tak aneh ada yang mencintaiku seperti itu. Sudah biasa kok, aku tahu kok banyak yang menyukaiku. tanpa memedulikan gadis itu aku melihat tanda menyebrang menghijau tanda untuk berjalan. Aku pun menyebrang menjauhinya.

Tanpa memedulikan suara langkah kaki yang mengikutiku aku tetap jalan sampai ke sebrang jalan, dan masih fokus terhadap tujuanku. Penasaran apa yang akan dilakukan gadis aneh tadi, aku pun berbalik. AAAARRGHH! Dia ada di belakangku. Tiba tiba saja! Tunggu... aku tak tahu dia akan membuntutiku. Siaaal... aku bertemu gadis aneeh!

"Aa...aku suka kamu!"

"Haah? Aku tak mengerti maksudmu jadi aku pamit, aku ini sibuk!"

Tanpa basa basi aku cepat cepat pergi dari sana. tetapi cukup susah karena banyak orang disini, tubuhku terlalu besar untuk menyelip dengan sempurna seperti yang biasa gadis lakukan. Masa aku harus menubruk orang lain? Aku pun tetap mencoba berjalan, tetapi benaar! Gadis itu pasti masih membuntutiku karena gampang sekali mengikutiku.

Ada apa dengan sikapnya? Dia ini orang aneh, gadis aneh. Lebih baik aku tak berurusan dengan orang aneh ini. Cepat cepat aku mencoba pergi dari sana. tapi sepertinya percuma! Dia tetap mengikutiku. Aku pun berbalik kembali untuk melihatnya. Ini mulai menjengkelkan.

"Ada apa?" Dengan agak kesal aku mencoba tersenyum sebisaku, "Ada yang bisa saya bantu?"

"Ya!" Cepat sekali jawabnya! "A..aku... saat ini... ja-jatuh cinta! Pada-"

PLUP!!

Suara gelembung pecah kembali terdengar apa itu? Aku tak melihat ada gelembung. Tetapi aku bisa mendengarnya. Walau susah karena banyak sekali orang disini... yasudahlah tak perlu memikirkan sesuatu yang sepele. Mungkin hanya imajinasiku saja.

Sekarang masalahnya gadis itu berhenti berbicara dengan mulut terbukanya. Pipi merah meronanya hilang. Tatapannya terlihat kaget. Ia pun menutup mulutnya dan menunduk.

"Kau saat ini jatuh cinta pada?" Aku mencoba mengatakan apa yang barusan ia katakan untuk meminta penjelasan. Tetapi dia diam saja. Apa?

Aku pun mencoba mendekati wajahku dengannya yang sedikit menunduk. Gadis ini bisa dibilang cukup pendek. Wajahnya tak dapat aku lihat. Seketika ia pun mengangkat kepalanya melihatkan wajahnya itu. Kini ekspresinya berubah. Tadi seakan berekpresi 'aku suka kamu!' kini... rasanya ia berkata 'iiiih! Jijiiik!'. Dengan kerutan di dahinya! Ya... aku tahu tatapan itu.

Matanya terlihat sedang marah. Alisnya mengerut. Bibirnya terbuka sambil memperlihatkan bahwa dia menggigit giginya sendiri tanda marah. Tangannya dikepal. Barusan kau menyukaiku, sekarang terasa... ngajak berantem. Dia pun mengangkat tangannya. Refleks aku melihat tangannya itu. Apa yang ia lakukan?

PLAAAK!!

TOUCH! LOVE!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang