Dikeramaian dunia malam dari pertokoan mulai mengaung pada bulan purnama tinggi di atas kepala. Bulan yang jelek. Kenapa semuanya bilang kalau bulan itu indah? Padahal permukaannya saja berkawah bolong bolong. Tak ada bagusnya.
Dengan jalan cepat mengikuti arus keramaian aku cukup tertekan. Apa memang biasanya seramai ini? Apa ada acara festival? Aku ingin pulang secepatnya... kutukan ibu ibu tukang sihir ditambah lesbian itu! Diaa!! AAAAARRRGHH!
Moodku mala mini mulai memburuk, aku ingin cepat cepat merebahkan tubuhku ke kasur. Kenapa ada kutukan ya? Di jaman canggih sekarang... aku seharusnya tidak mempercayainya. Ini pasti karena tontonanku saat kecil yang tergila gila dengan penyihir.
Dulu aku selalu membawa tongkat berbentuk hati dan mencoba menyihir orang tuaku untuk menjadi lebih baik. Itulah yang kupikirkan... saat kecil. Kurasa itu adalah ingatan yang menakutkan. Masa kecil yang menyedihkan. Tetapi, aku yang dulu selalu tersenyum... berbeda dengan aku remaja saat ini. Sangat drastis...
Kutukan... sihir... sulap... semua itu tak ada. Tak dijelaskan lewat kata kata, atau pun rumus fisika dan biologi. Karena keberadaannya memang misteri. Tetapi... jika ada orang yang mempercayainya... maka dia akan membuat sugesti yang membuat keadaan itu memang ada. Sepertiku yang sepertinya sekarang terkena kutukan. Itu, karena aku percaya kutukan itu ada.
Jadi... kutukan itu... benar bena ada di diriku sekarang... jika aku menyentuh lawan jenisku, aku akan jatuh cinta kepadanya selama 5 menit. Aku tak percaya... aku tak mau percaya. Cinta itu tak ada. Aku sendiri yang melihatnya. Cinta itu tak memang tidak pernah ada.
Jika aku tak percaya... aku bisa mencobanya sendiri? Itulah yang lesbian itu katakan. Aku akan menyukai seseorang... aku akan merasakan jatuh cinta. Cinta... ya? Bagaimana ya rasanya? Apa aku akan bahagia? Hidupku akan berwarna? Rasa setresku akan hilang? Aku akan terus memikirkannya? Eeh! Tu..tunggu! bukan artinya aku menantikannya kan? Apa yang terjadi padaku? Aah... otakku ada yang salah karena terlalu lelah untuk berpikir hah?
Kalau begitu aku tak akan berpikir... tetapi, tetap saja kurasa saat ini aku akan mencobanya. Kutukannya. Baiklah! Aku sudah membulatkan tekadku. Kuharap kutukan yang membawa malapetaka ini... hanya omong kosong belaka.
Aku pun melihat ke sekelilingku. Banyak orang yang berdesakan, baik perempuan maupun pria semuanya berdesakan menulusuri jalan sepertiku. Walau kutahu dari tadi aku dekat dengan lawan jenis tetapi cinta yang ada selama 5 menit itu tak terjadi padaku. Berarti memang bualan saja yang dikatakan ibu ibu itu. Tetapi... kenapa kepalaku bisa sampai sakit? Jika bukan karena kutukan lalu apa?
Aku akan menyukai lawan jenis yang kusentuh selama... 5 menit. Dari perkataan itu, kurasa dapatdikatakan bahwa akan aktif kutukannya selama 5 menit, jika... aku menyentuh lawan jenisku. Tunggu... itu jika aku sentuh mereka, jika mereka yang menyentuhku? Mungkin tak akan terjadi! Jadi... saat berdempetan di siis jalan ini, aku sama sekali taka da niat untuk menyentuh mereka! Begitu? Jadi aku tak akan menyukai mereka? Kalau begitu memang aku tak akan menyentuh mereka!
Tetapi... rasanya penasaraan! Bagaimana rasanya jika aku jatuh cinta? Bagaiamana aktifnya kutukan ini? Rasaya sangat gerah aku ingin mencobanya! Tak ada cara lain! Aku akan mencobanya, sebagai eksperimen untukku sendiri. Jadi... aku akan menyentuh lawan jenis menjijikan itu. Tak ad acara lain!
Aku pun melihat orang orang yang berdesakan di dekatku. Ada banyak lawan jenis... mulai dari... om om!! Tidak! Aku tak mau mencobanya dengan om om!!? Martabatku akan jatuh jika aku jatuh cinta kepada si kolot penjilat gadis remaja seperti mereka! Baiklah cari lawan jenis yang lain saja...
Aah! Aku melihat, ada anak mahasiswa yang cukup tampan bagiku. Tak aneh karena terlihat sekali bahwa dia operasi plastic di wajahnya. Karena tak mungkin ada laki laki yang lebih mulus dibandingkanku! Baiklah... aku akan mencbanya kepadanya.
Aku pun mencoba menyetarakan langkah kakiku dengan orang itu. Tanganku pun berlahan mencoba memegangnya, agak bergetar tanganku saat mendekatinya. Akan berhasil tidak ya? Kutukan itu... yang membuatku jatuh cinta. Jantungku dapat kudengar seketika. Baiklah ini dia! Aku pun dengan cepat memegang bahu mahasiswa itu dibalik kain bajunya. Dengan agak lembut agar tak ketahuan! Baiklah... sekarang... eh? Tak ada yang berubah.
Kutukannya tak teraktifkan? Tak ada yang berubah dari perasaanku. Sama sama jijik ke mereka, tak ada rasa seperti dunia berubah seperti yang dikatakan orang pacaran. Aneh... apa ada yang salah? Aku menyentuhnya lho. Jika aku menyentuhnya aku seharusnya jatuh cinta ek mahasiswa itu selama lima menit. Aku pun hanya melihat mahasiswa itu mulai menjauh dan hilang di kerumunan. Aah... membosankan. Ternyata hanya bualan saja ya kutukan itu.
Aku akan jatuh cinta selama 5 menit saat menyentuh lawan jenisku!!? Yang benar saja!! Ahahaha! Aha... menyentuh. Mungkin ada yang salah, karena aku menyentuh kulit mahasiswa itu dibalik bajunya. Artinya aku menyentuh bajunya... begitu? Menyentuh ya... berarti harus antar kulit... ya. Entah kenapa rasanya aku malu malu, berarti aku akan menyentuh lawan jenisku yang menjijikan seperti mereka? Yang benar saja! Tapi... aku ingin coba...
Tak tahan dengan rasa ingin tahuku aku pun mencari lagi korban untukku sentuh. Aku lihat kanan kiri lagi... eeeww!! Om om itu ada dimana mana ya? Berjenggot lagi! Apa dunia ini penuh dengan om om? Mana sudi aku menyentuh mereka. Kalau begitu... waah! Rasanya aku berada di belakang tembok. Laki laki di depanku terlalu tinggi! Hei... apa dia tak merasakan bahwa penglihatanku ke depan mulai kabur hah!! Tu...tunggu!
Aku pun mencoba mencuri pandang. Ternyata laki laki tower listrik ini adalah cowo tulen seumuran denganku sepertiku. Cukup tampan untuk ketampanan natural. Baiklah... kurasa dia akan menjadi uji cobaku. Tetapi... kulihat pakaiannya... dia memakai jaket lengan panjang dan juga celana sayur panjang. Ditambah dengan kemeja garis haris di dalamnya... kurasa... anak laki ini tau ya, bagaimana cara berpakaian yang bagus. Kalau begini, tak mungkin aku bisa menyentuh kulitnya.
Celahnya hanya lehernya dan lengannya, mana mungkin aku menyentuh wajahnya. Kalau begitu... tak ada hal yang bisa kulewatkan tanpa resiko. Aku akan memegang tangannya saja, dengan lembut dan cepat. Pasti dia tak akan menyadarinya. Kupusatkan tatapanku kepada tangannya yang setenga terkepal itu, dan mencoba untuk menyenthnya.
Tak peru ragu! Baiklah... tanganku agak bergetar saat menyentuhnya. Kurasa perasaanku tak enak lagi. Aaarrgh! Sudah cukup dengan sugesti aku akan menyentuhnya! Lawan jenisku! Satu sentuh lembut!
PLOP!
KAMU SEDANG MEMBACA
TOUCH! LOVE!
Romancehaha... masih ga mau ngasih keterangan... silahkan baca aja