❄5. Rahasia (2)

71 4 8
                                    

Setelah kejadian itu, Felyn memutuskan untuk berdiam diri di kamar. Sementara itu tidak ada lagi percakapan serius antara ketiganya seperti tadi pagi. Mereka hanya bercakap sekedarnya, itupun jika dirasa sangat perlu. Mereka memang seperti melupakan semua hal yang terjadi tadi pagi, tapi sebenarnya ingatan mereka tidak pernah bisa melupakannya.

“Ibu—” panggil Felyn lirih saat melihat ibunya sedang melamun di depan pintu dapur.

“I-iya?” Rechine sedikit kaget, tetapi tetap berusaha ramah dengan kehadiran puterinya yang tiba-tiba seakan sengaja menutupi kecemasannya.

Mata Rechine menerawang. Seperti menerobos masa lalu. Bibirnya terkatup-katup seperti ingin mengatakan sesuatu, tapi terasa tercekal di tenggorokan.
“Aku akan minta maaf pada Ayah.” Felyn beranjak.

Rechine mematung. Sejenak pikirannya kembali ke masa lalu. Saat kedua tangannya menggendong tubuh mungil itu pertama kali, ia merasakan aura yang berbeda dari puterinya. Saat itu ia mulai meyakini bahwa Felyn memiliki kemampuan yang tidak biasa yang semakin lama semakin besar.

Di ruang baca, Criss sedang membaca buku tebal ditemani dengan kopi panas dengan uap putih yang masih mengepul. Sesekali ia menyeruput, kemudian kembali membaca lagi. Ia seperti membaca tapi jelas sekali matanya sama sekali tidak fokus pada buku. Kadang-kadang pandangannya kosong, hingga ia merasa sangat kesal.

Felyn masih mematung di depan pintu. Dari kaca ia bisa melihat ayahnya duduk dengan buku di depannya, tapi ia masih ragu untuk langsung bertatap muka dengan ayahnya.

“Masuklah!” tiba-tiba suara ayahnya menyeru padanya.

Felyn pelan-pelan membuka pintu dengan canggung. Matanya melirik sedikit kemudian segera merunduk saat matanya dan ayahnya bertemu. Ia masih memandang lantai tanpa berani menatap ayahnya. Ia merasa bersalah telah bersikap keras dan egois.

“Duduklah!” ucapan Criss lebih halus. Ia berdiri menarik kursi untuk Felyn. Kemudian kembali ketempat duduknya.
“Maafkan aku ayah,” suara Felyn lebih kecil daripada biasanya.

“Bukan salahmu,” katanya. “Duduklah, ada hal yang ingin ku bicarakan denganmu. Sepertinya kau sudah cukup dewasa untuk tahu semua cerita lama ini.”

Felyn kemudian mendekat dan duduk di hadapan ayahnya yang mulai berwajah serius ini. Sudah lama ia tidak melihat ayahnya seserius ini atau semarah tadi pagi.

“Glowingdors, adalah legenda kota ini. Kau tahu bukan? Tapi itu bukan hanya legenda. Sekolah itu benar-benar ada dan meluluskan ratusan orang pertahunnya.” Criss memulai pembicaraannya dengan santai.

Felyn menyimak dengan baik. Ia sudah tidak terlalu terkejut lagi dengan kebenaran legenda itu. Tadi pagi adalah jawaban tentang semua pertanyaannya. Ia tahu jika orang tuanya mengetahui sesuatu tentang legenda itu.

“Glowingdors adalah sekolah kami.”

“Kami?”

“Ayah dan ibumu. Kami adalah alumni Glowingdors,” Criss memandang Felyn yang sedang menatap dirinya tidak percaya, kemudian mulai bicara lagi. “Ayah dan Ibumu juga pernah mendapat panggilan jiwa, ketika itu kami juga setengah tidak percaya. Tapi ketika sudah melihat semua kebenarannya, tempat itu menjadi dunia baru untuk kami. Glowingdors adalah sekolah luar biasa yang pernah dibangun oleh manusia dengan kekuatan supranatural tinggi. Sekolah terhebat sepanjang sejarah dan kami para siswanya punya peranan besar dalam perkembangan kemampuan di seluruh dunia khususnya di Kota Hilbrey.”
Criss menggeser bukunya menjauh darinya, pertanda ia akan memulai pembicaraan lebih serius. “Mungkin kau sudah dengar jika Glowingdors adalah sekolah yang menampung segala bakat-bakat misterius yang dikenal sebagai kemampuan. Sekolah yang mengutamakan pengembangan bakat alami daripada pengetahuan. Tapi bukan berarti pengetahuan disana sangat minim, Glowingdors bahkan menampung segala pengetahuan dari dunia, mengembangkannya dan mempraktekan. Sehingga Glowingdors menjadi sekolah yang seharusnya ditaraf internasional. Tapi karena letaknya rahasia, sekolah itu tidak pernah dilihat kualitasnya. Walau begitu nama Glowingdors sudah mendunia, terlebih lagi bagi para alumninya. Kami para alumni biasanya saling membantu mendapatkan pekerjaan atau pendidikan lebih tinggi setelah mereka lulus dari Glowingdors.”

“Lalu mengapa ayah menutupi kenyataan itu?” Felyn mulai berucap dengan lebih biasa daripada sebelumnya. Kekakuannya tadi perlahan menghilang.

“Glowingdors berbahaya,” katanya cepat. “Lebih tepatnya kemampuan itu yang berbahaya. Memiliki kemampuan berarti juga harus bersinggungan oleh dunia yang tidak seharusnya diikuti.” Ia mengalihkan pandangannya dari mata Felyn yang mulai mengejar matanya untuk mencari tahu sesuatu lebih dalam lagi.

“Aku masih kurang paham?” Felyn terus mengejar pandangan ayahnya sehingga mata mereka bertemu lagi.
Criss menghela napas panjang. “Menurutmu mengapa Glowingdors berada di Hilbrey?”

Felyn menggeleng.

“Itu karena Hilbrey adalah pusat dari gerbang dimensi. Salah satu dimensi yang pernah kau jumpai adalah dimensi pemanggilan di tanah para peri. Hilbrey adalah tanah keramat, begitulah kata orang-orang berkemampuan. Karena tanah keramat ini banyak terjadi perselisihan. Bahkan pembunuhan sudah menjadi hal umum. Itulah dunia yang ingin kau masuki.”

Felyn menunduk. Ada rasa sesal karena perkataannya tadi pagi. Ia sama sekali tidak tahu tentang Glowingdors, tapi ia mengatakan dengan begitu enteng keinginannya. Tentunya Criss hanyalah orang tua yang tidak ingin puterinya tidak terluka. Sifat egoisnya itu tentu saja menyakiti ayahnya.

“Jika begitu aku akan mengikuti kemauan ayah,” kata Felyn menatap ayahnya.
Criss mengeleng. “Kau sudah dapat panggilan. Itu bukti jika kau memang harus melangkah maju. Lagipula yang telahku lakukan untuk tidak mengubah apapun.”

“Jadi aku harus kesana?” tanya Felyn dengan wajah datar meskipun hatinya bergejolak gembira, ia pandai menutupi ekspresi hatinya.

“Tapi Ayah akan mengajukan persyaratan padamu,” Criss berwajah lebih serius lagi.
“Syarat?”

“Jangan pernah mengikuti kegiatan apapun yang berhubungan tentang organisasi di Glowingdors. Fokus aja dengan pelajaran dan pengembangan bakatmu.”

“Aku mengerti, jadi aku harus jadi siswi bebas?”

“Begitu lebih baik,” kata Criss. Sedikit tidak tega melihat puteri bungsunya menjadi siswi bebas. Siswa-siswi bebas biasanya dibedakan dan dianggap tidak bisa bersosialisasi dengan baik. Selain itu menjadi siswa atau siswi bebas di Glowingdors bisa menjadi penghalang kreatifitas, dan bakat alaminya tidak terlalu berkembang banyak. Di dalam Glowingdors terdapat banyak klub-klub pengembang bakat yang berfungsi mengumpulkan bakat sejenisnya. Itulah mengapa menjadi siswa atau siswi bebas sangat tidak menyenangkan.

***

Glowingdors - Book 1 [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang