The Meeting.

86 7 4
                                    

Dooooor dor dor.....

Bunyi ledakan kembali terdengar hingga larut malam. Sekarang waktunya tidur dan melanjutkan perang di pagi hari.

Seorang dokter cantik yang memiliki mata yang bulat dan berwarna cokelat memasuki rumah yang sudah hancur tetapi masih dapat dipakai.

Dokter tersebut memeriksa apakah ada orang yang terluka atau tidak dan tidak lama terdengar teriakan dari arah samping. Dokter cantik tersebut pergi ke arah sumber suara dan menemukan seorang lelaki yang terluka.

Dokter langsung menuju ke tempat laki-laki tersebut yang meneriakinya tadi dan memeriksa sekujur tubuh lelaki tersebut hingga mendapatkan luka yang sangat parah di kaki.

"Ini butuh waktu yang lama buat sembuh soalnya lukanya terlalu parah". Kata dokter tersebut.

"Tidak papa yang jelas Saya sembuh" jawab lelaki tadi.

Oh jadi namanya Alya, cantik banget. Batin Dimas sambil melihat name-tag dokter tersebut.

"Kamu tidur aja besok gak usah ikut perang, nanti kaki kamu makin parah"

"Siap dokter" jawab lelaki tersebut.
---------
Keesokan paginya, suara riuh telah terdengar dan semua sudah siap untuk melakukan perang.

Alya memasuki rumah kumuh tersebut dan mencari pria tersebut berniat untuk mengobatinya karena telah berjanji untuk merawatnya hingga sembuh.

Alya mendapatkannya duduk di dekat jendela sambil memerhatikan orang yang telah siap perang.

"Jangan sedih gituh"

"Siapa juga yang sedih". Dimas-pria itu membela dirinya sendiri.

"Gimana kaki kamu?"

"Udah baikan, makasih yah"

"Iya sama-sama".

Hari-hari selanjutnya begitu saja. Hingga perang selesai dan mereka kembali ke daerahnya masing-masing.

Hari ini hari perpisahan antara Dimas dan Alya. Dimas mencari Alya hingga akhirnya menemukannya sedang berbicara dengan orang tua. Dimas menunggu Alya hingga selesai berbicara dengan orang tua tersebut dan memanggil Alya.

"Kenapa?"

"Saya udah mau balik"

"Terus?"

"Pinjam hp nya bisa?"

"Untuk? Nyimpen nomor kamu?"

"Tau aja". Jawab Dimas.

"Eh btw gak usah pakai bahasa baku dong"

"Oke" jawab Alya sambil menyerahkan handphonenya ke Dimas.

Dimas mengotak-atik handphone Alya hingga akhirnya mengembalikannya ke sang punya.

"Makasih yah udah ngerawat gue selama ini"

"Sama-sama lagian sudah tugas saya buat ngobatin orang yang sakit" balas Alya.

"Yaudah, saya balik yah. Kalau kangen sms aja". Kata Dimas sambil tersenyum jahil.

"Pe-de". Balas Alya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 31, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MEETINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang