Aku tidak tahu lagi harus bagaimana, ketika mengetahui tunangan dan sahabatku, telah menyembunyikan segala sesuatunya dariku. Siapa sebenarnya dia? Siapa yang telah mengawali terjadinya perselingkuhan itu? Mungkinkah hanya aku seorang yang tidak mengenali siapa Arkha sebenarnya? Apakah lima tahun yang aku lalui bersama dengannya, hanya sekedar sebuah sandiwara? Aku benar-benar tidak mengerti dengan kenyataan yang melilit garis hidupku, realita yang seakan membuat diriku merasa tidak lagi bernyawa.
"Diandra, aku mohon kamu jangan membenciku, karena telah melakukan ini padamu! Aku sangat menyayangimu, bahkan aku menganggap dirimu sudah seperti adikku sendiri. Aku hanya tidak ingin, jika kamu sampai terluka. Bukankah kamu pernah bilang padaku, kalau kamu sangat mencintai Arkha, hingga tidak sanggup hidup tanpanya? Jadi bukan karena keperdulianku pada Arkha, melainkan ketakutan yang seakan mengancamku. Aku tidak bisa membayangkan, kalau dia sampai tega mencampakanmu, hingga kamu akan melakukan sesuatu yang buruk pada dirimu sendiri. Diandra, aku sungguh memohon, agar kamu mau memaafkanku." Mata sembab akibat tangis yang mengalir terlihat sangat jelas pada wajah putihnya.
"Aku memang sangat mencintainya, akan tetapi saat ini cintanya telah terbagi. Rasa yang dulu hanya ada untukku, kini sepertinya bukan lagi menjadi milikku seorang. Siapa sebenarnya gadis itu?! Aku tahu, kamu pasti mengenalnya." Aku menatap sahabatku dengan pandangan mata yang terlihat kabur.
"Dia adalah gadis yang digunakan sebagai bahan taruhan oleh Arkha dan teman-temannya. Seharusnya setelah dia mendapatkan gadis paling cantik di kampus kami itu, dia meninggalkannya. Akan tetapi hubungan itu semakin berlanjut, bahkan kedekatan mereka lebih dari yang bisa kamu bayangkan. Namun itu dulu, ketika Arkha menjadi seorang play boy kampus. Dia jalan dengan begitu banyak gadis selain kekasihnya tersebut. Kemudian wanita itu juga mengkhianati Arkha dengan berselingkuh dengan anak band kampus kami." Vivi menceritakan semua yang diketahuinya tentang Arkha.
"Play boy?! Dia jalan dengan banyak gadis?!" Kesadaranku seperti sudah berada di ujung kepala, hingga hampir melayang terbang. "Vivi, kenapa kamu mengenalkan laki-laki seperti itu padaku?!" Aku meratapi sesuatu yang telah berlalu.
"Mengenalkanmu?" Kening Vivi berkerut. "Coba kamu ingat-ingat lagi saat itu!" Ia mengusap pipinya yang basah. "Seingatku, aku tidak pernah sekali pun mengenalkanmu dengan Arkha. Bukankah waktu itu kita sedang berada di sebuah cafe di dekat taman kota? Arkha yang tiba-tiba muncul di tempat itu, lantas memperkenalkan dirinya sendiri padamu. Kemudian untuk selanjutnya, aku sama sekali tidak mengetahui, jika kalian sedang pacaran. Apa kamu pernah bercerita padaku tentang kedekatanmu dan Arkha? Tidak, kan? Jika bukan aku sendiri yang telah memergoki kalian berciuman kala itu, mungkin kamu dan Arkha akan terus menyembunyikan hubungan kalian dariku." Vivi terlihat kesal.
"Tapi Arkha sendiri yang bilang padaku, kalau kamu sengaja mengatur pertemuanku dengannya. Kamu ingin melihat aku menjalin hubungan dengannya." Aku mengerutkan kening, ketika berusaha memahami kebohongan yang selama ini sengaja diciptakan oleh tunanganku.
"Dia bilang seperti itu? Diandra, bahkan secuil ide untuk menyatukan kalian saat itu, tidak sedikit pun terlintas di benakku. Kamu tahu kenapa?" Vivi bertanya kepadaku dan aku hanya bisa menggeleng. "Karena aku telah mengenalnya, dia bukan laki-laki yang baik untukmu. Ya, aku akui kedekatanku dengannya, tetapi aku tidak akan membiarkan gadis sebaik kamu menjadi mangsa buaya rakus seperti dia." Vivi terlihat sangat kesal.
"Kenapa kamu tidak segera memberitahuku mengenai dia, setelah kamu tahu kami pacaran pada waktu itu? Hubungan kami belum terlalu jauh seperti sekarang ini. Mungkin juga aku akan meninggalkannya, setelah tahu tentang dia yang sebenarnya." Aku seperti sedang mencari kebenaran yang selama ini tidak kuketahui. Aku juga mencoba menelaah, bahwa selama lima tahun aku telah mencintai orang yang salah.
KAMU SEDANG MEMBACA
SALAH
RomanceIni adalah kisahku, di mana perinsip atas dasar cinta, kesetiaan, dan kejujuran sedang diuji. Tetapi aku yakin jodoh tidak akan pernah lari menjauh, tidak perlu dikejar, tidak perlu dicari, bahkan jodoh akan ada di dekat kita pada waktu yang tidak t...