Happy reading guys❤
"Percayalah, malam akan berganti pagi. Begitu juga kesedihanmu yang akan berubah menjadi kebahagian"
__________________________________
"Ndah.... Kalinda! Aku keluar bentar mau antar berkas yang di minta Bu Indah."
"Apa sih, iya buruan. Jangan lama-lama."
Perempuan itu meninggalkan Kalinda yang sedang sibuk mencapur larutan kimia. Ia berjalan menuju ruangan Bu Indah. Koridor yang sunyi. Tidak ada orang yang berlalu-lalang
Saat sedang dia adakan Lomba Kimia antar provinsi dimana sekolah kalinda dan Aresha juga ikut berpartisipasi dalam lomba ini. Dan ditunjuk lah Kalinda dan Aresha
Setibanya diruangan Bu Indah. Aresha memberikan beberapa lembar kertas yang sedari-tadi di bawahnya. Bu Indah membaca kata demi kata yang tertulis di lembaran kertas hasil pengamatan.
"Laporan kali sudah bagus. Ibu harap untuk seterusnya lebih baik lagi."
Perempuan itu tersenyum mendengar pujian yang di berikan untuknya. Hatinya tidak sabar memberitaukan hal ini kepada sahabatnya. Kalinda akan sangat senang.
"Baik Bu, untuk ke depannya saya dan Kalinda akan berusaha yang terbaik," Ia tersenyum memamerkan gigi putihnya.
"Kalau begitu saya permisi, Bu." pamitnya dengan sopan. Dengan hati yang gembira, ia berjalan menuju Laboratorium.
Tiba-tiba terdengar suara ledakan yang sangat kuat dari laboratorium.
Aresha berlari sekencang-kencangnya menuju laboratorium. Jantungnya berdetak kencang, Sesuatu yang buruk akan terjadi.
Kalinda
Setibanya di laboratorium, masih dengan nafas terenga-engah dilihatnya, orang-orang berhamburan keluar dari laboratorium.
Ia celingak-celinguk mencarin sahabatnya tapi, tidak dapat menemukan sosok Kalinda. Perempuan itu seakan hilang.
"Aresha" suara lemah milik Kalinda. Perempua itu terduduk disudut jendela, keadaannya sangat kacau. Jas putihnya kini dihiasa darah.
"Kalinda, jangan takut aku bakalan tolongin kamu," Aresha menemukan sosok Kalinda. Ia segera berlari menghampiri Kalinda. Namun, tangannya terlebih dahulu di cekal oleh seseorang.
Kalinda menangis ditempatnya, Tidak ada lagi yang bisa ia lakukan saat ini.
"KALINDA KELUAR DARI SANA!! PAK LEPASIN TANGAN SAYA!!" teriak Aresha histeris. Wajahnya memucat, air mata terus menetes membasahi pipinya yang mulus.
"KALINDA AWAS!!"
Kalinda menatap nanar bolok yang akan jatuh menimpahnya.
Aresha terbangun. Napasnya terengah-engah, keringat dingin memenuhi pelipisnya.
Cuma mimpi?-batinnya
Aresha meremas selimutnya dengan erat. Cairan bening mengailir dengan mulus dipipinya. 'Maaf' hanya itu yang keluar dari bibir mungilnya. Kini jam menunjukan pukul 03.23 AM.
Adelina yang melihat lampu kamar putrinya masih menyala, Ia tau. Bahwa putrinya sedang bermimpi, mimpi yang amat menyedihkan.
Dengan langkah pelan ia menghampiri Aresha, lalu memeluknya dengan penuh kasih sayang. Seakan dengan pelukan itu bisa mengurangi sedikit pilu yang putrinya rasakan.
"Kamu mimpi buruk lagi, sayang?" tanya Adelina lembut, sambil mengelus kepala Aresha.
Gadis itu menangis dibalik pelukan Adelina. Pundaknya berguncang, Ia tidak biasa menahan kesedian yang dirasakannya saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let Me Love You
Teen Fiction"Kenapa lo, selalu ada di dekat gue?" ketus Aresha kepada laki-laki di hadapannya. Ia bingung dengan situasi saat ini. "Gue cuma merasa bahwa lo, harus di lindungi" Deg. Tubuhnya seperti Tersengat listrik. Aliran darahnya berdesir hebat, detak jan...