Hampir di setiap hari aku selalu nge chat si Niko duluan. Aku tuh berharap banget dia yang mau nge greet aku duluan. Beberapa temen aku banyak yang bilang tentang dia lalu diceritakan ke aku.
Katanya sih pas di tempat les bimbingan belajar Niko itu nanya - nanya tentang aku.
Terus juga pernah waktu aku kerumah Laras , karena Niko sama Laras tetanggaan , akhirnya aku bisa melihat Niko yang baru saja turun dari angkot sehabis pulang sekolah.
"Eh lo Zya kan ya?" Tanya Niko.
"Iya ini gue hehe! Hai!" Kataku.
"Hai juga , gue masuk dulu ya!" Jawabnya.
"Iyaa!" Jawabku sambil senyum.
Kata Laras sih pas aku pulang dari rumahnya , Laras ke Warung sebelah rumahnya disuruh bundanya membeli telur.
Lalu Niko datang ke Warung untuk jajan dan menyapa Laras.
"Lar , Zya udah pulang? Kok nggak keliatan?" Tanya Niko ke Laras.
"Yah barusan pulang tuh! Kenapa? Nyariin ya?ciee ciee!"kata Laras.
"Apa banget dah nanya doang, udah minggir gue pengen beli chitato!" Kata Niko yang mengusir si Laras.
Ugh rasanya aku seneng banget deh denger kata - kata mereka hehehe.
Tapi tetap aja aku duluan yang selalu chat sama dia , huh bete! Aku rasanya udah nggak sanggup pengen frontal langsung ke dia , tapi aku kan cewek , masa cewek duluan kan nggak lucu.
"Nik" sapa aku.
"Iyoo?" Jawabnya.
"Gue BOSEN!" Kataku.
"Nonton TV aja siapa tau nggak bosen?" Kata Niko.
"Nggak mau males." Kataku.
"Terus gimana dong?" Jawabnya.
"Snapchat an aja yuk! Mau nggak?" Kataku.
"Leh deh mumpung gue baik nih." Jawabnya.
Akhirnya sampai 2 jam an aku snapchat an sama dia , dia lucu banget kadang bales snapchat pake efek gitu , terus suaranya di mainin gitu hehe.
Pernah sih sekali aku frontal sama dia pas lagi free call an.
"Ehm , Nik lo disekolah lagi deket sama cewek nggak?" Kataku.
"Ada kok." Jawabnya.
"Ahhh serius? Siapa emang?" Tanyaku rasanya hati siap di blender.
"Satu sekolah , pasti lu nggak kenal , dia bukan anak famous gitu." Jawabnya.
Aku cuman bisa diem selama 3 menit an kalo nggak salah , dan dia cuman halo halo di free call. Karena aku merasa disini saja aku suka sama dia , makanya aku langsung tekan tombol merah telepon dan mengakhiri.
Sekitar 2 menit an aku nangis sambil meluk guling , sampai sekarang aja masih mikir "ngapain gue tangisin"
Tiba - tiba ada free call masuk dari Niko. Yaudah aku angkat aja , jarang juga dia yang free call duluan.
"Apa?" Kataku yang sedang bad mood tingkat planet Mars.
"Kok di matiin?" Tanya Niko.
*aku cuman diem dan males ngomong*
"Kenapa sih? Gue ada salah ya? Maaf ya" Kata dia.
"Nggak kok nggak ada salah." Jawabku.
"Sekarang gue mau nanya nih tentang lu! Boleh kan?" Kata Niko.
"Boleh." Jawabku.
"Kalau lo lagi suka sama siapa?" Kata Niko.
"Sama anak kelas 9 juga." Jawabku.
"Terus dia nya juga sama lu?" Kata Niko.
"Nggak tau deh dia suka apa nggak!" Kataku.
"Udah pernah nanya langsung?" Kata Niko.
"Belum , mau nanya tapi malu , risih aja cewek yang nanya duluan." Jawabku.
"Tanya aja daripada lo bimbang. Satu sekolah sama dia?" Katanya.
"Nggak beda sekolah , dia di sekolah di jalan blahblahblah" kataku.
"Hmm,, lo suka sama gue?" Tanya Niko pede banget.
*aku kaget banget dan nggak bisa ngomong lagi , sempah kaget!!!*
"Kalau lu suka sama gue , maaf ya kayaknya gue kurang buat lu." Kata Ivan.
"Kok diem sih? Eh gue baru bisa kunci gitar lagu ini nih *sensor lagu*" Kata Niko.
Dia pun nyanyi sambil main gitarnya. Aku bukannya senang malah cuman nangis dan menjauhi handphone takut kedengeran si Niko.
Aku kira dia bilang begitu karena ingin jujur soal perasaan , iya sih jujur soal perasaan yang menyakitkan.
"Zy udah tidur ya? Kok nggak ngomong? Yaudah good night." Kata Niko.
Aku cuman bisa nangis dan nggak tahu mesti gimana lagi. Pusing x penat.
Di keesokan harinya salah satu sekolah SMP Jakarta mengadakan closing cup nya.
Seperti biasanya aku datang bersama teman - teman. Tiba - tiba Niko juga datang sama temen - temannya.
Yang aku suka saat musik mulai terdengar , aku menoleh sedikit ke arah Niko. Ternyata dia dari tadi ngeliat in aku dari atas sampai bawah.
Dan kebetulan aku sama teman - teman juga suka saling kenal sama anak sekolah lain.
Temen aku malah mendatangi temen - temen Niko , otomatis aku juga ikut kesana.
Pas teman - teman ku saling mengobrol , aku cuman diem dan menyapa beberapa yang kukenal saja.
Keliatan nya sih Niko , kayak nunggu aku sapa gitu. Tapi aku males ah banyak orang juga.
"Shtt zy!" Panggil Niko suaranya pelan.
Aku cuman kasih senyuman saja , terus tiba - tiba dia narik tangan aku.
"Duh ngapa sih!" Kataku sok marah padahal seneng.
"Maafin gue dong!" Kata Niko.
"Iyaaaaa!" Jawabku.
"Kita jadi best friend aja ya , sorry belum bisa lebih." Kata Niko.
"Kapan lebihnya? Capek nih!" Kataku yang frontal abis.
"Nanti ya kalo udah takdir!" Kata Niko.
"Lama!" Kataku.
Akhirnya aku langsung dipanggil sama temen ku karena harus bergegas pulang. Tapi rasanya lega juga ya kalau frontal.
Hmm kapan ya bisa menjadi lebihnya untuk Niko? Aku cuman bisa sabar sabar dan sabar nungguin.
YOU ARE READING
Junior high and i love you
Fiksi RemajaSazya yang duduk di bangku sekolah menengah pertama ini mengalami manis pahitnya rok biru. Di masa rok birunya sazya merasakan manisnya jatuh cinta , persahabatan , susahnya mata pelajaran , dan lainnya.