1. Personafikasi

877 81 1
                                    

Hidup sebagai manusia selama 16 tahun hidupku sangatlah biasa saja. Aku tidak bisa dibilang mempunyai kehidupan sempurna.

Kedua orang tuaku telah lama berpisah. Aku adalah anak bungsu dari 3 bersaudara, dan satu-satunya anak perempuan. Aku bukanlah gadis tercantik maupun sempurna. Tubuhku penuh bekas luka yang aku lupa di sebabkan karena apa karena sudah terlalu sering kali aku terluka.

Aku bukanlah orang yang sangat pintar, maupun orang yang begitu suka olahraga. Nilai sekolahku selalu naik turun. Aku hidup biasa-biasa saja dan aku tak berharap lebih dari apa pun karena aku bahagia atas apa yang telah ada.

Namun, semuanya berubah sejak di hari itu. 13 oktober 2016, hari dimana aku bertemu sesosok arwah dan hari dimana kehidupanku terbalik 180 derajat.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"hah! Kamu bercanda?! Personifikasi Indonesia sudah lama mati! Aku melihatnya dengan mata kepalaku sendiri, aku yang merasakan dirinya yang menghilang dari pelukanku saat itu. Jangan bercanda nona!" ujar Netherland yang langsung berdiri dari kursinya.

"aku tidak meminta Anda untuk percaya pada saya, Koninkrijk der NETHERLAND! Jika anda tidak percaya juga bukan urusan saya. Anda pikir saya mau menjadi seperti sekarang ini?" ujar Nesia naik pitam membuat para Nation-tan terdiam.

"maaf, aku kelepasan. Haa~ jadi, apa alasan kalian mengundang saya ke sini?" ujar Nesia langsung bersikap biasa seakan hal tadi tidak terjadi.

"ekhem, Amerika kamu bisa menjelaskannya, bukan? Nona Anda bisa duduk di antara Rusia dan Cina." ujar German sambil menatap Amerika.

"Hahaha, Hero yang mengundang kamu. Kami mengadakan rapat ini untuk mengatasi segala permasalahan di dunia." ujar Amerika tersenyum bangga entah karena apa.

"Terus, apa yang kalian bahas?" tanya Nesia to the point.

"Hahaha, kamu terlalu serius nona. Vee~ kami membahas tentang krisis ekonomi vee~" ujar Italia sambil tersenyum ke arah Nesia.

"terus? Apakah kalian sudah mendapatkan Penyelesaian dalam masalah ini?"

"vee~ kalau itu, Doitsu~"

"kami belum mendapatkannya. Tapi kami mempunyai beberapa usulan." ujar German sambil menatap serius Nesia, dan semua negara langsung mengantensikan pandangan mereka pada Nesia.

"Anda adalah salah satu negara adidaya, dan tidak terkena dampak krisis ekonomi serta anda juga mempunyai SDA yang begitu kaya. Kami meminta Anda agar bisa membantu kami dalam masalah ini, apakah anda bersedia Republik of Indonesia?"

"apa untungnya bagiku?"

"kami akan pastikan anda mendapatkan hal itu."

Menutup kedua matanya, Nesia berpikir sambil mengetuk meja dengan jari telunjuknya. Semua orang dengan tenang dan hhc (harap-harap cemas) menatap Nesia.

"berikan aku waktu seminggu untuk berpikir. Itu keputusanku." ujar Nesia langsung membuka matanya dan memperlihatkan tatapan matanya yang kosong namun tajam bagaikan elang.

"baiklah, kami mengerti. Rapat hari ini selesai." ujar German menutup kegiatan World Meeting.


Selesai rapat, beberapa negara langsung pergi namun ada beberapa yang tetap tinggal termaksud Nesia.

"ada apa tuan cina? Mengapa dari tadi anda menatap saya?" tanya Nesia langsung menatap cina yang sejak tadi melihat ke arahnya.

"Apakah kamu benar-benar Indonesia, aru?" tanya cina dengan tatapan yang campur aduk.

Beberapa negara yang mendengarnya, bersikap biasa saja namun memasang telinga untuk mendengarkan jawaban dari Nesia.

"Apakah anda tidak percaya dengan saya?"

"maaf, aru. Hanya saja jika aku perhatikan lebih baik, wajahmu mirip-"

"Kirana bukan?"

Mendengar hal itu, negara yang mengetahui siapa yang dimaksud Nesia kaget.

"ba-bagaimana ka-kamu tahu aru? Dan bagaimana bisa kamu tahu tentang Kirana. Di-dia hiks, su-sudah mati hiks,"

"Tentu saja aku tahu tentang dia, karena dia sendiri,... Yang datang ke padaku." jawab Nesia mengejutkan beberapa Negara.

Berdiri dari kursinya, Nesia merapikan barang-barangnya. Setelah itu dia menatap cina sambil tersenyum simpul membuat wajah cantiknya tampak lebih cantik.

"dia menginginkan anda agar tak terus menerus bersedih memikirkan dia. Dia menyayangi anda, maaf saya permisi dulu. Tuan cina." ujar Nesia sambil Melangkahkan kakinya keluar ruangan.

Sedangkan cina terdiam di tempatnya, meresap setiap ucapan yang keluar dari bibir Nesia.

"Siapa, siapa sebenarnya kamu Aru?"

Berjalan cepat keluar dari gedung World Meeting Nesia dapat merasakan dirinya di ikuti seseorang.

"keluarlah."

"kamu memang pintar membuat kejutan da~" ujar seorang pria tinggi bersurai pirang ke perakan keluar dari tempat persembunyiannya.

Netra violetnya menatap gadis di depannya intens, membuat yang di tatap menjadi gugup.

"apa maksudmu?"

Berjalan semakin ke depan, pria itu terus berjalan ke arah Nesia. Sedangkan Nesia terus mundur ke belakang hingga dia terjebak di dinding dan kedua tangan pria itu. Menundukkan badannya, hingga membuat kepalanya berada di samping kepala sang gadis. Napas yang keluar dari pria itu membuat Nesia geli, merinding dan deg dekan.

"apa maumu Ivan Braginsky?!"

Memainkan anak rambut sang gadis, Ivan atau personifikasi dari Beruang merah itu berbisik lirih di telinga sang gadis hingga membuat pipinya merona. Setelah itu dia pergi meninggalkannya menjauh dari Nesia sampai tidak terlihat dalam pandangan.

Menggenggam tangannya kuat, Nesia menatap Ivan jengkel dan kesal.

"cih,"

Pergi dari tempat itu, Nesia harus cepat sebelum dia akan terlambat. Tanpa menyadari, ada 6 pasang mata memandang kesal kejadian tadi Nesia dan Rusia.

"sial!"

TBC.







Aku Nesia! [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang