2.

826 80 9
                                    

"Kenapa, kenapa bulu kudukku merinding ya?" ujar seorang gadis sambil mengusap tengkuknya.

Memakai kaos hitam, jaket Abu-abu dan celana training gadis itu terus Melangkahkan kakinya menuju ke puncak candi borobudur. Sampai dia kaget, dia berteriak namun tak ada suara yang keluar. Di depannya dia melihat sesosok gadis atau roh melayang dengan pakaian kerajaan.

Tersenyum manis, roh itu mendekatkan dirinya ke arah gadis di depannya yang terdiam karena tak dapat bergerak dari tempatnya. Sampai di samping kepalanya gadis itu, roh itu membisikkan sesuatu sehingga membuat gadis itu pingsan.

"aku menemukanmu, diriku."

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Berjalan masuk di istana kemerdekaan, Nesia berjalan cepat. Membuka dengan paksa pintu ruangan kerja orang no 1 di negara Indonesia itu.

"apa maksud anda dengan ini semua" ujarnya murka sambil menyerahkan sebuah dokumen namun tetap berwajah datar pada orang di depannya yang sedang menyelesaikan semua dokumen.

"apa maksudmu Nesia?" tanya Presiden sambil melepaskan kaca mata bacanya.

"baca,"

Membaca dokumen yang di bawa Nesia, pria itu tersenyum tipis kembali memandang Nesia.

"ini untuk kepentingan negara kita juga." ujarnya penuh wibawa membuat Nesia kesal.

"untuk negara kita? Jangan bercanda bapak Presiden. Negara kita telah sejahtera, tidak perlu adanya ini lagi. Utang kita sama si Amrik dan negara lain telah lunas. Semua tempat di seluruh Indonesia telah mendapatkan listrik, pendidikan, pembangunan, dll secara merata. Apa lagi?" tanya Nesia kesal sambil mengembungkan pipinya sebal.

"ha~ Nesia Personafikasi dari Negara Kesatuan Republik Indonesia apa kamu berpikir apa yang akan terjadi di tahun tahun selanjutnya pada kita? Kamu tahu bahwa kita adalah negara adidaya dan satu-satunya negara yang tidak terkena dampak krisis ekonomi, ditambah lagi SDA kita yang melimpah dan kaya, serta negara kita yang merupakan jalur perdagangan dunia. Apa kamu berpikir tidak ada negara yang iri pada kita?" ujar Presiden sambil berjalan menuju Nesia yang terdiam.

" Mungkin di tahun-tahun selanjutnya kita akan di serang negara lain dan akan dijajah seperti dulu. Walaupun pertahanan kita sangat kuat, tapi bagaimana jika kita mendapatkan serangan lebih dari satu negara?" ujarnya sambil membelai kepala Nesia yang tertunduk mencerna setiap perkataan dari orang no 1 itu yang benar apa katanya.

"aku mengerti, baiklah aku permisi. " ujar Nesia sambil berlalu pergi keluar.

Sampai di rumahnya, dia segera menuju ke dalam kamarnya dan menenggelamkan kepalanya di bantal yang empuk. Setelah itu dia duduk di kasurnya sambil mengambil dokumen yang tadi dia berikan pada presiden di dalam tasnya. Membaca dengan cermat setia profil seseorang atau profil dari personifikasi dari beberapa negara yang dekat dengan Indonesia.

"kamu kenapa Nes?" ujar seorang wanita namun tidak terlihat dimanapun.

"ha~ aku lelah dengan semua ini, Kirana." ujarnya sambil menatap langit-langit kamarnya.

Menembus dinding, roh seorang gadis berpakaian kerajaan jawa itu menuju ke arah Nesia dan duduk di sampingnya. Menepuk nepuk pahanya isarat agar Nesia tidur di pahanya, dan dilakukan Nesia. Kirana mengusap kepala Nesia penuh kasih sayang membuat Nesia terbuai.

"Mengapa kamu memilih aku, Kirana?"

"aku tidak bisa menjawabnya, maaf."

"hm."

Aku Nesia! [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang