Langkah demi selangkah aku menghampiri lelaki itu , aku menghampirinya dan menepuk pundak sebelah kiri lelaki aneh itu.
"Hai?" sapaku padanya.
Dia hanya menoleh dan tersenyum bungkam tanpa satu katapun keluar dari bibir indahnya.
Terasa seperti dipukul pantat panci dan dilumuri saus sambal, wajahku begitu merah dan malu, dia tak menjawab sapaku dan hanya membalas senyum aneh itu!
"Baik, aku akan pergi." ucapku padanya.
"sangat menyebalkan!! sok kegantengan !! tapi emang ganteng sih. Emmm Sombong !!"
itu semua yang aku fikir kan tentang pria aneh itu. Saat aku berbalik badan ingin pergi dari pantai itu, tiba- tiba lelaki itu menjawab sapaku walaupun hanya sekedar
"Hai."
Spontan saja aku membalikkan lagi badanku. Dia tersenyum dan berdiri di hadapanku.
"OMG ganteng banget sih!! apalagi kalau dari deket ... " Batinku dalam hati.
"Mau pulang?" tanya pria itu.
"Iya lah, kenapa? Mau antar?" Jawabku.Dia pun hanya menjawab dengan tersenyum. tanpa ada kata Iya atau Tidak .
Namun, senyuman itu aku artikan sebagai jawaban Iya."Ayo" sahutku sambil menarik tanganya .
Aku dan dia pulang dengan berjalan kaki, karena rumahku tidak terlalu jauh dari pantai. tapi aku tidak tahu, dimana rumah lelaki itu.
Di perjalanan, kami sama sekali tak saling berbicara. Benar benar membosankan.Namun ketika telah tiba didepan pagar rumahku, dia berkata "sudah sampai" tetap dengan senyumanya.
"terimakasih" jawabku.
Lagi lagi dia hanya membalas dengan senyuman dan langsung pergi meninggalkan aku didepan pagar rumah.
"Ops!! aku lupa tanya nama."
"Eh Eh Heh!! Kamu!!" Teriakku sambil mengejar lelaki itu.
Dia hanya menoleh dengan menatap wajahku dengan penuh kebingungan .
" Nama kamu siapa ? Aku Nay" Salamku sambil mengulurkan tangan ku kehadapan lelaki itu ."Senja." jawabnya.
Dia langsung pergi, dan aku sangat bingung."senja? namanya senja ? Aku suka senja? dan dia adalah senja ?"
.......................
YOU ARE READING
senja
Non-FictionSenja itu hanya terdiam memandang pantai indah dengan tenang ... bukan khayalan namun perasaan yang mengatakan , senja kala itu memang awal dan akhir pertemuan.