Chapter 1 : I wont give a love letters for my parents!!

12 2 0
                                    

Kami pun tiba di depan gerbang sekolah. Karis begitu senang saat memasuki sekolah, berbeda dengan ku, "aku benci sekolah disini.." itu yang setiap ku katakan didalam benak ku.

Aku bersekolah disini karna ikut ibu. Saat itu aku pikir sekolah disini akan lebih baik, ternyata lebih buruk.

"Ohayo!," teriak Karis saat memasuki kelas 2-E, dan duduk di bangku barisan ke 3 dari depan.

Yang ku lakukan hanya duduk di sebelah kanan kursinya dengan wajah tidak senang.

"Yakumo kenapa sih? Hari ini jarang sekali tersenyum. Apa ada masalah? Cerita aja~," ucap Karis merayu.

"Ah.. tidak ada, aku baik-baik saja," setelah mendengar perkataan Karis, yang bisa kulakukan hanya tersenyum palsu.

"Bener??,"

"Iya..,"

"Yasudahh, lain kali kalau ada apa-apa cerita aja ya?," ujar Karis dengan senyum manis nya.

"Ha'i ha'i..," keluh ku singkat.

Aku ini tipe orang yang suka menyembunyikan kepribadian. Aku tidak ingin melihat orang disekitar ku khawatir akan diriku.
.
.
.
Bel berbunyi menandakan waktu istirahat, seluruh murid pun keluar dari kelas nya untuk pergi ke kantin, begitu pun Karis.

"Ck.. lagi-lagi aku ditinggal... mereka itu maunya apa sih?.. sedikit pun tidak peduli pada ku...," gumamku kesal.

Karna merasa bosan, aku pun pergi keluar kelas dan bertemu dengan 3 teman basket ku yang mendapatkan sekolah pagi, Tane Flow(3-D), Dai Subomi(3-B), dan Fati Kisara(2-A). Mereka sedang shooting dengan serunya di lapangan sekolah sehingga membuatku tertarik untuk berjalan ke arah mereka dan ingin bermain basket bersama mereka.

"Eh, tu ada Ai!," Seru Kisara yang sedang mendapat giliran shooting.

Berbeda dari mereka, aku selalu memberikan senyuman pada mereka, karena hanya mereka di sekolah yang selalu membuatku terhibur. Yahh.. itu pun masih belum 100% untuk membuatku bahagia.

Kisara melemparkan bola basket kearah ku. Lalu tanpa berpikir panjang aku langsung melakukan lay up dari kiri, dan bola basket itu masuk ke ring dengan lancar.

"Weish.. kau hebat juga ternyata. Aku paling sulit bila melakukan lay up kiri, tapi kau selalu bisa melakukanya," ucap Tane memuji ku.

"Haha, yang seperti itu belum bisa dibilang hebat, lagi pula itu hanya keberuntungan. Yang kita incar kan bukan kehebatan dalam memasukan bola basket dalam ring, tapi step nya yang baik dan benar,"

"Setuju," singkat Subomi.

"Sip, aku akan selalu latihan untuk mendapatkan step yang baik dan benar seperti kata mu!,"

"Bagus," kataku menujukan jempol.

"Hei, main sama laki-laki nya yuk! Kita main setengah lapang, bagaimana?," usul Kisara.

"Ayo! Siapa takut!," ucap Tane menyetujui pendapat Kisara, begitu juga Subomi.

Kami pun berempat memanggil para laki-laki basket untuk di ajak bermain, dan kami pun bermain basket dengan seru nya sampai keringat pun mengguyur tubuh kami sedikit demi sedikit.
.
.
.
.
Bel berbunyi menandakan jam istirahat sudah selesai. Dan para murid masuk kedalam kelas nya masing-masing.

"Yakumo! Tadi seru gak main basket nya?," ucap Karis sembari memakan snack yang dibelinya dari kantin.

"Ya pastilah!,"

"Nanti kapan-kapan aku akan ikut kalian deh!," ujar Karis dengan wajah senang.

"Yosh!,"

Tidak lama kemudian, guru datang memasuki kelas 2-E membuat seluruh isi ruangan hening.

"Berdiri! Memberi hormat!," Seru Marry ketua kelas.

"Selamat sore bu!!," Hormat seluruh murid di kelas.

"Selamat sore. Salahkan duduk," balas bu Lin.

Semuanya duduk di bangku masing-masing.

"Minggu kemarin, kita membahas tentang orang yang selalu di dekat kita ya?," tanya bu Lin.

"Iya bu, tapi belum dilanjutin," balas Marry.

"Ohh kalau gitu kita lanjutkan sekarang. Kita mulai dari orangtua,"

Semua murid di kelas membuka buku nya, sedangkan aku tidak. Yang kulakukan hanya diam sambil menutup mata kanan ku menggunakan tangan.

Sial.. aku benci pembahasaan kali ini! ,batin ku kesal. Bagai mana mau tidak kesal? Kedua orangtua ku berpisah, itu berarti mereka tidak menyayangi ku, kalau memang mereka masih menyayangi ku.. seharusnya mereka tidak berpisah. Aku.. benci orangtua ku... ,batin ku.

"Berhubung dengan itu semua, kalian harus membuat surat untuk kedua orangtua kalian bahwa kalian sayang pada mereka. Sekaligus untuk tugas, nanti suratnya di kasih ke orangtua dan diberi tanda tangan," jelas bu Lin.

Aku terkejut setelah mendengarnya, tidak...tidak! Aku tidak akan menulis surat untuk mereka!! ,batin ku kesal, sangat kesal.

Aku langsung berdiri membuat semua orang di kelas ku mengarahkan mata nya pada ku.

"Yakumo?," tanya Karis heran.

Aku mengretakan gigi kesal, lalu segera mengemasi tas ku dan keluar dari kelas.

"Yakumo?!?," teriak bu Lin mengejar ku.

"Maaf bu..! Aku ada urusan mendadak..!," balas ku sambil berlari lebih cepat sehingga bu Lin tidak bisa mengejar ku.

"Yakumo...," gumam bu Lin berhenti mengejar membuat nafas nya tidak beraturan.

Aku pergi pulang menggunakan bis kota yang kebetulan lewat menuju kediaman nenek dan kakek ku yang lumayan jauh dari sekolah.

____________________________________
-To be continue-
____________________________________
Yo minna! Kojiro desu!
Chapter 1 done with 756 words! Yeay!

Life is StrangeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang